
Sekularisme menjadikan manusia terbebas dari agama dalam pengaturan hidupnya hingga menjadi tidak bermoral, begitu pun dalam pergaulannya.
Oleh. Siti Nurtinda Tasrif
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Setiap negara pasti memiliki tujuan-tujuan tertentu yang harus dicapainya. Salah satunya untuk mencapai negara yang maju. Di mana untuk mencapai taraf negara maju haruslah stabil dalam berbagai hal. Salah satunya stabil dalam pendidikannya.
Maka dari itu, pendidikan ini sangatlah penting untuk melahirkan generasi emas hingga bisa menjadi Indonesia emas juga di masa depan. Generasi emas sendiri terlahir dari pendidikan dan pembinaan yang berkualitas. Tidak dilihat dari miskin dan kayanya seseorang, apalagi pintar dan bodohnya seorang anak. Hal ini bisa diubah dengan cara membina dan mendidiknya dengan upaya terbaik.
Mendidik generasi pun butuh diarahkan dalam rangka menjaga pergaulannya agar tidak terbawa arus kebebasan dan tanpa aturan yang jelas. Hal ini haruslah menjadi bahan pemikiran bersama. Baik sekolah, orang tua, masyarakat, serta negara. Pasalnya, pergaulan generasi saat ini cenderung sangat tidak normal.
Liberalisasi Pergaulan dalam Kasus Pesta Seks Swinger
Kecenderungan yang banyak menjerat generasi muda saat ini berkutat seputaran masalah cinta dan perasaan. Padahal hal ini bukanlah yang paling penting dalam hidupnya. Bukan berarti salah, tetapi kerap tidak pada tempat dan porsi yang benar. Bahkan, akibat terlalu bebasnya pergaulan para pemuda saat ini, maka akan semakin terlihat seperti apa masa depan mereka kelak.
Baca juga: Pergaulan Rusak Buah Liberalisme
Terdapat kemungkinan bahwa mereka di masa depan kondisi pergaulannya akan semakin parah. Bahkan, dikhawatirkan ketika sudah menikah pun mereka berpotensi akan melakukan berbagai pelencengan dalam pergaulannya. Salah satunya seperti yang terjadi pada pasangan suami istri berikut ini, di mana keduanya terjerat perilaku yang tidak benar.
Sebagaimana yang penulis kutip dari Media Poskota.co.id (09-01-2025) bahwasanya Direktorat Siber Polda Metro Jaya membongkar pesta seks swinger alias bertukar pasangan di Jakarta dan Bali. Dalam pengungkapan ini, sepasang suami istri (pasutri) berinisial IG (laki-laki, 39) dan KS (perempuan, 39) diduga sebagai penyelenggara pesta seks swinger, ditangkap.
"Ini tersangka yang ditangkap adalah sepasang suami istri. Mereka berdua ditangkap di daerah Badung, Bali. Ini masih dilakukan pendalaman oleh penyidik," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Sungguh ironis, generasi yang harusnya mempersembahkan prestasi terbaik bagi negara dengan usianya yang muda, ternyata waktu dan energinya habis untuk hal-hal yang tidak berguna dan merusak. Jika hal ini terus terjadi, maka bagaimana dengan generasi muda selanjutnya? Siapakah yang bertanggung jawab atas masalah yang begitu rumit ini?
Sekularisme Merusak Tata Pergaulan
Liberalisasi pergaulan yang tengah marak terjadi merupakan buah dari pandangan hidup yang bebas. Di mana masyarakat hidup dengan pandangan "tubuhku adalah pilihanku". Masyarakat saat ini sudah termakan dengan kehidupan yang serba bebas tanpa adanya aturan yang jelas. Ketidakjelasan pengaturan kehidupannya, baik ketika sendiri atau bersama orang lain.
Bahkan, dengan bodohnya masyarakat terus menyebarkan pandangan liberal ini. Tanpa berpikir sedikit pun bahwa pandangan ini telah memengaruhi seluruh kehidupannya baik di kala sendiri atau dengan keluarga. Meski demikian, liberalisasi pergaulan yang terjadi hanya perkara cabang, di mana akar permasalahan sesungguhnya adalah terlahir dari sekularisme. Di mana sekularisme sendiri adalah pemisahan agama dari kehidupan.
Sekularisme menjadikan manusia seolah terbebas dari agama dalam pengaturan hidupnya. Posisi agama hanya ada pada ibadahnya saja. Hal ini tentu berdampak merusak kemuliaan manusia. Di mana manusia menjadi tidak bermoral, tak terkecuali dalam perkara pergaulannya.
Pandangan sekuler pula yang akan menjadikan sepasang insan bebas dalam pergaulannya hingga ketika memilih berhubungan intim satu dengan lainnya, meskipun tanpa akad yang sah sekalipun. Ini tentu sangat disayangkan. Semuanya ini adalah buah dari penerapan sistem hukum selain Islam yakni sekularisme kapitalisme.
Padahal jelas-jelas Allah Swt. sangat mengecam manusia yang menerapkan hukum selain Islam. Sebagaimana firman Allah Swt. yang artinya, “Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (QS. Al-Maidah: 50)
Maka, akibat dari pilihan inilah menjadikan masyarakat kehilangan kemuliaannya sebagai manusia yang sempurna dengan akalnya, bahkan dapat menjadi lebih rendah daripada binatang. Ini tentu sangat ironis, bagaimana tidak, Allah Swt. jelas-jelas memberikan aturan yang baik, tetapi manusia memilih aturan yang buruk dengan dalih kebebasan. Padahal kebebasan yang mereka maksudkan adalah menjauhkan diri mereka dari jalan yang benar.
Islam Menjaga Kemuliaan
Butuh dipahami bersama bahwa kebebasan itu bukan melulu tentang masalah seseorang mau melakukan apa pun terhadap dirinya. Namun, kebebasan yang dimaksud adalah bahwa setiap manusia berhak memilih jalannya. Dengan kebebasan ini, Allah Swt. memberikan akal untuk memilah mana yang berhak dipilih oleh manusia dan mana yang perlu dipatuhi dengan melihat kemaslahatan di masa depan.
Islam punya penyelesaiannya. Dalam Islam terdapat akidah dan syariat untuk mengatur seluruh tata kelola kehidupan manusia. Akidah sebagai asas dalam memandang hakikat kehidupan, mulai dari sebelum, ketika, dan sesudah kehidupan dunia ini. Sedangkan syariat mengatur bagaimana kita mengamalkan sesuatu. Pengamalan untuk mengatur bagaimana cara beribadah, makan, minum, pakaian, akhlak, dan lainnya. Di mana dalam syariat ada lima hukum yang wajib diketahui, yaitu wajib, haram, sunah, makruh, dan mubah. Hukum-hukum ini menjadi aturan yang jelas terhadap hal-hal yang akan kita lakukan. Salah satunya pergaulan.
Dalam Islam, pergaulan itu ada batasan-batasan tersendiri, di mana antara laki-laki dan wanita yang belum menikah hanya bisa berinteraksi dalam beberapa hal saja. Seperti pendidikan, kesehatan, dan muamalah. Tentu saja dengan kriteria yang sudah ditetapkan tentunya. Adapun bagi laki-laki dan wanita yang sudah menikah hendaklah saling bersenggama dengan cara-cara yang benar, tidak dengan bertukar pasangan yang berarti melakukan perzinaan.
Jika hal demikian dilakukan, akan menjadikan manusia tetap mulia. Karena manusia mau diatur oleh hukum Allah Swt., bukan hukum buatan mereka sendiri. Segala aturan yang diberlakukan akan berada dalam garis-garis yang Allah Swt. telah tetapkan bagi setiap manusia demi terwujudnya kemuliaan Islam dan bani insan.
Khatimah
Saat ini masyarakat tengah dihipnotis oleh sistem kufur yaitu kapitalisme sekularisme. Oleh sebab itu, pengemban dakwah harus berupaya sekeras mungkin untuk menjamin seluruh masyarakat paham tentang Islam. Kemudian umat mau bersatu dalam upaya perjuangan menegakkan kembali Khilafah. Karena hanya Khilafahlah yang bisa mengembalikan kemuliaan manusia dengan menerapkan sistem Islam yang kaffah, berasal dari wahyu Allah Swt. Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Memang TDK sistem yg lebih baik daripada sistem yg berasal dari Allah SWT