Kebangkitan Islam dalam Peta Kekuatan Dunia

Kebangkitan Islam dalam Peta kekuatan Dunia

Kebangkitan islam hadir dengan tawaran utuh yakni sistem ekonomi yang adil, politik yang bersih, sosial yang harmonis, serta peradaban yang menyatukan ruh dan akal.

Oleh. Nettyhera
(Kontributor Narasiliterasi.Id & Pengamat Politik Internasional)

NarasiLiterasi.Id-Dunia tengah memasuki babak baru dalam sejarah peradaban. Ketegangan geopolitik yang makin memuncak, terutama di kawasan Timur Tengah, menjadi alarm keras bagi masa depan dunia. Di tengah suasana ini, mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyampaikan pandangan penting yang patut direnungkan, bukan hanya oleh para politisi, tetapi juga oleh umat Islam.

Lima Tokoh Penentu Dunia?

Pada 19 Juni 2025, melalui akun X resminya (@SBYudhoyono), Presiden ke-6 RI ini menulis,

"Situasi di Timur Tengah semakin berbahaya. Jika perang Iran-Israel menjadi ‘out of control’, dunia benar-benar diambang malapetaka.”

Lebih lanjut, SBY menyoroti bahwa masa depan dunia sangat ditentukan oleh lima tokoh kuat: Benjamin Netanyahu (Israel), Ali Khamenei (Iran), Donald Trump (Amerika Serikat), Vladimir Putin (Rusia), dan Xi Jinping (Cina). Kelima tokoh inilah, menurutnya yang menjadi figur penting dalam menentukan arah perdamaian dan keamanan global. Ia menambahkan harapan agar mereka diberi “kearifan jiwa dan kejernihan pikiran” agar tak salah langkah dalam mengambil keputusan karena bisa menimbulkan kehancuran global. (Metrotvnews.com, 19 Juni 2025)

Namun, ada satu hal besar yang luput dalam daftar itu, yaitu kekuatan Islam. 

Islam dalam Bayang-Bayang Ketakutan Global

Meskipun tak disebut, realitasnya para tokoh dunia tak pernah benar-benar melupakan Islam. Justru sebaliknya, dalam banyak dokumen intelijen, forum keamanan internasional, hingga doktrin militer negara adidaya, Islam terutama ide Khilafah, menjadi perhatian utama. Mengapa? Karena Islam bukan sekadar agama yang mengatur ibadah, tetapi juga mengusung sistem hidup yang menyeluruh sebagai ideologi tandingan yang menawarkan solusi dari krisis multidimensi yang diciptakan kapitalisme.

Fakta nyata, Israel secara terbuka mengungkapkan kekhawatiran akan munculnya entitas politik berbasis Islam di kawasan Mediterania, terutama pascagelombang revolusi Arab dan meningkatnya kesadaran ideologis umat. Para analis keamanan Israel menilai bahwa jika sebuah negara di kawasan ini seperti Turki, Suriah, atau Mesir menegakkan Khilafah, maka itu akan menjadi ancaman strategis langsung bagi eksistensi Zionis. Bahkan, dalam sejumlah forum think tank militer seperti INSS (Institute for National Security Studies), disebutkan bahwa Israel harus bersiap menghadapi “perang ideologis” melawan negara yang membawa visi Khilafah, karena hal itu berarti terbukanya peluang penyatuan kekuatan militer, politik, dan umat Islam di sekeliling Israel.

Ironisnya, saat para penguasa dunia sibuk membahas dan mengantisipasi kebangkitan Islam, sebagian umat Islam justru terperangkap dalam inferioritas, menganggap ajaran Islam tak layak hadir di panggung global sebagai sistem alternatif.

Kapitalisme Runtuh, Dunia Mencari Solusi

Kapitalisme, ideologi yang selama ini mendominasi dunia, kini menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Ketimpangan ekonomi makin melebar, krisis iklim tak terkontrol, perang dan konflik menjadi bisnis abadi, kerusakan moral merajalela. Dunia butuh sistem baru. Bukan sekadar tambal sulam, tetapi perubahan fundamental.

Dan Islam hadir dengan tawaran utuh yakni sistem ekonomi yang adil, politik yang bersih, sosial yang harmonis, serta peradaban yang menyatukan ruh dan akal.

Baca: Global March to Gaza dan Diamnya Penguasa Muslim

Janji Allah: Islam Pasti Dimenangkan

Keyakinan akan bangkitnya Islam bukan semata prediksi geopolitik, tetapi janji dari Zat Yang Maha Menepati janji. Allah ﷻ berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."(QS. Muhammad: 7)

Juga dalam surah lain:

“Jika Allah menolong kamu, maka tak ada yang dapat mengalahkan kamu …” (QS. Ali Imran: 160)

Dan janji kemenangan itu ditegaskan lagi dalam surah An-Nashr:

"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong ..." (QS. An-Nashr: 1–2)

Tiga ayat ini cukup untuk membangkitkan kembali optimisme dan kepercayaan diri umat Islam, bahwa Islam akan kembali berjaya.

Masa Depan Bukan Milik Lima Tokoh Itu

Pernyataan SBY seolah menegaskan bahwa nasib dunia ada di tangan lima orang. Akan tetapi, sejarah mengajarkan bahwa kekuatan dunia bukan ditentukan oleh tokoh-tokoh kuat saja, melainkan oleh arus ideologi yang mereka bawa. Kapitalisme bisa saja bertahan. Namun, tanpa daya tarik moral dan solusi nyata, ia hanya menunggu waktu untuk digantikan.

Islam adalah satu-satunya ideologi yang memiliki visi langit, struktur aturan bumi, dan solusi yang menyentuh seluruh dimensi kehidupan. Dan bila kaum muslimin kembali percaya kepada agamanya sendiri, dunia akan menyaksikan lahirnya peradaban baru.

Dari Pinggiran Menuju Pusat

Dulu, Islam pernah menjadi pusat peradaban dunia. Hari ini, ia seolah berada di pinggiran,. Namun, arus kebangkitan itu nyata. Kesadaran umat mulai bangkit.

Kini, saat kapitalisme mulai goyah dan tokoh-tokohnya mulai panik menghadapi krisis demi krisis, umat punya kesempatan emas, menjadi pemimpin perubahan. Bukan hanya demi kejayaan dunia Islam, tetapi demi menyelamatkan umat manusia dari kerusakan yang lebih dalam. Allahu a’lam. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Nettyhera Kontributor Narasiliterasi.Id
Previous
Zionis Kian Brutal di Baitul Maqdis
Next
Program Trisula: Akankah Jadi Harapan Baru?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Novianti
Novianti
3 hours ago

Kapitalisme sudah seperti kakek tua, tetapi sombong. Padahal tinggal disenggol, rubuhlah dia. Sayangnya, masih banyak umat Islam belum menyadarinya.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram