Umat Islam Jangan Abaikan Sudan dan Palestina

Jangan lupakan Sudan dan Palestina

Krisis kemanusiaan akut yang dialami Muslim Sudan dan Palestina membutuhkan perhatian lebih dari kaum muslim.

Oleh. Marni Mulyani
(Kontributor NarasiLiterasi.Id)

NarasiLiterasi.Id-Sudan dan Palestina adalah dua negara yang saat ini mengalami krisis kemanusiaan. Setelah sekian lama kita menyaksikan segala bentuk penyiksaan yang dirasakan oleh penduduk palestina, akibat dari genosida Zionis Israel yang berlangsung hingga saat ini setelah 77 tahun lamanya.

Di akhir bulan Oktober, umat Islam kembali digemparkan dengan kondisi penderitaan yang dialami penduduk Sudan, tepatnya di El-Fasher yang merupakan ibukota Darfur Utara, Sudan. Sejak pendudukan Al-Fasher oleh kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF), telah merenggut kebebasan hidup penduduknya dengan jumlah korban tewas bertambah menjadi 2.227 jiwa, di antaranya, anak-anak, perempuan, dan kaum lansia. (beritanasional.com, 31-10-2025)

Umat Islam Menjadi Perebutan Bangsa Kafir di Akhir Zaman

Kelak, bangsa-bangsa lain akanw memperebutkan kalian, sebagaimana memperebutkan makanan untuk meremukkannya” (HR. Abu Dawud, dari Ats-Tsauban)

Gambaran Sudan dan Palestina saat ini menjadi bukti kebenaran hadis Rasulullah saw. Bahwa umat Islam menghadapi segala kepentingan dari bangsa lain. Mereka memperebutkan kaum muslim ibarat hidangan lezat yang tersaji di atas meja makan. Keadaan yang menimpa kaum muslim saat ini bukan sekadar perang saudara dan lainnya. Namun, adanya proxy war. Sebagaimana yang disampaikan duta besar sudan, Dr. Yassar Mohamed Ali Mohamed, “Situasi di Sudan bukanlah perang saudara, melainkan sebuah proxy war yang melibatkan kepentingan berbagai pihak eksternal.“ (antaranews.com, 28-11-2025)

Negara Berstandar Kapitalis

Keterlibatan berbagai negara pada genosida yang terjadi di Palestina dan Sudan diakibatkan oleh keserakahan negara-negara penjajah. Mereka ingin merampas kehidupan manusia lainnya demi melanggengkan kepentingan negaranya. Yaitu, atas dasar mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Ancaman dari negara yang berstandar kapitalis ini akan menggunakan segala taktik demi meraup keuntungan. Tentu standar batil semacam ini akan sangat berbahaya karena akan mengganggu keberlangsungan hidup manusia di muka bumi. Ini akibat dari ideologi kapitalis dalam menjalankan tatanan kenegaraan yang jauh dari tindakan kemanusiaan.

Kaum Muslim Harus Sadar dengan Kondisi yang Dialami

Penderitaan kaum Muslim Sudan dan Palestina kian mengkhawatirkan akibat terjadinya krisis kemanuasiaan. Dari pengungsian paksa, bencana kelaparan yang mengakibatkan malnutrisi hingga kematian, juga adanya wabah penyakit. Selain itu mereka kehilangan rumah sakit, tempat tinggal, dan gedung-gedung sekolah. Pendidikan menjadi angan-angan yang sulit terwujud di tengah genosida.

Kaum Muslim harus meningkatkan kesadarannya terhadap apa yang menimpa saudara sesamanya di seluruh dunia. Krisis kemanusiaan akut yang dialami Muslim Sudan dan Palestina membutuhkan perhatian lebih dari kaum muslim. Tidak sepatutnya ada seorang manusia yang hidup dalam kesengsaraan. Sejatinya manusia adalah makhluk yang ditinggikan derajatnya dengan kepemilikan akalnya yang diberikan oleh Allah Swt. Sehingga, dengan ini manusia mampu untuk hidup dimuka bumi dengan menciptakan ketentraman bagi penghuni bumi lainnya, yaitu dengan menggunakan aturan yang benar. Aturan itu ialah aturan yang berasal dari sang pencipta langit dan bumi Allah Swt.

Ikatan Akidah Mempersatukan Kaum Muslim

Kaum Muslim sejatinya adalah saudara bagi Muslim lainnya. Selayaknya saudara, sikap kita kepada kaum Muslim lainnya adalah saling menjaga, tidak menyakiti, dan tidak tega melihat penderitaan yang dirasakan oleh saudara kita. Sebagaimana makna saudara yang dijelaskan dalam hadis Rasulullah saw.:

اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ،  لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ ، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Seorang muslim saudara terhadap sesama muslim, tidak menganiayanya dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain. Dan siapa yang menyampaikan hajat saudaranya, maka Allah akan menyampaikan hajatnya. Dan siapa yang melapangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan kesukarannya di hari kiamat, dan siapa yang menutupi aurat seorang muslim maka Allah akan menutupinya di hari kiamat.“ (HR. Bukhari & Muslim)

Baca juga: Turki: Upaya Pembebasan Palestina dari Cengkeraman Penjajah

Sikap Pemimpin Islam dalam Menyikapi Permasalahan Umat

Seorang pemimpin adalah orang yang memiliki kekuasaan dibanding masyarakat biasa. Dalam Islam Seorang pemimpin menjadi pelindung bagi kaum muslim, dengan segala daya dan kekuasaannya, pemimpin itu akan membela kaum muslim dari segala permasalahan yang ada, terutama dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Rasulullah saw., bersabda:

Sesungguhnya Al-Imam (Khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukungnya) dan berlindung (dari musuh) dengan kekuasaan nya).” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud).

Begitulah sikap sesungguhnya Pemimpin, dia tidak membiarkan kaum muslim tertindas oleh kezaliman yang dilakukan kafir penjajah. Sebagaimana sikap Khalifah Al-Mu'tashim Billah ketika mendengar seorang wanita yang ditawan oleh Raja Romawi, Penguasa Amuriah yang telah menawan Wanita mulia keturunan Fatimah ra. Wanita itu disiksa dan dinistakan hingga berteriak dan menjerit meminta pertolongan.

Saat berita penawanan wanita mulia itu sampai ke telinga Khalifah Al-Mu’tashim Billah, saat itu sang khalifah sedang berada di atas tempat tidurnya. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya seraya berkata, “Aku segera memenuhi panggilanmu!

Tidak berpikir lama, Khalifah Al-Mu’tashim Billah segera mengerahkan sekaligus memimpin sendiri puluhan ribu pasukan kaum muslim menuju Kota Amuriah. Terjadilah Peperangan sengit. Kota Amuriah pun berhasil ditaklukkan. Sekitar 30 ribu tentara dari Pasukan Romawi terbunuh. Sebanyak 30 ribu lainnya ditawan oleh pasukan kaum muslim. Sang khalifah pun berhasil membebaskan Wanita mulia tersebut.

Dari kisah tersebut kita bisa melihat bagaimana kepemimpinan itu hadir untuk kaum muslim dalam memenuhi seruan-seruan Allah untuk menegakkan keadilan di muka bumi. Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Marni Mulyani Kontributor NarasiLiterasi.Id
Previous
Lautan Kayu: Tanda Kerusakan yang Diabaikan
Next
Relevansi Islam dalam Mitigasi Bencana
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram