
Hipertrofi konka pertama kali diperkenalkan pada tahun 1800 merupakan pembengkakan kelenjar limfa hidung yang seharusnya berperan dalam melawan infeksi hingga menangkap partikel asing.
Oleh. Siska Juliana
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.Id-Hidung merupakan alat indra yang digunakan untuk bernapas. Lantas bagaimana kalau ada gangguan yang terjadi pada indra pencium ini? Salah satu gangguan yang bisa menyerangnya bernama hipertrofi konka.
Apa Itu Hipertrofi Konka?
Hipertrofi konka pertama kali diperkenalkan pada tahun 1800 merupakan pembengkakan kelenjar limfa hidung yang seharusnya berperan dalam melawan infeksi hingga menangkap partikel asing.
Konka merupakan lekukan tulang yang ada di bagian dalam hidung. Fungsinya untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk melalui rongga hidung, menangkal kuman, dan memproduksi lendir. Konka ini dilapisi oleh membran yang disebut mukosa, fungsinya untuk mengatur suhu dan kelembapan udara yang masuk saat bernapas. (suara.com, 26-01-2025)
Gejala Hipertrofi Konka
Gejala utama yang dirasakan oleh penderitanya adalah sulit bernapas lewat hidung. Selain itu, terganggunya fungsi menghirup, bernapas melalui mulut, saat bangun tidur mulut terasa kering, di dahi terasa ada tekanan, nyeri wajah ringan, hidung tersumbat yang tak kunjung sembuh, hidung berair, dan tidur mendengkur.
Penyebab Hipertrofi Konka
Ada tiga konka yaitu superior, tengah, dan inferior. Setengah dari udara yang masuk ke hidung melalui konka tengah dan inferior. Jika terjadi pembengkakan atau pembesaran pada kedua konka tersebut, maka aliran udara akan terhambat.
Hipertrofi konka disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:
Pertama, adanya riwayat alergi pada saluran napas dengan kekerapan yang tinggi.
Kedua, riwayat infeksi saluran napas atas yang berulang.
Ketiga, hormonal (misalnya saat hamil).
Keempat, penggunaan obat-obatan dalam jangka yang panjang (contohnya obat semprot untuk hidung agar mengurangi penyumbatan).
Pengobatan
Pengobatan pada pasien hipertrofi konka dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu medikamentosa atau tindakan operatif.
Medikamentosa bertujuan untuk memperkecil ukuran konka dengan pemberian dekongestan topikal. Jika medikamentosa yang dilakukan belum menunjukkan hasil maksimal, maka prosedur operatif bisa dilakukan.
Obat-obatan yang bisa dikonsumsi antara lain antihistamine, dekongestan oral, obat semprot hidung (tidak disarankan terlalu sering karena bisa menyebabkan pendarahan dan kondisinya tidak efektif).
Apabila gejala tidak juga mereda, ada 3 prosedur operasi yang bisa dilakukan, di antaranya:
Reseksi tulang konka, untuk menghilangkan sebagian tulang konka sehingga napas ke hidung lebih lega.
Turbinektomi parsial, caranya dengan mengangkat jaringan lunak konka.
Diatermi submukosa, yaitu dengan cara menggunakan jarum khusus (diatermi) memakai energi panas yang bertujuan untuk mengecilkan jaringan lunak di dalam konka.
Seluruh operasi yang dilakukan tidak boleh sampai menghilangkan konka karena fungsinya yang cukup penting. Hal itu akan mengakibatkan hidung kering sekaligus berair secara permanen atau yang dikenal sebagai empty nose syndrome.
Pencegahan
Untuk mencegah dan mengurangi gejala hipertrofi konka caranya dengan menghindari pemicu alergi. Hal yang bisa dilakukan yaitu:
Bersihkan lingkungan sekitar, terutama rumah dari debu dan bulu binatang.
Hindari asap rokok.
Bersihkan rumah dari lumut.
Rajinlah membersihkan hidung dengan air garam.
Hindari hidung yang kering karena dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada konka.
Gaya Hidup Kapitalisme
Sejatinya seluruh permasalahan kesehatan yang timbul saat ini akibat kapitalisme. Kapitalisme menghendaki kerusakan alam demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Alhasil, udara menjadi tercemar dan berdampak negatif bagi kesehatan.
Ditambah dengan industri makanan yang tumbuh bak jamur di musim hujan. Masyarakat tergiur untuk mencoba setiap makanan yang viral tanpa memperhatikan kandungan gizi dan dampak bagi tubuh. Akibatnya, berbagai penyakit menyerang dengan mudah pada anak-anak hingga orang dewasa.
Hal ini merupakan dampak dari sistem kapitalisme yang melahirkan gaya hidup liberal. Setiap individu bebas berperilaku dan menentukan pilihannya sendiri tanpa mengenal halal dan haram. Akhirnya menimbulkan berbagai kerusakan di berbagai aspek, termasuk kesehatan.
Kesehatan dalam Islam
Seluruh persoalan kesehatan yang menimpa dunia saat ini hanya bisa dijawab oleh politik kesehatan Islam yang artinya pengurusan kepentingan kesehatan individu dalam perspektif Islam. Islam memandang bahwa kesehatan merupakan sebaik-baik nikmat sesudah nikmat keimanan yang dapat dirasakan oleh setiap individu masyarakat.
Islam juga memandang setiap individu harus berhati-hati dan tidak lalai dari nikmat sehat. Hal ini juga selaras dengan tugas manusia sebagai khalifatu fil ardhi (pemakmur bumi). Tanpa kesehatan fisik, mental, dan sosial maka amanah ini mustahil dilaksanakan. Di samping itu, kesehatan adalah nikmat yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat kelak.
Sebagaimana firman Allah Swt., “...Yang menciptakanku, lalu Dia menunjukiku; Dan yang memberi makan dan minumku; Dan jika aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku; Dan yang mematikanku, kemudian akan menghidupkanku.” (QS. Asy-Syu’araa: 78-81)
Hidup Sehat ala Rasulullah
Berikut adalah beberapa sunah Rasulullah yang dapat kita lakukan agar kesehatan selalu terjaga.
Pertama, memakan makanan yang halal dan tayib. Rasulullah selalu mencontohkan untuk memakan makanan yang baik sesuai tuntunan Al-Qur’an.
Kedua, makan secukupnya dan sisakan untuk udara. Perut kita sangatlah terbatas, maka janganlah mengisi keseluruhannya dengan makanan dan minuman.
Ketiga, tidak meniup makanan atau minuman yang panas. Menurut teori ilmiah yang selaras dengan hadis Rasulullah, jika kita mengembuskan napas pada minuman, maka akan mengeluarkan karbon dioksida yang bercampur dengan air sehingga menghasilkan cuka yang bersifat asam. Jika dilakukan dalam waktu yang lama, maka akan merusak kinerja ginjal dan risiko serangan jantung.
Keempat, tidak makan atau minum sambil berdiri. Hal ini karena makanan yang masuk akan membentur dinding usus dan menimbulkan luka pada bagian tersebut.
Kelima, istikamah melakukan puasa sunah. Selain untuk mengontrol hawa nafsu, hal ini sangat baik untuk mendetoks tubuh.
Khatimah
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. Kesehatan bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan juga masyarakat dan negara. Dengan demikian, dibutuhkan negara yang mampu menjamin kesehatan rakyat. Negara itu adalah Khilafah Islamiah. Wallahu a’lam bishawab. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com



















[…] Baca Juga: https://narasiliterasi.id/medical/01/2025/hipertrofi-konka-pemicu-sulit-bernapas/ […]