Qiana, Kakak yang Penuh Kasih Sayang

qiana kakak yang penuh kasih sayang

Qiana As-Shidqiyyah, bukanlah nama sembarangan. “Qiana” berarti berkah, sedangkan “As-Shidqiyyah” adalah doa agar ia tumbuh menjadi anak yang jujur dan penuh iman, sebagaimana sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang dicintai Allah.

Oleh. Vega Rahmatika Fahra, S.H.
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.Id-Malam itu, 31 Mei 2021, adalah salah satu malam paling mendebarkan dalam hidup saya. Proses melahirkan Qiana, buah hati pertama kami, penuh perjuangan. Dua bidan, dua rumah sakit, dan tak terhitung doa yang saya panjatkan kepada Allah Swt. Ketika tangisan pertamanya terdengar, semua rasa sakit itu sirna. Saya menatap wajah mungilnya dan hati saya dipenuhi rasa syukur.

Nama yang kami berikan padanya, Qiana As-Shidqiyyah, bukanlah nama sembarangan. “Qiana” berarti berkah, sedangkan “As-Shidqiyyah” adalah doa agar ia tumbuh menjadi anak yang jujur dan penuh iman, sebagaimana sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang dicintai Allah.

Saya selalu percaya, anak adalah amanah dari Allah Swt. dalam hati, saya berdoa, “Ya Allah, jadikanlah Qiana sebagai anak yang salihah yang menjadi kebanggaan di dunia dan akhirat.”

Perjalanan Menjadi Kakak

Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa Mei 2024 Qiana genap berumur tiga tahun. Di usianya yang masih belia, ia telah memiliki dua adik, Aisyah dan Taqy. Saya sering terharu melihat Qiana belajar menjadi kakak di usia yang begitu muda.

Ketika Aisyah lahir, Qiana baru berusia 20 bulan. Saat itu saya khawatir bagaimana perasaannya? Apakah ia akan merasa tergeser dengan kehadiran adik barunya? Namun kekhawatiran saya ternyata tidak sepenuhnya terbukti.

Awalnya, memang ada rasa bingung di wajah kakak setiap kali ia melihat adiknya menangis. Namun seiring waktu, ia mulai belajar bahwa adiknya adalah bagian dari keluarganya, seseorang yang harus ia sayangi dan lindungi.

Ketika Taqy lahir, Qiana sudah sedikit lebih dewasa. Namun, saya tahu menjadi kakak bagi dua adik sekaligus adalah tanggung jawab besar. Saya sering melihatnya memandangi adik-adiknya dengan tatapan lembut, meskipun kadang rasa cemburu muncul.

Kasih Sayang yang Tulus

Ada banyak momen yang membuat saya merasa bangga sekaligus terharu melihat Qiana. Ia sangat menyayangi adik-adiknya. Jika ada tamu yang ingin menggendong Taqy atau Aisyah, kakak akan segera berdiri di dekat mereka. “Adik aku jangan dibawa jauh-jauh,” katanya tegas.

Pernah suatu kali, seorang tetangga ingin membawa Taqy keluar sebentar untuk menghiburnya. Qiana langsung menarik tangan saya dan berkata, “Umi, jangan. Adik di sini saja.” Saya tersenyum dan memeluk Qiana. Di balik usianya yang masih belia, ada cinta yang begitu besar.

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Saya merasa Qiana telah menunjukkan cinta itu dengan caranya sendiri, meskipun ia masih kecil.

Dinamika Kakak dan Adik

Namun, seperti anak-anak lainnya, Qiana juga memiliki momen-momen cemburu. Ketika saya terlalu lama menggendong Aisyah atau Taqy, ia akan datang dan berkata, “Umi, peluk Kakak juga.”

Saya selalu berusaha adil, membagi waktu dan perhatian untuk semua anak saya. Dalam hati saya tahu menjadi anak pertama seringkali tidak mudah. Mereka harus berbagi perhatian lebih awal, mereka harus belajar dewasa sebelum waktunya.

Abi sering berkata kepada Qiana, “Kakak itu teladan. Kalau Kakak baik, Adik-adik akan mengikuti Kakak.” Saya yakin kata-kata itu membekas di hati kakak.

Baca juga: My Lovely Mom

Meski begitu, Qiana tetaplah anak kecil yang penuh keceriaan. Ia suka bermain bersama Aisyah, saling mengejar di halaman rumah. Ketika Taqy mulai belajar merangkak, kakak sering membantu saya mengawasinya. Meskipun kadang gemas karena Taqy bergerak lambat, ia tetap sabar dan tersenyum.

Doa Terbaik untuk Qiana

Setiap malam, saya dan abi selalu mendoakan Qiana. Dalam sujud kami, kami memohon kepada Allah: “Ya Allah, jadikanlah ia anak yang salihah, yang mencintai-Mu di atas segalanya. Jadikanlah ia kakak yang penyayang dan teladan bagi adik-adiknya. Karuniakanlah ia ilmu yang bermanfaat, akhlak yang mulia, dan kehidupan yang penuh berkah.”

Doa ini adalah bentuk cinta kami. Kami tahu, sebagai orang tua, doa adalah senjata terkuat kami untuk mendidik anak-anak.

Hikmah

Kisah Qiana mengajarkan saya bahwa anak-anak memiliki fitrah kasih sayang yang suci. Tugas kita sebagai orang tua adalah menjaga dan mengarahkannya. Allah Swt berfirman, “Dan Kami jadikan di antara mereka rasa kasih sayang...” (QS. Maryam: 96).

Saya melihat bukti ayat ini dalam hubungan kakak dengan adik-adiknya. Menjadi kakak di usia muda bukanlah hal mudah. Namun, ia telah menunjukkan bahwa cinta mampu mengalahkan rasa cemburu.

Bagi saya, kakak adalah anugerah terbesar. Melalui dirinya, saya belajar banyak hal tentang cinta tanpa syarat, tentang kesabaran, dan tentang bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik.

Khatimah

Qiana As-Shidqiyyah adalah cahaya pertama dalam keluarga kami. Dengan segala kelebihan dan perjuangannya sebagai kakak, ia telah menjadi panutan bagi adik-adiknya.

Saya percaya, Qiana dengan segala cinta dan kelembutannya akan tumbuh menjadi wanita yang salihah, penuh iman, dan tangguh. Semoga kakak terus menjadi kebanggaan kami di dunia dan akhirat.

Ya Allah, perbaikilah untuk kami istri-istri kami dan anak-anak kami sebagai penyejuk mata, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74).

Kakak Qiana, umi dan abi sayang kakak selalu.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Vega Rahmatika Fahra, S.H. Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Benarkah Flyover Solusi Kemacetan?
Next
Taqy, Skenario Indah dari Allah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Qiana, Kakak yang Penuh Kasih Sayang […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram