Taqy, Skenario Indah dari Allah

Taqy skenario indah dari Allah

Taqy Izqian Nabhan, perjalanan hidupnya sejak dalam kandungan telah mengajarkan kami tentang sabar, syukur, dan tawakal.

Oleh. Vega Rahmatika Fahra, S.H.
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.Id-Taqy Izqian Nabhan, nama itu mengandung doa besar. Ia lahir sebagai buah cinta ketiga kami pada tanggal 10 April 2024, tepat empat hari setelah idulfitri. Panggilannya Taqy, jagoan kecil kami yang penuh karisma, cerdas, dan insyaallah saleh. Dari awal kehadirannya, perjalanan Taqy sudah penuh cerita, penuh pelajaran tentang keyakinan, sabar, dan hikmah atas ketetapan Allah.

Penantian yang Penuh Kekhawatiran

Hari perkiraan lahir (HPL) Taqy sudah terlewati. Hingga usia kehamilan 41 minggu, tidak ada tanda-tanda kelahiran. Saya dan suami mulai khawatir. Malam takbiran, tanggal 9 April, kami memutuskan untuk memeriksakan kondisi kandungan ke rumah sakit. Dokter di sana mengatakan bahwa air ketuban mulai keruh dan menyarankan operasi caesar secepatnya.

Meskipun tidak berkata banyak, Abi terlihat sangat khawatir. Ia tidak ingin mengambil risiko jika sesuatu terjadi pada saya atau Taqy. Namun, hati saya terasa berat untuk langsung mengikuti keputusan itu. Kami berdua memutuskan untuk meminta pendapat kedua dari bidan yang sebelumnya membantu kelahiran anak kedua kami, Aisyah.

Di sana, bidan memberikan kabar yang jauh lebih menenangkan. "Tidak apa-apa, Bu. Semua baik-baik saja. Tunggu saja sampai rasa sakitnya datang," katanya dengan senyuman. Hati kami pun menjadi lebih tenang.

Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 6). Ayat ini berulang kali saya ingat dalam hati. Allah adalah sebaik-baik pengatur dan saya yakin ada hikmah di balik semuanya.

Ujian di Hari Raya

Keesokan harinya, tepat pada hari raya idulfitri, kami sekeluarga menerima kabar duka. Kakak dari ibu saya yang sudah beberapa lama dirawat di rumah sakit, telah berpulang ke rahmatullah. Inna lillahi wa inna ilayhi rojiun. Jenazahnya diselenggarakan di rumah kami di kampung.

Saat itu, suasana hati saya sangat campur aduk. Di satu sisi, ada kegembiraan idulfitri, tetapi di sisi lain, kami tengah berduka. Taqy, yang masih di dalam kandungan, terasa sangat tenang. Ia seolah mengerti bahwa umi sedang membutuhkan kekuatan untuk melalui momen ini.

Saya bersyukur, meski hamil besar, Allah memberi saya kekuatan untuk membantu semua keperluan takziah. Tiga hari berturut-turut, rumah dipenuhi dengan tamu yang datang mengucapkan belasungkawa. Dalam setiap kesibukan itu, saya terus mengingat bahwa semua ini adalah bagian dari rencana Allah yang penuh hikmah.

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu musibah, lalu ia mengucapkan, ‘Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un’, kecuali Allah akan menggantikan musibah itu dengan sesuatu yang lebih baik” (HR. Muslim).

Waktu yang Tepat

Di hari keempat setelah idulfitri, suasana di rumah mulai tenang. Tamu-tamu takziah mulai berkurang. Di situlah, Taqy akhirnya memberikan "gelombang cintanya." Rasa sakit itu datang, dan saya tahu waktunya sudah tiba.

Kami bergegas ke klinik tempat bidan menunggu. Perjalanan yang terasa cepat membawa kami pada momen paling indah. Pada pukul 9.30 pagi, saya tiba di klinik, dan hanya berselang 15 menit, tepat pukul 9.45, Taqy lahir dengan selamat dan normal.

Masyaallah, perjalanan panjang itu berakhir dengan kehadiran seorang bayi yang sehat, tampan, dan membawa kebahagiaan baru dalam keluarga kami. Abi memeluk saya dengan penuh rasa syukur. Taqy adalah hadiah terbaik setelah idulfitri, mengingatkan kami pada keajaiban dan kekuasaan Allah.

Allah Swt. berfirman, “Dan Kami jadikan dari air sesuatu yang hidup....” (QS. Al-Anbiya: 30) Setiap kelahiran adalah bukti kebesaran Allah.

Taqy yang Cerdas

Kini Taqy telah berumur 8,5 bulan. Di usianya yang masih sangat muda, ia sudah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Taqy sudah bisa berdiri sendiri dengan berpegangan. Ia sering kali mencoba mengambil langkah kecil, meskipun belum terlalu stabil.

Abi selalu tersenyum bangga melihat perkembangan Taqy. “Anak kita ini insyaallah akan jadi pemimpin,” katanya suatu hari. Sebagai orang tua, kami selalu memohon agar Allah memberikan kekuatan dan bimbingan kepada Taqy, agar ia tumbuh menjadi anak yang saleh, berakhlak mulia, dan berilmu.

Hikmah di Balik Perjalanan

Perjalanan Taqy mengajarkan saya banyak hal. Dari awal, Allah menunjukkan bahwa setiap kejadian dalam hidup ini ada dalam kendali-Nya. Mulai dari kekhawatiran kami saat kehamilan lewat dari HPL, hingga kesabaran dalam menghadapi duka di tengah kebahagiaan idulfitri.

Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Semua urusannya adalah kebaikan baginya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu baik baginya.” (HR. Muslim)

Kelahiran Taqy di tengah suasana duka adalah pengingat bahwa setiap kesulitan pasti diikuti kemudahan. Kehadirannya menjadi pelipur lara bagi keluarga kami, membawa kebahagiaan baru setelah kehilangan.

Baca juga: Qiana, Kakak yang Penuh Kasih Sayang

Doa Terbaik untuk Taqy

Setiap malam, dalam sujud panjang, saya dan abi selalu mendoakan Taqy, “Ya Allah, jadikanlah Taqy anak yang saleh, yang mencintai-Mu di atas segalanya. Jadikanlah ia pemimpin yang adil dan ulama yang hanif. Karuniakanlah ia ilmu yang bermanfaat, akhlak yang mulia, dan kehidupan yang penuh berkah.

Doa ini adalah bentuk cinta kami kepada Taqy. Kami tahu sebagai orang tua, tugas kami adalah membimbingnya sebaik mungkin, dengan tetap menyerahkan segala hasilnya kepada Allah Swt.

Khatimah

Taqy Izqian Nabhan, perjalanan hidupnya sejak dalam kandungan telah mengajarkan kami tentang sabar, syukur, dan tawakal. Ia adalah bukti nyata bahwa Allah adalah sebaik-baik pengatur.

Kami percaya, dengan doa dan usaha, Taqy akan tumbuh menjadi anak yang tidak hanya membanggakan keluarga, tetapi juga bermanfaat bagi umat. Semoga Taqy senantiasa berada dalam lindungan Allah Swt., menjadi pemimpin yang bijaksana dan ulama yang membawa kebaikan bagi dunia dan akhirat.

Ya Allah, perbaikilah untuk kami anak-anak kami sebagai penyejuk mata dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)

Taqy, umi dan abi mencintaimu selalu.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Vega Rahmatika Fahra, S.H. Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Qiana, Kakak yang Penuh Kasih Sayang
Next
Rumah Moderasi Beragama, Ancaman bagi Akidah Generasi?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Taqy, Skenario Indah dari Allah […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram