Orang yang mencekik lehernya maka ia akan mencekiknya pada hari kiamat, dan orang yang menusuk dirinya maka ia akan menusuknya di neraka. (HR. Bukhari)
Oleh. Irma Sari Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Don't try suicide
Nobody's worth it
Don't try suicide
Nobody cares
Don't try suicide|
You're just gonna hate it
Don't try suicide
Nobody gives a damn
(Queen)
Hai, Guys! Bagaimana kabar kamu? Semoga sehat dan selalu dalam lindungan Allah Swt. Bicara tentang sehat, kamu pernah dengar istilah mental health enggak? Istilah ini berkaitan dengan kesehatan kejiwaan. Permasalahn kesehatan mental ini enggak hanya dialami di negara kita saja lo, tapi juga di seluruh dunia. Korbannya juga dari berbagai kalangan enggak terkecuali anak muda.
Mirisnya, selang sehari setelah diperingati Hari Kesehatan Mental Dunia tanggal 10 Oktober lalu, kasus bunuh diri yang menimpa mahasiswa terjadi dua hari berturut-turut. Kasus pertama menimpa N (20) seorang mahasiswa Unnes yang diduga melompat dari lantai 4 Mal Paragon Semarang. Ia meninggalkan sepucuk surat yang menyatakan sudah tidak sanggup menjalani hidup. Hari berikutnya seorang mahasiswa ditemukan tewas di rumah kos Bulusan, Tembalang, Kota Semarang. Ia juga diduga bunuh diri karena meninggalkan beberapa surat (Detik.com, 13 Oktober 2023). Duh, sedih banget enggak sih?
Kasus demi kasus bunuh diri di negara kita semakin banyak lo, Guys. Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri mengungkap data 971 kasus bunuh diri dari bulan Januari-September 2023. Daerah paling banyak kasus bunuh dirinya adalah Jawa Tengah yaitu 356 kasus (Katadata.co.id, 18/10/2023). Astagfirullah. Miris banget, ya. Kok bisa sih banyak banget orang yang bunuh diri? Separah itukah kondisi mental health masyarakat kita?
Kenapa Memilih Bunuh Diri?
Guys, kamu merasa enggak sih kalau tekanan dan beban hidup masyarakat dan termasuk kita saat ini makin berat? Biaya hidup makin mahal sementara penghasilan enggak cukup. Cari kerja pun enggak mudah. Belum lagi bagi orang yang terjerat gaya hidup elite tapi ekonomi sulit. Tambah melilit deh.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Emotional Health for Al Foundation (EHFA), Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan ada tiga hal yang menjadi faktor penyebab seseorang bunuh diri, yaitu masalah keluarga, keuangan, dan kesepian. Tiga masalah ini semakin subur di era kehidupan kapitalisme sekuler. Keluarga yang diharapkan menjadi tempat ternyaman bagi anggotanya untuk bercengkerama, saat ini banyak yang enggak berfungsi. Orang tua berangkat kerja pagi-pagi dan pulang menjelang malam. Jangankan bisa kumpul untuk ngobrol atau hang out bareng, bertemu saja mungkin jarang. Akhirnya lingkungan keluarga terasa asing dan kering.
Wajar dong, kalau akhirnya anak-anak lebih suka curhat dan hang out bareng bestie dibandingkan dengan orang tua sendiri. Pun para orang tua lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman kantornya. Masalahnya bagaimana dengan orang yang bertipe introver, kurang gaul dan lebih suka menutup diri? Tersiksa banget pastinya. Mau curhat, enggak punya teman, akhirnya merasa lonely dan masalah ditelan sendiri. Kalau sudah enggak tahan, bunuh diri dianggap sebagai solusi.
Guys, sistem sekularisme yang sudah menghujam kuat kehidupan kita membentuk individu-individu yang semakin jauh dari Sang Pencipta. Agama hanya sebagai identitas dan peran Allah Swt. sebagai pencipta dan pengatur dinihilkan. Kesannya, segala persoalan hidup yang dialami manusia enggak bisa diselesaikan oleh aturan agama. Ya iyalah, karena aturan agama enggak pernah diberi kesempatan untuk menjadi problem solver. Selama ini aturan yang berlaku untuk mengatur kehidupan manusia adalah aturan manusia itu sendiri. Karena manusia adalah makhluk yang punya keterbatasan, akhirnya ia sendiri enggak bisa membuat aturan paripurna yang bisa menjangkau semua kebutuhan manusia.
Apalagi peran negara dalam sistem kapitalisme pun benar-benar mandul. Alhasil, kita dipaksa untuk strugle, berjibaku memenuhi kebutuhannya sendiri. Mulai dari kebutuhan primer sampai tersier, dari urusan perut sampai beli kuota, harus ditanggung sendiri. Benar enggak?
Keinginan bunuh diri juga bisa datang dari pengaruh media lo, Guys. Apalagi di zaman serba digital seperti sekarang media sosial mudah banget diakses. Sempat viral seseorang yang menayangkan tindakan bunuh diri secara live, mulai dari persiapan hingga ia menggantung dirinya diperlihatkan dengan detil. Ini bahaya banget karena bisa mendorong orang lain melakukan hal yang sama. Dalam ilmu psikologi dikenal dengan istilah copycat. Ada juga yang terpengaruh dari lagu. Konon lagu “Gloomy Sunday” yang hit di tahun 1930-an dituding sebagai penyebab maraknya bunuh diri di Inggris. Akhirnya BBC melarang pemutaran lagu tersebut dari tahun 1941-2022. Lagu Jepang “Shoujurei” juga diduga sebagai lagu tentang bunuh diri. Hati-hati ya, Guys!
Don't Try Suicide!
Guys, sepahit dan seberat apa pun masalah yang sedang dihadapi, jangan pernah berpikir atau mencoba untuk bunuh diri. It's not worth it! Hidup kamu terlalu berharga untuk ditukar dengan kematian yang jalannya dilarang oleh agama. Allah Swt. melarang manusia untuk membunuh dirinya, bahkan Allah mengancam akan memasukkan ke dalam neraka jahanam. Larangan bunuh diri disampaikan dalam surah An-Nisa ayat 29-30 yang artinya:
“Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda,
"Orang yang mencekik lehernya maka ia akan mencekiknya pada hari kiamat, dan orang yang menusuk dirinya maka ia akan menusuknya di neraka." (HR. Bukhari)
Tetapi, bagaimana, ya, supaya kita dijauhkan dari keinginan bunuh diri? Mungkin beberapa hal ini bisa membantu:
1.Sabar
Bicara sabar sih gampang, menjalankannya, lo, yang susah! Oke, chill, enggak usah ngegas juga dong. Perintah untuk bersabar kepada seseorang yang ditimpa kesulitan adalah dari Allah Swt. Ujian yang melanda pun dari Allah Swt. Allah Swt. memberikan pujian dan janji keberuntungan jika hamba-Nya bersabar dan bertakwa dalam melewati ujian, seperti dalam surah Ali Imran ayat 200:
"Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."
2. Yakin dengan pertolongan Allah
Guys, jangan malu untuk mengakui kalau kita butuh pertolongan orang lain. Ceritakan kepada orang yang amanah dan dianggap mampu menyelesaikan masalah kita. Bestie kita misalnya. Kalaupun dia belum bisa membantu, minimal berterima kasihlah karena sudah bersedia menjadi "tempat sampah" yang menampung keluh kesah kita. Rasanya lega 'kan kalau sudah cerita?
Tetapi, yang paling penting adalah mengadulah kepada Allah Swt. dan yakin dengan pertolongan-Nya. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 214:
"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, ‘Kapankah datang pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."
3.Berkumpul dengan sahabat takwa.
Biar kita enggak merasa sendirian menanggung beban hidup, perbanyak circle pertemanan yang memberi vibes positif. Ikut kajian keislaman supaya kita semakin dekat dengan Allah dan menambah keimanan. Insyaallah kita akan selalu berpikir positif dan enggak merasa menjadi orang paling malang di dunia.
4. Perbanyak zikir dan doa
Perbanyak zikir agar kita selalu ingat kepada Allah dan berdoa agar kita dijauhkan dari godaan setan.
So, Guys, don't try suicide. Bunuh diri adalah perbuatan haram dan bisa menghantarkan masuk neraka. Lebih baik manfaatkan waktu kita untuk menuntut ilmu dan melakukan hal bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Wallahu a'lambishawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Betul banget, Guys, hidup kita itu sangat berharga. Jangan sampai bunuh diri jadi pilihan, saat masih banyak pilihan yang lainnya. Semua ujian hidup akan mampu dilewati dengan bekal iman dalam dada kita.
Mirisnya lihat generasi muda saat ini yang gersang dari keimanan. Ini butuh banget peran semua pihak, dari keluarga, masyarakat, dan negara. Lebih utama adalah diri sendiri
Related gak sih dg fenomena gen strobery? Generasi yg mentalnya rapuh. Dikit mental health, butuh healing?
Betul.....hidup sangatlah ber harga. Banyak bersyukur, dan mencari solusi atas segala masalah yang terjadi. Karena mati bukanlah akhir dari segalanya.
Walaupun banyak tekanan dlm hidup, jangan sampai bunuh diri. Tanpa bunuh diri pun, suatu hari kematian akan menghampiri. Sebelum kematian datang, lebih baik isi hidup ini dgn sesuatu yg berarti.
Ngaji yuk guys, biar mental kita kuat karena kita paham hakikat kenapa kita diciptakan, hanya untuk beribadah kepada Allah, itu saja. Biar kita ga mudah terpapar mental illness yang bikin putus asa..
Kuy!
Mirisnya bunuh diri sebagai solusi mengakhiri masalah.
Mesti back to agama yang wajib untuk membentengi tingkah laku agar tak salah arah. STOP bunuh diri, ack to Islam kaffah solusi tuntas segala masalah
Setuju
Ada pengaruh tontonan juga. Kayak drakor itu kan ada konsep reinkarnasi, jadi bundir seolah tidak apa2 karena nanti bisa reinkarnasi. Padahal bunuh diri itu haram dalam Islam.
Benar banget mbak. Media berperan besar. Game, tontonan, lagu. Ngeri banget
Maraknya kasus bunuh diri karena penerapan sistem kapitalisme sekuler. Karena bikin kepala mumet dengan kondisi ekonomi yang makin menghimpit rakyat. Apalagi kalau mengikuti gaya hidup hedon, makin runyam. Ditambah jauh dari agama, klop sudah. Tak hanya kuatkan iman individu, namun juga butuh solusi dari sisi negara. Yaitu penerapan Islam secara menyeluruh (kaffah) yang akan meminimalisasi kasus tersebut.