Kapitalisasi Pendidikan Meniscayakan Bullying

kapitalisasi pendidikan Meniscayakan Bullying

Kapitalisasi pendidikan telah merenggut cita-cita generasi. Anak-anak dipaksa merasakan dampak dari ketiadaan biaya sekolah.

Oleh. Erna Astuti, A.Md.
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.Id-Kapitalisasi pendidikan niscaya terjadi dalam sistem saat ini. Padahal pendidikan adalah aset negara karena merupakan sarana penting dalam mengembangkan kemampuan intelektual, spiritual, dan sosial individu. Peran pendidikan adalah sebagai wadah bagi perubahan dalam mempersiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan global. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi fokus utama dalam membangun generasi masa depan yang cerdas, berkarakter dan berkontribusi.

Kasus video viral tengah diusut disebabkan seorang siswa dihukum duduk di lantai karena belum membayar tunggakan uang sekolah selama tiga bulan. Kasus tersebut mencuat setelah video amatir memperlihatkan seorang ibu siswa mengamuk di ruang kelas SD swasta Abdi Sukma. Ibu tersebut menangis sambil memarahi wali kelas yang menghukum anaknya duduk di lantai.

Dengan viralnya video tersebut Dinas Pendidikan Kota Medan, Sumatera Utara (sumut) mengambil tindakan dengan memeriksa wali kelas yang dilaksanakan pada hari sabtu (11-1-2025) pagi diruang kepala sekolah SD swasta Abdi Sukma, jalan STM, kelurahan Suka Maju, kecamatan Medan Johor. Dikutip Medan, Beritasatu.com (11-1-2025)

Mental Anak Tercederai

Menurut Hetifah Sjaifudian ketua komisi X DPR, kasus itu dinilai tidak etis dan melanggar prinsip-prinsip pendidikan. Memang sekolah swasta memiliki kebijakan mandiri dalam mengelola keuangannya tetapi tetap harus ada batasan yang harus dijaga agar tindakan mereka tidak mencederai hak-hak siswa. Sebab anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa diskriminasi, ungkapnya kepada kompas.com, minggu (12-1-2025)

Menurut Undang-Undang (UUD) 1945 dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang bermartabat.

Dengan adanya kejadian menghukum siswa duduk di lantai pada jam pelajaran itu akan berdampak buruk bagi anak tersebut. Secara psikologis hal ini akan merusak kepercayaan diri dan kesehatan mental anak.

Hetifah Sjaifudian mengingatkan pihak sekolah bahwa pendidikan bukanlah sekedar layanan jasa, tetapi bertanggungjawab pula dalam membangun sebuah generasi bangsa. Untuk itu ia meminta pihak sekolah untuk membuka komunikasi dengan orang tua siswa guna mencari solusi pembayaran.

Kapitalisasi Pendidikan

Sesungguhnya fenomena itu tak asing lagi di negeri ini. Negeri yang melimpah SDA tetapi keadaannya jauh dari impian yang diharapkan. Banyak anak-anak yang seharusnya bergembira mengenyam pendidikan tanpa memikirkan biaya sekolah, tetapi justru harus merasakan dampak dari ketiadaan biaya sekolah. Kapitalisasi pendidikan telah merenggut cita-cita generasi muda.

Sistem kapitalisme telah banyak memakan korban dari semua sektor baik dari ekonomi, pendidikan, pergaulan, hukum, kesehatan, keamanan dan sebagainya. Akibat dari penerapan sistem kapitalisme ini, pendidikan pun terkena imbasnya.

Dalam sistem kapitalisme biaya pendidikan seringkali menjadi beban berat bagi masyarakat. Sulitnya akses pendidikan karena biaya tinggi sehingga banyak anak yang tidak memperoleh kesempatan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan menjadi barang mewah sehingga tidak mudah dijangkau dengan kondisi ekonomi yang dimiliki. Inilah tabiat asli dari sistem kapitalisme, yang menjadikan pendidikan sebagai ladang bisnis. Kapitalisasi pendidikan melanda negeri.

Memang pada dasarnya negara juga memberikan hak pengelolaan pendidikan pada swasta yang tujuannya mencari keuntungan. Dalam hal ini negara hanya sebagai regulator, tidak hadir secara nyata dalam mengurus pendidikan rakyatnya.

Miris juga memprihatinkan kenapa hal ini harus terjadi di negeri ini. Di saat anak-anak generasi sedang semangat dalam belajar tetapi karena keterbatasan ekonomi orang tuanya, ia harus diperlakukan seperti itu. Sesungguhnya ini tidak akan terjadi ketika negara turun tangan mengurusi pendidikan dengan sistem Islam.

Islam Mewajibkan Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam Islam. Oleh sebab itu negara akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan dan memberikan kemudahan dalam mengakses pendidikan.

Pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga negara seperti halnya sandang, pangan, papan, kesehatan, dan keamanan. Maka, akan menjadi salah kaprah jika kapitalisasi pendidikan sampai terjadi, sedangkan hal ini merupakan tanggung jawab negara untuk menyediakannya bahkan secara gratis.

Mengenai wajibnya menuntut ilmu, Allah Subhanallahu wata'ala sampaikan dalam TQS. Al-Mujadalah: 11, dan hadis Rosulullah Salallahu Alaihi wasalam:

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim (HR. Ibnu Majah)

Sumber Dana Pendidikan

Sumber pembiayaan pendidikan negara khilafah memiliki beberapa sumber dana di antaranya :

  • Pos kepemilikan umum, merupakan salah satu sumber dana untuk pendidikan, Pos ini sumbernya berasal dari hasil SDA seperti barang tambang, minyak, gas, hutan, laut dan hima (SDA yang dijadikan milik umum untuk kepentingan masyarakat) yang dikelola negara. Pengelolaan pos ini hasilnya digunakan untuk membiayai semua sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan rakyat.
  • Pos fa'i dan kharaj seperti ghanimah, khumus, jizyah dan dharibah (pajak yang diambil saat kas negara kosong)
  • Wakaf yaitu islam membuka lebar peluang bagi warga negara yang kaya secara sukarela untuk beramal jariyah.

Dengan semua sumber inilah Islam membiayai pendidikan gratis untuk rakyatnya. Terselenggaranya akses pendidikan yang mudah seperti ini mampu menghasilkan generasi yang mampu menjadi penopang tegaknya peradaban yang maju dan mulia. Di samping itu tujuan utama pendidikan adalah membentuk pola pikir dan pola sikap Islam. Dengan membentuk kedua pola ini, Islam bisa melahirkan generasi yang berkualitas dari sisi kekuatan iman dan kemampuan akademik, memadukan iman, takwa, dan ilmu pengetahuan dalam satu paket lengkap kurikulum yang berasaskan akidah Islam.

Baca juga: Mewujudkan Pendidikan Berkualitas

Dengan diterapkannya sistem pendidikan Islam maka anak-anak generasi akan bersemangat berpacu dalam menuntut ilmu. Salah satu contoh stimulus negara khilafah dalam memacu generasi dalam bidang keilmuan adalah dengan memberikan penghargaan bagi penulis yang mampu membuat buku akan diberi reward berupa emas seberat tebal buku hasil karyanya. Luar biasa sekali sistem Islam dalam menghargai ilmu.

Dengan kesempurnaan sistem pendidikan dalam Islam maka tidak akan ada lagi kasus siswa dihukum karena keterlambatan pembayaran biaya pendidikan.

Penutup

Sudah saatnya kita kembali kepada kejayaan Islam dan kegemilangan dunia pendidikan, yaitu dengan kembali pada sistem Islam. Dengan dakwah dan berjuang untuk menegakkan kembali sistem Islam dalam bingkai Khilafah, sebagai satu-satunya solusi atas seluruh problematika kehidupan, termasuk sistem pendidikan.

Islam adalah agama rahmat untuk seluruh alam. Harus ada kerjasama dari setiap elemen masyarakat untuk sama-sama menyatukan pikiran, perasaan, dan peraturan yang terpancar dari Islam. Yakinlah bahwasanya pertolongan dan janji Allah akan datang.
Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Logo NaLi website-
Erna Astuti, A.Md. Kontributor NarasiLiterasi.Id
Previous
Gaza Diancam Neraka, Los Angeles Kena Karma
Next
Kerja Sama Malaysia-Singapura Mengancam Indonesia?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mahyra senja
Mahyra senja
5 months ago

Sekolah SD yang terpadu saja di daerah saya harganya mahal zaman sekarang banyak siswa yang putus sekolah karena biaya pendidikan yang mahal

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram