Kunci membentuk generasi sebagaimana generasi penjaga tanah kharajiyah Palestina adalah dengan menanamkan keimanan yang kokoh ke dalam dada anak-anak kita.
Oleh. Rizki Ika Sahana
(Kontributor NarasiPost.Com & Aktivis Muslimah)
NarasiPost.Com-Hari ini, generasi kita jatuh ke dalam lembah kerusakan yang luar biasa. Potensi dan energi mereka dibajak oleh sistem kapitalisme sekuler guna mengukuhkan nilai-nilai liberal. Mereka pun dijadikan pasar sekaligus mesin bagi industri kapitalistik yang eksploitatif. Padahal sejatinya, pemuda adalah agen perubahan sekaligus para pemimpin di masa depan.
Berbanding terbalik dengan kondisi generasi kita, para pemuda dan anak-anak Palestina justru melesat dengan prestasi tak tertandingi. Dunia bahkan dibuatnya takjub lagi takluk.
Bayangkan, di tengah kekejaman genosida penjajah zionis, pemuda dan anak-anak Palestina layaknya batu karang yang tetap kokoh di tempatnya meski diterjang ombak besar yang garang. Menghadapi kekejaman agresor Yahudi yang di luar akal sehat, kesabaran dan kegigihan mereka tak bergeser sedikit pun, malah semakin teruji. Salah satu dari mereka bahkan mengatakan, mereka tidak akan pernah keluar dari tanah Palestina selamanya. Meski harus menghadapi bahaya hingga bertaruh nyawa sekalipun. Masyaallah!!
Lalu apa yang sebenarnya membedakan generasi kita dengan generasi Palestina?
Jawabannya adalah kekuatan iman. Yap, iman yang menghunjam kuat lagi mengkristal dalam diri anak-anak Palestina memberi pengaruh besar terhadap keyakinan akan pertolongan Allah dan kemenangan Islam. Iman yang kokoh menyalurkan energi yang tak pernah mati untuk terus berjuang tanpa henti. Iman yang tertanam kencang akan melahirkan semangat pantang pulang sebelum syahid atau meraih kemenangan. Sungguh kita menjadi saksi betapa mereka mencintai kematian sebagaimana generasi kita mencintai dunia.
Karenanya, kunci membentuk generasi sebagaimana generasi penjaga tanah kharajiyah Palestina adalah dengan menanamkan keimanan yang kokoh ke dalam dada anak-anak kita. Bagaimanapun juga, keimanan ini akan mendorong terbentuknya syakhsiyah Islam yang sempurna pada diri generasi.
Dalam konteks pengasuhan, untuk membenamkan iman yang benar, maka peran sebagai ibu tidak boleh diremehkan sedikit pun. Peran ibu adalah peran bergengsi yang memiliki nilai tinggi di hadapan Allah juga manusia. Ia adalah peran yang utama, yang mulia, bukan perkara remeh-temeh, sebab sangat strategis dalam melahirkan generasi tangguh, berjiwa pemimpin, berwatak penakluk.
Berikutnya, harus ada support system berupa sistem pendidikan yang bervisi membentuk generasi cemerlang. Yakni generasi yang bukan saja andal dalam penguasaan sainstek dan life skill, tapi juga memiliki syakhsiyah Islam yang prima. Sistem pendidikan semacam ini hanya terwujud dalam kehidupan Islam, bukan dalam kehidupan yang serba materialistis dan hedonis hari ini. Dengan sistem pendidikan Islam, maka harapan menciptakan generasi cemerlang menjadi niscaya.
Wahai Bunda, mari bergandengan tangan menyelamatkan generasi dari jeratan sistem yang manipulatif lagi melahirkan bencana tak berkesudahan ini. Saatnya kita bersungguh-sungguh merencanakan desain generasi cemerlang, generasi pembebas Al-Aqsa, pada diri anak-anak kita. Kita pun harus berazam kuat untuk menghancurkan segala penghalang yang membelenggu langkah kita. Selain itu, kita juga harus aktif memperjuangkan kehidupan Islam yang dengannya pendidikan anak-anak kita terjamin, serta penjagaan dan pemeliharaan akidahnya kredibel.
Yup, tantangan yang kita hadapi memang berbeda dengan situasi yang terjadi di Palestina. Betapa musuh anak-anak kita tak kasat mata sebagaimana di Palestina. Hingga dengan mudah anak-anak generasi kita teperdaya lagi terlena dalam gemerlap kerusakan durjana yang tak mereka sadari. Namun Bunda, sungguh tak ada kata mustahil untuk memulai setiap kebaikan, sebab Allah akan memudahkan jalan bagi setiap ibu yang serius menapaki ikhtiar terbaiknya. Wallahu a'lam. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Suka banget narasi yang dituliskan dlm naskah ini. Membandingkan antara generasi yang ada di Palestina dengan generasi di luarnya.
Lalu pembaca diajak sadar bahwa perbedaannya ada pada kokohnya iman yang dipancangkan dlm dada buah hati dan generasi umat. Bahkan diarahkan hingga level pengasuhan di keluarga dan perjuangan akan tegaknya sistem Islam yang akan menyempurnakan semua upaya terbentuknya generasi penakluk yang kokoh memegang iman.
Pembentukan kekuatan akidah anak-anak Palestina oleh para orangtuanya harus menjadi contoh para orang tua, khususnya kita jika ingin mencetak generasi pembebas.. MasyaAllah keren mb..
Hafidz hafidzah ya Allah
Keimanan yang kukuh adalah kunci suksenya membentuk karakter pejuang dalam diri anak
Masya Allah ....
Generasi yang hebat memang harus dibentuk melalui pendidikan yang hebat pula, baik dari orang tua, masyarakat, maupun negara.
Membaca tulisan ini membuat dada bergetar. Naskah ini mengajak para Ibu diseluruh dunia untuk menancapkan iman yang kuat pada diri anak-anaknya.
Ibu juga harus tangguh karena tantangan akhir zaman tidak membutuhkan ibu yang lemah.
Terima kasih sudah menulis naskah ini, Mbak.
MasyaAllah, semoga para ibu bisa membentuk generasi yang memiliki semangat juang yang tinggi. Sebagaimana mereka anak-anak Palestina. Aamiin
Betul, dari Palestina kita banyak belajar. Terkadang rasa malu dalam diri, jika belum bisa maksimal membentuk generasi sekuat umahat di Palestina.
Dari saudara kita di Palestina , kita belajar tentang perngorbanan untuk agama dengan jihad. Keimanan yang menghujam tak gentar dengan moncong senjata bahkan hujanan roket. Allah menolong mereka. Seharusnya ini tamparan bagi penguasa negeri muslim. Inilah iman, inilah tawakal, inilah sabar dalam keteguhan
Betul mbak, saya beberapa kali menonton bagaimana keteguhan iman anak-anak Palestina yang sangat membuat iri. Mereka yang masih kecil, tetapi sudah mampu memahami hakikat hidup, berjuang, dan berkorban. The best, mereka itu.
Benar Mbak, generasi pembebas berhasil dicetak oleh.umahat di Palestina. Sedangkan di sini sebagian besar para ibu masih menghasilkan generasi pembebek. Ini adalah pe er dakwah untuk merangkul keduanya. Yakni menancapkan akidah yang kokoh dan azzam yang kuat untuk menegakkan izzul Islam wal muslimin.
Masya Allah, perlu banyak belajar dari Palestina. Terutama anak-anak yang kuat iman, memahami hakekat dan tujuan hidup. Kita dibuat malu karenanya
Anak Palestina itu masyaallah, imannya kukuh, pemberani, mental baja, plus lisannya fasih. Luar biasa. Pas lihat ibunya, masyaallah, memang sesuai. Ibu tangguh setangguh baja.
berhadapan dengan maut membuat mereka senantiasa merindukan surga dan mempersiapkan amal terbaik dengan mengharap rida Allah SWT. akidah yang kuat dari Anak-anak Palestina merupakan hasil didikan orangtua mereka yang selalu memberi teladan nyata. MasyaALLAH...
Jauuuh banget pemuda2 dan anak2 Palestina dengan generasi di luar Palestina. Duh kita mah masih bergelut dengan urusan perut, gengsi, dan urusan dunia yang melenakan.
Masih banyak PR untuk meneguhkan keimanan anak2 saat ini
[…] Bukan karena mereka tak mampu menghentikan perang, tetapi karena mereka enggan dan hegemoni mereka sangat mendukung invansi Israel ke Palestina. Misi besar mereka melanggengkan ideologi kapitalisme terhadap umat tidak boleh sirna. Pengukuhan cengkeraman mereka harus semakin kuat, itulah cita-cita mereka menghancurkan Islam sampai ke akarnya.https://narasiliterasi.id/family/11/2023/teladan-mulia-dari-palestina-merancang-profil-generasi-pemb… […]