Kata Hubung
0
16
Kata hubung penting dipelajari oleh para penulis, sebab ia menjadi unsur penting dalam sebuah tulisan. Artinya setiap kali ada kata atau kalimat dan paragraf yang perlu dihubungkan, maka penggunaan kata hubung menjadi wajib untuk dilakukan.
Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi Narasiliterasi.Com)
Narasiliterasi.id-Kata hubung adalah suatu bentuk kata tugas yang dalam sebuah kalimat memiliki fungsi sebagai penghubung, sehingga memiliki kemampuan untuk menghubungkan atau menggabungkan klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan juga antara paragraf dengan paragraf. Dalam laman Duniadosen.com, kata hubung bisa ditempatkan di tengah kalimat dan bisa juga di awal paragraf dan kalimat. Pada saat digunakan untuk menghubungkan antarklausa, maka ditempatkan di tengah antara satu klausa dengan klausa lain, sedangkan saat menghubungkan kalimat dan paragraf, maka ditempatkan di bagian awal. Kita sharing ilmu terkait teknis penulisan dulu, ya, karena rata-rata naskah teman-teman itu sudah gak diragukan lagi soal isinya. Insyaallah sudah pada oke. Nah, yang paling banyak catatan, atau jatuh penilaiannya saat challenge maupun naskah harian itu di teknis penulisan. Semoga setelah belajar dari apa yang al-fakir share, teman-teman bisa lebih paham.
Kata hubung (konjungsi) dapat dibagi menjadi:
Penting untuk dipahami:
Konjungsi setara (koordinatif) menghubungkan dua bagian yang setara. Berikut yang termasuk konjungsi setara:
Konjungsi setara tidak dapat diletakkan di awal kalimat. Banyak sekali naskah teman-teman yang sering meletakkan konjungsi setara di awal kalimat, khususnya kata DAN, ATAU, TETAPI, PADAHAL.
Contoh: DAN model negara Pakistan dengan konsep negara Islam yang menjadi identitas komunal dan politik nasional. TETAPI tidak dijalankan secara formal. MELAINKAN hanya sebatas substansial sebagaimana umumnya sistem demokrasi. Ini salah!
Perbaikan: Negara Pakistan dengan konsep negara Islam sebagai identitas komunal dan politik nasional tidak dijalankan secara formal, tetapi hanya sebatas substansial sebagaimana sistem demokrasi.
Konjungsi bertingkat (subordinatif) menghubungkan dua bagian yang tidak setara. Satu bagian menjadi induk kalimat, sedangkan yang lain menjadi anak kalimat. Konjungsi bertingkat dapat berada di awal kalimat ketika anak kalimat dipindahkan ke depan induk kalimat. Contoh konjungsi bertingkat: jika, ketika, agar.
Contoh sederhana:
Saya hijrah ketika ibu dan ayah saya bercerai.
Ketika ibu dan ayah bercerai, saya hijrah.
Namun, ada tiga konjungsi bertingkat yang tidak dapat diletakkan di awal kalimat:
Alasannya:
Sehingga 👉🏻 karena sifatnya yang menunjukkan akibat. Sifat itu membuatnya harus diletakkan sesudah sebab.Yaitu/yakni 👉🏻 karena sifatnya yang menunjukkan perincian. Sifat itu membuat kedua kata itu harus diletakkan sesudah apa yang diperinci.
Contoh: Adanya pengarusutamaan pendidikan seksual pada anak bermula karena derasnya kasus seks bebas di kalangan remaja. SEHINGGA hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri khususnya bagi orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Demikian pula adanya faktor lain yang tidak mendukung. YAITU lingkungan toksik, tontonan yang semakin menampilkan hal-hal yang bersifat vulgar dan sangat mudah untuk diakses, kurangnya pengawasan orang tua, dan sebagainya.Perbaikan: Pengarusutamaan pendidikan seksual pada anak bermula saat derasnya kasus seks bebas di kalangan remaja, sehingga menjadi kekhawatiran orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Demikian pula faktor lain yang tidak mendukung, yaitu lingkungan toksik, tontonan vulgar yang sangat mudah untuk diakses, kurangnya pengawasan orang tua, dan sebagainya.
Comprehensive Sexcuality Education (CSE) berupaya mengurangi angka hamil di luar nikah yaitu dengan cara melakukan seks aman, misalnya dengan memakai kondom saat berhubungan, hal ini seperti tercakup pada salah satu komponen ke-2 dalam CSE tentang kesehatan reproduksi dan HIV, yang mana komponen ke-2 tersebut terdapat salah satu poin yaitu cara memakai kondom begitu pun sama dalam upaya mengurangi adanya penyakit menular seksual seperti HIV AIDS yaitu dengan mengetahui cara memakai kondom serta memakainya pada saat melakukan hubungan, hal itu diharapkan dapat menjaga kesehatan reproduksi bagi perempuan sehingga dapat mengurangi penularan penyakit seksual.
Semestinya jika kita mengetahui bahwasanya hamil di luar nikah dan penularan penyakit seksual seperti HIV banyak terjadi disebabkan karena seks bebas maka seharusnya bagaimana cara kita menghindari seks bebas tersebut dan penyebab dari seks bebas itu sendiri, pada faktanya akibat dari salah memandang akar masalah dan kesalahan memahami hakikat naluri, dengan adanya seks aman ini remaja maupun orang dewasa sekalipun diberi kebebasan tanpa batas untuk berhubungan asal suka sama suka, tidak merugikan orang lain, kemudian jika hamil pun mereka bisa mempertanggungjawabkannya dengan melakukan aborsi seperti yang juga terdapat dalam komponen ke-2 mencakup tentang aborsi legal dan aman.
Baca: Kalimat Efektif, Bagaimana Membuatnya?
Comprehensive Sexcuality Education (CSE) berupaya mengurangi angka hamil di luar nikah dengan cara melakukan seks aman melalui penggunaan kondom saat berhubungan. Hal ini tercakup pada salah satu komponen ke-2 CSE tentang kesehatan reproduksi dan HIV bahwa penggunaan kondom adalah upaya untuk mengurangi penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS. Dengan penggunaan kondom juga, diharapkan kesehatan reproduksi perempuan dapat terjaga, sehingga mengurangi penularan penyakit seksual.
Jika kita tahu bahwa hamil di luar nikah dan penularan HIV banyak terjadi karena seks bebas, maka kita harus mencari cara agar terhindar dari seks bebas.
Faktanya, kesalahan dalam memandang akar masalah dan memahami hakikat naluri membuat remaja maupun orang dewasa diberi kebebasan untuk berhubungan, asal suka sama suka dan tidak merugikan orang lain. Jika hamil pun, maka mereka bisa melakukan aborsi. Sebagaimana komponen ke-2 CSE yang menyatakan bahwa aborsi legal dan aman.
1. Sekalipun dan sekali pun ini tergantung konteks kalimatnya.
Contoh:
Dia tidak akan meninggalkan akidahnya sekalipun lehernya dipenggal.
Dia tidak pernah berbuat jahat sekali pun.
2. Kemarin ada yang tanya tentang namun boleh diletakkan di awal kalimat? dan perbedaan kata tetapi dan akan tetapi.
👉🏻Kata namun dan tetapi digunakan untuk menunjukkan pertentangan atau perlawanan.
Dari segi definisi:
Namun adalah konjungsi antarkalimat untuk menyambungkan dengan kalimat sebelumnya. Ia diletakkan di awal kalimat dan diikuti oleh koma. Ini konsep baku, kata namun, yang diikuti oleh tanda koma.
Tetapi adalah konjungsi intrakalimat untuk menyambungkan dua unsur setara di dalam suatu kalimat. Ia diletakkan di tengah kalimat dan didahului oleh koma.
Contoh penggunaan yang tepat:
Muslimah itu wajib memakai khimar (kerudung menutupi dada). Namun, kebanyakan mereka melanggar syariat Islam. ✅
Muslimah itu wajib memakai khimar (kerudung menutupi dada), tetapi kebanyakan mereka melanggar syariat Islam. ✅
Contoh penggunaan yang kurang tepat:
Anak itu sebenarnya pandai. Tetapi, ia malas. ❌
Anak itu sebenarnya pandai, namun malas. ❌
Rumus sederhananya begini:
Namun, ….(Di awal kalimat dan diikuti koma)…, tetapi ….(Di tengah kalimat dan didahului koma)
Perbedaan kata tetapi dan akan tetapi
👉🏻 Tetapi adalah konjungsi intrakalimat.
👉🏻 Akan tetapi adalah konjungsi antarkalimat.
Adapun kata akan tetapi merupakan sinonim atau persamaan dari kata namun. Keduanya diletakkan di awal kalimat dan diikuti koma.
Semoga bermanfaat dan diterapkan dalam naskahnya, ya. Sekian.[]
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com