Sekolah Tanpa Gedung, Potret Miris Pendidikan

sekolah Tanpa gedung potret miris

Tak habis pikir, sekolah negeri semestinya menjadi perhatian negara. Namun, ditemukannya sekolah yang tak memiliki gedung sendiri sungguh memprihatinkan.

Oleh. Astuti Rahayu
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Tak dimungkiri, lancarnya proses KBM (kegiatan belajar mengajar) di tiap sekolah tentu harus didukung fasilitas yang memadai. Seperti ruang kelas yang nyaman, laboratorium, perpustakaan, kantin, ruang kesehatan, fasilitas olahraga, dan tempat ibadah. Namun, jangankan fasilitasnya, komponen dasarnya saja, yaitu gedung masih ada sekolah yang tak memiliki. Sungguh mencengangkan.

Namun, inilah yang terjadi pada puluhan siswa SMP Negeri 60 Kota Bandung di Jalan Cisereuh, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. Siswa terpaksa harus belajar di luar ruangan kelas, yaitu di taman sekolah dan selasar kelas secara bergantian. Kondisi ini jelas menurunkan konsentrasi belajar siswa. Bagaimana bisa demikian?

Sekolah Tanpa Gedung, Memprihatinkan!

Ternyata sejak berdiri tahun 2018 sampai saat ini, SMP Negeri 60 menumpang di SD Negeri Ciburuy. Alasannya, mereka hingga saat ini belum memiliki bangunan atau gedung sendiri. Humas SMP Negeri 60 Bandung Rita Nurbaeni mengatakan sejak 2023 terdapat dua rombel yang belajar di luar kelas karena jumlah ruangan kelas yang terbatas. (detik.com, 27-09-2024)

Tak habis pikir, sekolah negeri semestinya menjadi perhatian negara. Namun, ditemukannya sekolah yang tak memiliki gedung sendiri sungguh memprihatinkan. Separah inikah wajah pendidikan hari ini?

Gedung Sekolah Nihil, Setengah Hati Mengurusi Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu bidang penting dalam menentukan masa depan bangsa. Selain itu, pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok setiap individu rakyat yang wajib dipenuhi. Sayangnya, pemerintah masih setengah hati mengurusi pendidikan anak negeri sehingga masalah dalam dunia pendidikan pun tak kunjung berhenti. Mulai dari polemik PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) hingga pada pelaksanaan proses KBM (kegiatan belajar mengajar) menjadi catatan yang perlu dibenahi.

Akan tetapi, tak semudah itu membenahinya. Hal ini karena sistem kapitalisme telah mengakar di dalam negeri ini. Keberpihakan pada rakyat seketika luntur ketika berhadapan dengan kepentingan materialistis para penguasa. Hal ini makin jelas ketika sekolah berdiri karena kebutuhan rakyat, tetapi negara tidak memfasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Ketersediaan sarana dan prasarana tersebut untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Bukannya negara tak mengalokasikan anggaran untuk pendidikan. Bahkan begitu apiknya anggaran dirancang, tetapi pelaksanaannya penuh kecurigaan. Masih banyak dana yang tak menyentuh ke daerah-daerah. Itu pun makin diperparah dengan salah kelola, bahkan menjadi lahan bagi para koruptor. Karena itu, tak heran jika hari ini dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja, bahkan parah.

Islam Begitu Serius dengan Pendidikan Umatnya

Islam tak main-main dalam memandang ilmu dan pendidikan. Bahkan dalam sebuah hadis dikatakan bahwa:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim." (HR. Ibnu Majah No. 224)

Selain itu, pendidikan dalam sistem Islam merupakan salah satu bidang strategis untuk membangun peradaban yang maju dan mulia. Karena itu, tak heran generasi Islam merupakan generasi unggul yang dapat membawa peradabannya mencapai puncak kegemilangan.

Baca: ilusi-sekolah-gratis-di-alam-kapitalisme/

Saking pentingnya pendidikan maka penguasa dalam sistem Islam betul-betul serius mengurusi kebutuhan rakyatnya terhadap pendidikan. Di sisi lain, pendidikan juga merupakan kebutuhan pokok rakyat yang wajib disediakan oleh negara. Ketika negara abai dan lalai akan hal ini, tentu akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Rasulullah bersabda: “Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari)

Negara mampu memenuhi kebutuhan anggaran karena syarak sudah menetapkan sumber-sumber pendapatan negara sesuai dengan sistem ekonomi Islam. Kekuatan pendanaannya pun dapat maksimal dilakukan karena baitulmal memiliki banyak sumber pendapatan, yaitu berasal dari jizyah, fai, kharaj, ganimah hingga hasil pengelolaan sumber daya alam. Dengan demikian, semua sekolah baik di daerah maupun kota tak akan lagi mengalami kesenjangan, baik dari segi fasilitas sekolah maupun tenaga pendidik.

Dengan demikian, jelas bahwa ketika Islam diterapkan untuk mengatur kehidupan akan banyak kebaikan yang tercipta. Kebaikan tersebut terangkum dalam semua aspek, baik itu dalam dunia pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan, maupun politik. Karena itu, tak ada alasan lagi bagi kita terutama umat muslim untuk mengabaikan penerapan Islam dalam sistem kehidupan. Selain menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan, Islam juga membawa banyak keberkahan bagi seluruh umat manusia.
Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Astuti Rahayu Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Semoga Kita Tidak Ikut Gila
Next
Forgiven, Not Forgotten
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram