"Indikasi kesehatan mental adalah ketenangan/ketenteraman. Dengan zikrullah, hati manusia akan menjadi tenang. Zikir yang dimaksud di sini bukan sebatas ucapan, tapi juga perbuatan."
Oleh. Keni Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kesehatan mental bagi manusia adalah hal penting, sebab jiwa yang tidak sehat akan mengganggu produktivitas. Banyak manusia hari ini mengalami masalah mental, tapi sedikit sekali yang tertangani dengan baik. Islam sebagai sebuah mabda, mampu menyelesaikan berbagai macam masalah anak Adam, termasuk perkara kesehatan mental. Semangat inilah yang melandasi NarasiPost.Com mengadakan sebuah acara fenomenal bertajuk Bincang Mesra (11/1/23). Tema yang diangkat adalah "Solusi Islam Mengatasi Problem Kesehatan Mental". Acara ini diselenggarakan via Zoom dan live streaming YouTube di akun Narasipost Media.
NarasiPost.Com selalu berusaha menghadirkan beragam acara menarik dengan bahasan nyentrik. Semua dikemas membahana, mengangkat isu-isu kekinian yang kita butuhkan. Salah satunya adalah bincang mesra ini. Yang membuat event kali ini semakin spesial adalah posisi moderator diambil alih langsung oleh Mom Andrea selaku Pemred sekaligus Founder NarasiPost.Com. Bukan tanpa maksud, Mom Andrea sengaja membersamai sahabat tercinta yang menjadi bintang acara pada malam hari ini. Beliau adalah Ustazah Siti Nafidah Anshory, seorang aktivis dakwah senior yang juga terjun di bidang literasi. Ini bukan kali pertama beliau menjadi narasumber di event NP.
Acara dibuka oleh moderator dengan spektakuler, diikuti tilawah yang dibacakan oleh salah satu admin NarasiPost.Com, yaitu Dia Dwi Arista. Tidak berlama-lama, Ustazah Nafidah memulai pembahasan tentang kondisi hari ini. Betapa banyak sekali orang yang mengalami masalah kehatan mental. Gangguan mental didefinisikan dengan sebuah kondisi ketika seseorang terganggu jiwanya. Ini mengakibatkan produktivitas hidupnya terganggu juga. Indonesia adalah negara urutan ketiga (dari 21) yang melaporkan adanya gangguan mental pada rentang usia 15-24 tahun (Survei Unicef dan Gallup 2021). Tentu, faktanya jauh lebih banyak dari yang tercatat.
Penyebab Masalah Mental
Adapun gangguan mental pada seseorang, terjadi karena dipengaruhi banyak faktor. Ada penyebab internal seperti gen dan pengalaman hidup. Ada pula penyebab eksternal seperti keluarga, lingkungan, bahkan negara. Semua berkelindan dalam lilitan sistem hidup hari ini, yaitu sistem kapitalisme. Urbanisasi dan industrialisasi mengantarkan banyak manusia dari berbagai usia mengalami masalah mental.
Ustazah Nafidah juga menjelaskan penyakit mental beragam tingkatannya, dari yang paling ringan sampai yang kompleks. Kapitalisme melahirkan banyak stressor (pemicu depresi), sebab ia mencabut nilai akhlak, kemanusiaan, dan rohani. Tiga nilai ini bertransformasi menjadi nilai materi saja. Inilah konsekuensi ketika manusia hidup jauh dari aturan Allah Swt., sebagaimana difirmankan dalam QS. Thaha ayat 124, "Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit."
Tidak Hanya Sabar
Bagaimana Islam mampu menyelesaikan masalah kesehatan mental yang hari ini sangat kompleks? Islam hadir dalam hidup manusia tidak hanya mengobati penyakit, tapi juga mencegahnya. Kita butuh penerapan sistem Islam di segala lini, baik di bidang ekonomi, politik, sosial, pendidikan, hukum, media, dan lain-lain. Ini akan mencegah manusia mengalami gangguan mental, sebab pemicu stres minim.
Dalam sistem pendidikan Islam, peserta didik ditanamkan akidah yang kuat. Ini akan mampu mencetak individu yang bervisi hidup jelas. Ia adalah hamba Allah, hidup untuk menggapai rida Allah. Islam membentuk pola pikir dan pola sikap seseorang menjadi khas. Lahirlah individu produktif, visioner, dan memimpin. Akidah yang lurus mampu menjadi fondasi imun seseorang. Ujian yang menerpa hanyalah sebatas ujian, ia meyakini konsep qadla-qadar, kehidupan kekal di akhirat, dan mengamalkan kunci-kunci kebahagiaan hakiki. Ia bersyukur saat mendapat nikmat, lalu bersabar saat diuji. Alih-alih julid, akidah Islam melahirkan masyarakat produktif dalam melakukan amar makruf nahi munkar.
Acara dilanjutkan dengan diskusi yang hangat. Mom Andrea mempersilakan para peserta bertanya baik melalui lisan maupun tulisan. Bahasan kesehatan mental sangat menarik, sehingga banyak peserta terpantik. Ada tujuh orang penanya yang berhasil menyalurkan tanda mendapat jawaban langsung dari Ustazah Nafidah Al-Anshory. Bahkan, Mom Andrea selaku moderator seolah tak mau kehilangan kesempatan emas. Beliau ikut melontarkan dua pertanyaan pada kesempatan kali ini.
Kunci Kesehatan Mental Adalah Takwa
Di akhir, Ustazah Nafidah memberi pernyataan penutup dengan membaca QS. Ar-Ra'd ayat 28.
"… (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
Indikasi kesehatan mental adalah ketenangan/ketenteraman. Dengan zikrullah, hati manusia akan menjadi tenang. Zikir yang dimaksud di sini bukan sebatas ucapan, tapi juga perbuatan. Manusia harus berjalan sesuai syariat dalam melakukan aktivitas. Sebab syariat akan melahirkan rahmat yang kemudian akan menghiasi fisik dan psikis manusia. Manusia harus mengupayakannya dengan meraih ilmu dan takwa. Kunci mewujudkan kesehatan mental adalah dengan takwa.
Acara diakiri dengan pembacaan doa yang syahdu oleh Renita (tim redaksi NP) alias Rere. Atas izin Allah, Bincang Mesra (11/1/22), berlangsung lancar selama dua jam setengah. Mudah-mudahan diskusi kali ini menambah cakrawala berpikir kita semua dan menambah semangat kita untuk terus meningkatkan iman, takwa, dan taat. Salah satunya hikmahnya adalah demi melestarikan kesehatan mental kita semua. Terimakasih banyak NP, sukses selalu. Ditunggu event menarik berikutnya! NarasiPost.Com, "Cerdas dalam literasi media, bijak menangkap peristiwa kunci."[]
Photo : Koleksi pribadi
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayagkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com