Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah batu mulia yang diturunkan dari surga di tengah-tengah manusia sebagai bukti kebesaran-Nya, agar bertambah keimanan dan ketakwaannya.
Oleh. Bunga Padi
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Hajar Aswad adalah sebongkah batu yang mendapatkan kedudukan istimewa dalam Islam. Batu ini hanya ada di tanah suci Makkah. Mereka yang menunaikan ibadah haji dan umrah tak lengkap rasanya bila tak mengusap atau menciumnya.
Maka tak heran bila menyaksikan para jemaah berlomba-lomba untuk bisa mengusap dan menciumnya. Bahkan ada yang rela membayar joki agar bisa sampai ke batu tersebut.
Hajar Aswad secara bahasa Arab disebut al-hajaru al-Aswadu yang berarti batu hitam. Sebuah batu yang dibawa oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Ibrahim a.s. saat pembangunan Ka’bah hendak rampung.
Batu ini adalah sebentuk batu yang tidak lazim seperti batu pada umumnya. Ia menebarkan aroma wangi yang khas, dan dipercaya berasal dari surga. Warnanya putih seperti susu dan dapat mengeluarkan cahaya yang sangat terang. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu sinarnya meredup warna pun memudar menjadi menghitam.
Peletakan Hajar Aswad oleh Rasulullah saw.
Tahu mengapa menghitam? Karena telah menyerap dosa-dosa manusia yang berada di bumi. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah saw. dalam hadis riwayat Tirmizi yaitu, "Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak Adam telah menjadikannya hitam."
Konon, hajar Aswad sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim. Jauh sebelum Islam hadir, batu ini telah mendapat hati tersendiri di masyarakat Arab. Saking sakralnya, Nabi Ibrahim berniat menaruh batu hitam itu pada dinding pojok Ka’bah.
Pada suatu hari, terjadi banjir bandang di Makkah. Banjir tersebut membuat batu hanyut dan berpindah dari tempat semula. Mengetahui kejadian itu, kaum Quraisy hendak meletakan kembali batu ke tempat semula. Namun, terjadi perselisihan di antara pemuka kabilah tentang siapa yang paling berhak memindahkan batu mulia tersebut. Pendapat pun bermunculan agar yang berhak memindahkan adalah orang yang tepercaya alias jujur. Setelah diadakan perundingan, mereka pun meminta pendapat Muhammad bin Abdullah tentang perkara tersebut.
Muhammad dengan bijaksana meminta kepada mereka agar dibawakan selembar kain putih. Kemudian kain putih dibentangkan dan hajar Aswad ditaruh di tengah kain. Setiap kepala kabilah memegang ujung kain dan beramai-ramai mengantarkannya ke pojok Ka’bah. Alhasil, semua kabilah mendapatkan haknya mengangkat hajar Aswad.
Ilmuwan Meneliti Hajar Aswad
Berangkat dari informasi seperti di atas, para ilmuwan terdorong untuk meneliti keberadaan batu hitam guna menemukan jawaban dan kebenarannya secara sains. Ternyata, hasil penelitian para ilmuwan ditemukan fakta bahwa hajar Aswad serupa dengan batu akik tetapi lebih mirip dengan batu meteor atau meteorit. Bahkan, ditemukan juga jejak-jejak meteorit di seputar hajar Aswad.
Ilmuwan E. Thompson mengungkapkan dalam studi New Light on the Origin of the Holy Black Stone of Ka’bah (1980) bahwa pada 1932 silam, seorang peneliti Philby di Al-Hadidah telah menemukan kawah meteor yang disebut Wabar. Sebuah kawah yang berukuran 100 M. Selain itu, sekitar kawah dan gurun telah banyak ditemukan pecahan meteorit.
Pecahan meteorit terbentuk dari peleburan pasir, silika, dan nikel. Seiring berjalannya waktu, perpaduan batu-batu tersebut menimbulkan lapisan berwarna putih dari dalam, tetapi terbungkus cangkang hitam di bagian luar.
Sementara, warna hitam diperoleh dari nikel yang berasal dari ledakan Nikel dan Ferum di luar angkasa. Sedangkan warna putih yang dipancarkan kemungkinan bersumber dari paparan bagian inti hasil campuran zat kimia.
Lapisan warna putih sangat rapuh dan tidak bisa bertahan lama, sehingga membuat lapisan yang berada di dalam lapisan warna putih itu memudar dan lenyap. Lama-kelamaan tersisalah warna hitam.
Jadi, jika dibuktikan secara sains, benar adanya batu berubah warna dari putih menjadi hitam, akibat adanya perubahan warna, bukan karena menyerap dosa-dosa manusia. Pun bintik-bintik putih yang berada dalam hajar Aswad adalah sisa-sisa kaca dan batu pasir.
Thompson menyimpulkan, bahwa batu meteor merupakan batu yang sama pada hajar Aswad. Penelitian telah mengungkap bila usia batu hitam tersebut sesuai dengan jangkauan orang Arab Kuno. Dugaannya batu dibawa ke Makkah melalui jalur Oman. Batu hitam juga memiliki kelemahan yakni bisa tenggelam, tidak bisa dipecah, serta sulit menahan erosi. (cnbcindonesia.com, 23-9-2024)
Keistimewaan Hajar Aswad
Apa pun pendapat dari penelitian ilmuan di atas sah-sah saja. Namun, yang pasti hajar Aswad merupakan batu mulia yang tidak berkurang kesakralannya bagi umat Islam. Apalagi, banyak peristiwa penting menjadi catatan sepanjang sejarah keberadaan batu hitam.
Dirangkum dari berbagai sumber, ada beberapa keistimewaan batu mulia, di antaranya:
Kesatu, batu yang berasal dari surga. Allah hadirkan di tengah manusia sebagai bukti kekuasaan-Nya. Tidak ada satu batu pun baik di bumi dan planet lain yang menyamainya. Jadilah ia batu tertua sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Kedua, hajar Aswad terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan diikat dengan lingkaran perak. Batu hitam terus menjadi licin, kerena dicium, dan diusap oleh jutaan jemaah. Peletakannya menempel pada dinding pojok Ka’bah di sebelah timur yang berdekatan dengan pintu emas.
Ketiga, mengeluarkan aroma yang sangat wangi dan memancarkan cahaya yang indah. Konon, di masa lampau sinarnya memenuhi seluruh langit Jazirah Arab.
Keempat, menjadi titik permulaan dari pelaksanaan tawaf, baik haji atau umrah. Adapun tawaf ialah berjalan kaki mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran yang berakhir di makam Ibrahim. Kemudian salat sunah 2 rakaat dan berdoa.
Baca juga: Keistimewaan Angka Tujuh di Bumi
Kelima, sunah mengusap dan mencium hajar. Sebagaimana riwayat hadis Bukhari yang berbunyi, “Sungguh aku mengetahui bahwa hajar Aswad hanya sebuah batu, yang tidak memberikan manfaat maupun keburukan bagiku. Jika saja aku tak melihat Rasulullah saw. pernah menciumnya, maka aku tidak akan mengikutinya”.
Keenam, dalam hadis riwayat dari Ibnu Abbas r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah bersabda, “Demi Allah, Allah akan membangkitkan hajar Aswad di yaumulhisab dengan mata serta mulut yang bisa berbicara. Sebagai saksi bagi siapa saja yang mengusap dan menciumnya dengan benar saat di dunia”.
Sungguh mengagumkan ciptaan Allah yang bernama hajar Aswad. Semoga sekelumit tulisan di atas semakin menambah keimanan dan ketakwaan bagi setiap diri. Juga semoga Allah perjumpakan untuk bisa mengusap dan mencium batu mulia itu dalam sakralnya ibadah haji maupun umrah.
Wallahu a’lam []