Mahasiswa Mengakhiri Hidup, Harapan Bangsa Kian Redup

Mahasiswa Mengakhiri Hidup Harapan bangsa Kian redup

Fenomena maraknya kasus bunuh diri pada mahasiswa disebabkan tidak adanya pedoman untuk membentengi diri agar tidak merusak mental.

Oleh. Ica Mujahidillah
(Kontributor Narasiliterasi.id & Pegiat Literasi Sabulakoa)

Narasiliterasi.id-Beberapa waktu belakangan ini, Jawapos.com, melansir tentang maraknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa. Kejadian bunuh diri ini terjadi di UGM, UNDIP, dan UDINUS. Penyebab bunuh dirinya pun beragam, mulai dari perundungan, persoalan asmara, utang pinjol hingga tekanan dalam proses belajar di kampus. (17/8/2024)

Mahasiswa Bunuh Diri, Kecacatan Sistem Pendidikan

Lantaran bukan hanya sekali terjadi, tampaknya ada yang cacat pada sistem pendidikan hari ini. Banyaknya penyebab yang ada juga menandakan bahwa rumit atau kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh para mahasiswa.

Semua itu bermuara dari sistem pendidikan sekuler yang memisahkan nilai-nilai agama dari sistem pendidikan. Sistem pendidikan hari ini gagal melahirkan generasi yang tangguh, baik dari segi spiritual maupun mental yang kuat. Tentu problem ini tidak hanya persoalan akademis, tetapi juga mencakup banyak hal dalam sistem kehidupan. Di mana, sistem kehidupan hari ini gagal mengatasi berbagai problem.

Pendidikan hari ini hanya fokus pada pencapaian nilai akademis semata, tetapi abai dalam pembentukan karakter dan moral. Nilai-nilai agama yang dapat memberikan solusi kehidupan, justru dikesampingkan.

Mahasiswa Rapuh, Penerus Bangsa Lumpuh

Fenomena maraknya kasus bunuh diri pada mahasiswa disebabkan tidak adanya pedoman untuk membentengi diri agar tidak merusak mental. Hal ini didukung pula adanya sistem kehidupan di mana banyaknya tuntutan kehidupan yang terlalu tinggi. Tentunya hal ini bukan hanya masalah pribadi, tetapi sistem pendidikan hari ini menggambarkan rusaknya sistem pendidikan sekuler.

Mahasiswa yang seyogianya menjadi generasi penerus bangsa yang tenggelam dalam lautan ilmu dan takwa, justru mengalami depresi, mudah putus asa, dan menderita kesehatan mental. Demikianlah sistem pendidikan sekuler yang memandang bahwa tujuan dari kehidupan hanya untuk mengejar materi dan status sosial, di mana agama tidak lagi menjadi standar kehidupan.

Islam Membentuk Generasi Tangguh

Berbeda dengan sistem Islam yang memiliki pendidikan akidah yang kokoh karena berbasis akidah Islam. Di mana, Islam tidak hanya sekadar mendidik otak, tetapi juga menenangkan hati dan jiwa. Dengan begitu, Islam mampu mencetak generasi muda yang tangguh, berkepribadian Islam, dan mencetak generasi para pejuang.

Contohnya saja, Muhammad al-Fatih yang masih berusia 21 tahun mampu menaklukkan Konstantinopel yang merupakan ibu kota Bizantium pada saat para jenderal agung merasa putus asa. Ada pula Muhammad bin Qasim yang saat itu ditunjuk menjadi panglima perang saat umurnya baru 17 tahun. Beliau memimpin 20.000 pasukan menuju India dan mendudukinya.

Baca: bunuh-diripotret-kegagalan-sistem-pendidikan-sekuler/

Inilah pemuda yang berpengaruh dalam kebangkitan Islam. Tidak hanya itu, masih banyak lagi pemuda-pemuda yang berpengaruh dalam kejayaan Islam. Inilah pentingnya menginstal Islam di dalam diri generasi muda. Mereka memiliki ilmu dan takwa lalu berhasil menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi rakyat dan negara.

Dalam sistem pendidikan Islam, negara bertanggung jawab menyediakan lingkungan dengan memberikan akses pendidikan yang memberikan pola pengembangan akidah dan moral yang sesuai dengan tuntutan Islam. Negara juga bertanggung jawab memberikan jaminan setiap rakyatnya memperoleh pendidikan ilmu dunia dan akhirat dengan seimbang. Dengan demikian, akan terbentuklah generasi yang tangguh, baik dari segi spiritual, intektual, maupun emosional. Semua itu pun diberikan secara gratis.

Rasulullah saw. bersabda dalam hadis riwayat Bukhari : "Imam adalah raa'in atau penggembala dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya."

Sistem pendidikan Islam juga mengarahkan pola pikir mahasiswa sesuai arahan Islam sehingga mempunyai kepribadian Islam. Pendidikan tersebut menanamkan ketakwaan kepada setiap individu dan juga mendidik generasi bahwa tujuan hidup bukan sekadar mengejar materi dan status. Dengan demikian, generasi mampu menghadapi setiap tantangan. Negara akan mendukung penuh ketakwaan melalui kurikulum yang menanamkan akidah yang kokoh, nilai-nilai agama, dan moral.

Selanjutnya, adanya peran besar masyarakat yang mendukung penuh kesehatan mental dan spiritual. Setiap individu masyarakat dianggap bagian dari masyarakat dengan saling menjaga dan memotivasi. Dengan adanya dukungan dan lingkungan yang kondusif, maka masyarakat hingga mahasiswa akan terjaga kesehatan mentalnya.

Khatimah

Kasus bunuh diri pada pelajar dan mahasiswa adalah masalah yang serius karena menyangkut masa depan agama dan bangsa. Problem ini tidak hanya masalah pribadi saja. Faktanya, pendidikan sekuler yang diterapkan hari ini gagal mencetak generasi. Meski pemerintah telah menawarkan berbagai solusi, tetapi sampai saat ini kasus bunuh diri masih terus berlanjut.

Oleh karena itu, Islam hadir menawarkan solusi yang sistematis melalui sistem pendidikan. Islam tidak hanya mendidik intelektual, tetapi juga membentuk kepribadian kuat sesuai arahan Islam. Jadi, penting mengembalikan pendidikan nilai-nilai Islam sehingga mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi memiliki moral, integritas, dan spiritual yang kuat.
Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Ica Mujahidillah Kontributor Narasiliterasi.id & Pegiat Literasi Sabulakoa
Previous
Remisi Napi Tak Membuat Jera
Next
Baik-Baik Saja hanya untuk Penguasa
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram