Lost Islamic Victory: Menyingkap Sebab Kalah, Mengulangi Kemenangan Bersejarah

Lost Islamic Victory
JudulLost Islamic Victory : Menyingkap Sebab Kalah, Mengulangi Kemenangan Bersejarah
PengarangEdgar Hamas, Sayf Muhammad Isa
EditorGita Lovusa
CoverTim Penerbit Generasi Shalahuddin Berilmu
PenerbitPT. Generasi Shalahuddin Berilmu
TahunPertama, Juli 2023
EdisiCetak
HargaRp150.000,00
ISBN: 978-623-96662-6-2

Di masa kejayaannya, pembaca akan berdecak kagum dengan kemegahan Baitul Hikmah yang tiada duanya. Namun, tatkala membaca fase kemundurannya, hati terasa bergemuruh.

Peresensi    : Haifa Eimaan
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Lost Islamic Victory. Dari judulnya, kita tahu bahwa Islam pernah berjaya dan kaum muslimin menjadi pemimpin peradaban. Namun, kejayaan dan kegemilangan itu sirna seolah tanpa jejak. Kaum muslimin hari ini seperti berada di titik nadir peradaban dan diempas sejarah. Kalau pun ada satu dua sosok umat Islam yang menonjol dan memengaruhi peradaban, dunia membaca asal negaranya, bukan lagi sebagai entitas yang mewakili kaum muslimin. Tahukah sebabnya? Ya, karena umat Islam kini terpecah-pecah ke dalam negara bangsa.

Buku ini sejak di halaman sampul, auranya gelap dan suram. Kompleks Masjid Al-Aqsha berwarna coklat, diselimuti kabut, dan dindingnya retak di sana-sini. Sementara awan hitam serupa jelaga menggantung di atas masjid. Pembaca seolah sudah dikondisikan untuk siap menelusuri episode-episode terkelam dalam sejarah peradaban Islam. Bab-bab yang akan membuat pembacanya berkali mengucap istigfar, mengelus dada menahan sesak, sekaligus berharap kegemilangan Islam kembali menghampiri.

Benar. Peradaban Islam akan kembali memimpin dunia. Nabi Muhammad saw. telah mengabarkan akan tegaknya kembali Khilafah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, 

... Selanjutnya akan tegak kembali Khilafah sebagaimana minhaj kenabian.”  

Saat ini, di setiap detiknya, dunia bergerak menuju sebuah perubahan besar. Rupanya perlu 100 tahun bagi umat Islam untuk menyadari bahwa mereka harus bangun dan bangkit dengan akidah Islam. 

Buku setebal 295 halaman ini terbagi ke dalam dua bahasan utama, yaitu Palestina dan Baghdad. Bahasan tentang Palestina ditulis oleh Sayf Muhammad Isa, sedangkan Baghdad ditulis oleh Edgar Hamas. Spesialisasi kedua penulis muda ini memang tentang sejarah Islam. Keistimewaan lainnya, khasnya buku-buku sejarah besutan Edgar Hamas dan Syaf M. Isa, pembaca serasa didongengi. Narasinya sangat apik. Pembaca seolah terlempar pada masa-masa bersejarah itu. Terlebih lagi didukung dengan data yang luar biasa. Pembaca tidak perlu meragukan lagi validitas informasi yang disajikan. Kekuatan narasi ini makin memukau dengan ilustrasi full color dari tim ilustrator Gensa. Satu lagi, buku ini menggunakan kertas art paper glossy yang tebal dan mengilau.

Kisah kelam Palestina terbagi lagi ke dalam 4 bab, “A Monster Called Ubaidillah”, “Jerusalem Has Fallen”, “The Grip of Crusaders (Story of Second Crusade)”, dan “Generasi Shalahuddin (Long Journey to Victory”)

Bab ini detail menceritakan erang Salib sejak awal serangan hingga mereka berhasil menaklukkan Palestina. Takluknya Palestina bukan pertanda perang berakhir, tetapi perang besar terus berkobar hingga Palestina direbut kembali oleh Sultan Shalahuddin Al Ayubi. Pada hari itu, setelah perang dahsyat berkecamuk, Belian de Ibelin menyerahkan Yerusalem kepada Sultan Shalahuddin. Tepat pada hari Jumat, 2 Oktober 1187, Sultan Shalahuddin Al Ayubi memasuki Yerusalem. Hari bersejarah itu bertepatan dengan tanggal 27 Rajab tahun 583 Hijriah, hari di mana Rasulullah saw. tiba di Yerusalem dalam perjalanan Isra dan Mikraj. Masyaallah.

Bagian kedua buku ini merupakan cerita tentang Baghdad yang merupakan ikon Kekhilafahan Abbasiyah. Kisah tentang Abbasiyah merupakan kelanjutan kisah tentang keperkasaan Kekhilafahan Umayyah di buku sebelumnya, The Untold Islamic History II. Saat membaca kedigdayaan Kekhilafahan Umayyah yang luasnya jauh melampaui imperium Romawi, dunia Islam seolah akan terus berada dalam kepemimpinan khalifah-khalifah terbaik Bani Umayyah. Akan tetapi, dunia ternyata tidak sestagnan itu. Sebuah kemustahilan bila berharap keadaan tidak mengalami perubahan. Kekhilafahan Bani Umayyah pun runtuh pada tahun 750 M dalam sebuah peristiwa kelam bernama pertempuran Zab. 

Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Allah Swt. berfirman di dalam surah Al-A’raf ayat ke-34.

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ 

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.

Era baru pun dimulai. Di bawah kepemimpinan Kekhilafahan Abbasiyah, Islam memimpin dunia selama 508 tahun. Ibarat gelombang, pemerintahan Abbasiyah pun mengalami pasang surut. Di buku ini, kisah tentang Abbasiyah dibuka dengan bab “The Great Abbasid” dan ditutup dengan bab “Islamnya Pewaris Imperium”. Adapun episode-episode Baghdad terbagi ke dalam 13 bab. 

Membaca bab tentang Abbasiyah, membaca pula tentang kejayaan dan kemundurannya. Di masa kejayaannya, pembaca akan berdecak kagum dengan kemegahan Baitul Hikmah yang tiada duanya. Namun, tatkala membaca fase kemundurannya, hati terasa bergemuruh. Ada rasa tidak rela, ada ribuan tanya yang menyatu dengan amarah terpendam, dan tentu saja duka. Akan tetapi, demikianlah sunatullah berjalan. Allah Swt. pergilirkan kekuasaan dan kepemimpinan.

Pada akhirnya setelah membaca buku ini, kita disadarkan oleh satu hal, bahwa setiap muslim seharusnya bisa turut serta mempersiapkan kemenangan Islam yang kedua ini. Walaupun Rasulullah saw. telah tiada, tetapi ada bersama kita kitab panduan meraih kemenangan, yaitu Al-Qur’an dan sunah. Wallahu a’lam bishawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Haifa Eimaan Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Semesta Kata
Next
Resensi Buku Gen-Q Kece Badai

2 comments on “Lost Islamic Victory: Menyingkap Sebab Kalah, Mengulangi Kemenangan Bersejarah”

  1. Membaca kisah kegemilangan Islam, serasa ikutan berdecak kagum. Begitu juga kalau baca kisah-kisah kemundurannya, sedih rasanya lihat umat Islam hingga saat ini. Buku yang layak jadi bacaan.

  2. Masyaallah keren , sebuah karya yang membuka wawasan tentang Islam.

    Selamat mba Haifa semoga karyannya membuka wawasan pembaca tentang Islam

bubblemenu-circle linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram