
Ketaatan akan syariat Allah merupakan syarat mutlak terbinanya keluarga yang berpandangan sehidup sesurga sekeluarga.
Oleh. Arda Sya'roni
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Sehidup sesurga, istilah ini mungkin kurang familier dibanding istilah sehidup semati. Sehidup semati seakan sudah tak asing lagi, bahkan beberapa kisahnya diangkat dalam film dan novel. Romeo dan Juliet adalah salah satu film yang mengangkat cerita sehidup semati ini. Kisah Romeo dan Juliet ini cukup fenomenal sehingga banyak disadur dalam berbagai versi di berbagai negara di dunia. Romeo dan Juliet yang merupakan karya besar William Shakespeare ini menceritakan tentang kisah kasih sepasang kekasih yang terhadang oleh konflik keluarga. Pada akhirnya, Romeo dan Juliet memilih untuk mengakhiri hidup bersama. (Wikipedia.org)
Sehidup Sesurga, Bukan Sehidup Semati
Namun, kisah sehidup semati semacam ini banyak terjadi di kehidupan nyata. Cinta yang membutakan terkadang membuat sepasang kekasih memilih jalan pintas. Hanya karena terhalang restu ataupun karena faktor ekonomi yang membelit, sehidup semati pun menjadi pilihan. Meski banyak pula kita temui rumah tangga yang langgeng hingga maut memisahkan, tetapi tidak dapat dimungkiri bahwa banyak pula rumah tangga yang memilih jalan yang salah untuk menyelesaikan permasalahannya.
Umat Islam sebenarnya mempunyai kisah Rasulullah saw. dan Bunda Khadijah yang layak dijadikan panutan. Kisah cinta Rasulullah sungguh abadi, cinta yang murni karena Allah dan sehidup sesurga sekeluarga. Mengapa kisah sehidup semati yang salah ini justru dijadikan sebagai pilihan, bukankah Rasulullah saw. mencontohkan kisah sehidup sesurga yang membahagiakan?
Sehidup Sesurga Sesuai Visi Islam
Islam bukanlah sekadar agama yang mengurusi ritual ibadah semata, melainkan mengatur semua urusan kehidupan. Pernikahan dalam Islam tidak hanya membuat keluarga meraih kebahagiaan dunia, melainkan juga kebahagiaan abadi hingga akhirat. Sehidup sesurga sekeluarga.
Pandangan Islam tentang pernikahan tidak hanya sekadar memperoleh keturunan, saling bersandar, atau bahkan hanya untuk melampiaskan hasrat. Pandangan Islam jauh ke depan, memiliki visi jauh melewati batas duniawi. Islam memandang bahwa kebersamaan keluarga tidak akan terputus oleh kematian. Kebersamaan itu akan terus berlanjut hingga di kehidupan selanjutnya karena hubungan keluarga tidak akan terputus begitu saja oleh ajal. Hubungan keluarga akan selamanya melekat hingga akhirat, bahkan hubungan itu akan menjadi faktor penentu surga dan neraka. Karenanya, mau dibawa kemana laju bahtera cinta itu sungguh amatlah penting diketahui.
Suami Istri Bersinergi
Dalam Al-Qur'an surah At-Tahrim ayat 6 Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Ayat tersebut menekankan bagi suami, khususnya. Ia berkewajiban untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka. Dengan demikian, wajib bagi suami mempunyai kelebihan dalam hal ilmu agama, ketaatan, dan kesabaran untuk mendidik istri dan anaknya dengan syariat Islam kaffah.
Islam mengajarkan bagi suami untuk memahami fungsinya sebagai qawwam. Suami tidak hanya berkewajiban memberi nafkah berupa sandang, pangan, dan papan saja. Namun, suami juga wajib menanamkan tsaqafah Islam yang kokoh pada keluarganya, memberikan perlindungan, perhatian, kasih sayang, serta kenyamanan bagi keluarganya untuk bisa saling berdiskusi dan berkeluh kesah.
Tidak hanya pada suami, Islam juga mengajarkan bagi istri untuk memahami perannya sebagai ummu warabbatul bait dan madrasah bagi anak. Bila suami dan istri telah mampu bersinergi sesuai dengan apa yang disyariatkan, maka anak pun akan mudah untuk berbakti dan menjalankan ketaatan dengan baik karena adanya teladan dari kedua orang tuanya.
Baca juga: Marriage is (not) Scary
Permasalahannya, bagaimana akan terwujud sehidup sesurga sekeluarga bila masing-masing anggota keluarga jauh dari Allah sehingga mengabaikan syariat Allah dan tidak takut Allah? Suami sibuk dengan pekerjaannya. Setelah di rumah, ia sibuk dengan gawainya. Istri sibuk mengurus rumah, itu pun beberapa masih dipaksa untuk mencari tambahan penghasilan. Anak pun terabaikan. Akhirnya anak salah pergaulan. Harapan hanyalah tinggal harapan. Anak pada akhirnya tidak sesuai harapan, bukannya meringankan beban malah menambah beban masalah. Na'uzu billah min zalik. Tentu ini bukanlah wujud keluarga yang didamba.
Ketaatan pada Allah Syarat Mutlak
Solusinya hanya pada Islam. Ketaatan akan syariat Allah merupakan syarat mutlak terbinanya keluarga yang berpandangan sehidup sesurga sekeluarga. Akidah Islam menjadi fondasi yang akan membangun keluarga sakinah mawaddah war-rahmah. Tidak hanya pada diri sendiri pemahaman Islam itu dibangun, melainkan juga pada lingkungan sekitar sehingga akan tercipta lingkungan yang beramar makruf nahi mungkar. Lingkungan masyarakat akan menjadi kontrol bagi segala tindak kemaksiatan. Selain itu, diperlukan adanya peran negara sebagai penegak aturan. Negara hanya akan memberlakukan aturan yang sesuai syariat karena hanya aturan Allah sesuai fitrah manusia dan karena hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik bagi manusia.
Lantas masihkah kita ragu untuk menerapkan syariat Allah di muka bumi ini? Bukankah sudah pernah terbukti bahwa hanya sistem Islam yang mampu menyelesaikan permasalahan manusia dan mewujudkan kebangkitan yang hakiki? []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Maa sya Allah indahnya arti cinta. Dan Islam pengikat cinta yang abadi sehidup sesurga sekeluarga..keren teh Arsa Sya'roni..
MasyaAllah, memang indah jika memiliki pasangan dan keluarga yang memiliki cara pandang Islam. Memiliki tetangga yang senantiasa terikat syariat Allah adalah nikmat yang tak bisa dibeli dengan harga.
Semua mungkin terwujud bila negara juga menerapkan Islam kafah sebagai dasar negara.