
Gen Z harus melek politik agar tidak tersesat di belantara kapitalisme yang hanya menambah keegoisan pribadi.
Oleh. Ni’mah Fadeli
(Kontributor Narasiliterasi.id
Narasiliterasi.Id-Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, artinya saat ini mereka masih di bawah usia 30 tahun. Namun, banyak dari mereka yang sudah mengalami krisis paruh baya awal. Dilansir dari okezone.com (18-01-2025), sebanyak 38% Gen Z mengalami krisis paruh baya lebih awal karena tekanan ekonomi yang luar biasa. Tingginya biaya hidup menjadikan mereka tidak dapat merasa aman dalam hidup. Mereka pun rentan mengalami gangguan mental.
Ada banyak faktor penyebab gangguan mental pada Gen Z selain tekanan ekonomi. Faktor tertinggi disebabkan teknologi dan media sosial yang sering menyebabkan mereka cenderung membandingkan diri dengan apa yang tampak pada postingan. Hal ini pun menimbulkan rasa tidak percaya diri. Faktor ketidakstabilan politik, perubahan norma yang berlaku di masyarakat, dan kurangnya dukungan terhadap kesehatan mental juga menjadi faktor pencetus tingginya mental health pada Gen Z. (mediaindonesia.com, 10-10-2024)
Gen Z dan Gempuran Sekularisme
Gen Z berada di usia produktif, maka sangat disayangkan jika terkena gangguan mental yang dapat menghambat potensi mereka. Perkembangan teknologi dan pesatnya media sosial menjadikan Gen Z tumbuh berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Dunia maya yang penuh pencitraan menjadi makanan sehari-hari. Ditambah lagi dengan tekanan finansial yang makin tinggi menjadikan mereka pun rentan mengalami overthinking.
Hal ini diperparah dengan tipisnya iman karena sekularisme yang dijadikan acuan. Pemisahan agama dan kehidupan memengaruhi tolok ukur mereka dalam melihat dan menjalani kehidupan. Segala aktivitas seperti, bersekolah, bekerja, menjalankan bisnis, interaksi dengan sesama, dan apa pun rutinitas manusia dipisahkan dari agama. Alhasil ketika menemui sedikit saja masalah maka timbul overthinking, stres, depresi, dan bahkan mudah sekali mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup.
baca juga: Generasi Rusak, Buah Sekularisme Pendidikan
Fokus kepada materi menjadikan Gen Z tumbuh dengan jiwa lemah. Mereka pun mudah silau dengan segala sesuatu yang bersifat dunia. Pola pikir ini haruslah diubah agar kerusakan yang terjadi tak makin parah. Mereka harus menyadari bahwa akan ada kehidupan lagi setelah kematian. Bahwa pencapaian materi bukan hal yang utama. Kekayaan tidak akan menjadi penolong di akhirat apabila tidak berasal dari jalan yang halal dan tidak digunakan di jalan benar.
Gen Z juga perlu disadarkan bahwa ada banyak persoalan umat yang harus diselesaikan sehingga tidak terus berkutat pada kepentingan pribadinya saja. Gen Z harus melek politik agar tidak tersesat di belantara kapitalisme yang hanya menambah keegoisan pribadi. Mereka harus menyadari bahwa saat ini kepedulian sesama makin hilang dan semua orang menginginkan kebebasan. Ada akar masalah yang harus dibenahi agar kehidupan menjadi aman, nyaman, dan berkah.
Gen Z: Tombak Islam
Islam telah hadir lebih dari 1400 tahun lalu dan pernah menguasai hampir dua per tiga dunia. Memiliki seperangkat aturan lengkap dari Allah, pencipta langit, bumi, dan segala isinya.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (Az-Zariyat: 56)
Islam tidak memisahkan agama dan kehidupan, justru setiap langkah yang dikerjakan manusia harus berdasarkan aturan-Nya. Ibadah sangat luas, bukan hanya sekadar salat dan puasa. Islam mengajarkan bagaimana kita bersikap dengan diri sendiri, masyarakat, dan juga negara.
Gen Z, sebagaimana seluruh umat memiliki kewajiban yang sama dalam beramar makruf nahi munkar. Saling mengingatkan dalam kebenaran dan kebaikan sehingga tidak sampai terjadi kezaliman. Islam memberi ruang luas yang dapat menjadikan potensi besar mereka tersalurkan sebagaimana fitrahnya.
Sudah tak terhitung ulama, ilmuwan, dan tokoh-tokoh berpengaruh dunia yang lahir ketika Islam memimpin dunia, di mana usia mereka masih sangat muda. Gen Z harus menjadi bagian dalam mewujudkan peradaban baru yang cemerlang. Keadaan tidak ideal yang saat ini dirasakan semestinya memacu semangat mereka untuk makin kuat dan melek politik karena berbagai permasalahan kehidupan tidak dapat diselesaikan hanya dengan upaya pribadi dan masyarakat saja, tetapi peran negara adalah yang utama.
Khatimah
Sistem yang tepat melahirkan orang-orang hebat. Islam memfasilitasi dan memosisikan Gen Z penerus peradaban. Akidah yang kuat, semangat beramar makruf nahi mungkar tinggi, lingkungan yang senantiasa mendekatkan diri pada Sang Pencipta menjadikan mereka senantiasa menjadi tombak untuk perubahan yang hakiki.
Wallahu a’lam bishawab. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

[…] Baca juga: Gen Z untuk Perubahan Hakiki […]