Habis #IndonesiaGelap Terbitlah Islam yang Terang

Habis #IndonesiaGelap Terbitlah Islam yang Terang

Aksi #IndonesiaGelap ini merupakan bentuk kekecewaan rakyat yang sudah sedemikian dalam. Tagar ini berawal dari munculnya logo Garuda Hitam sebagai simbol kegelapan yang menaungi Indonesia.

Oleh. Arda Sya'roni
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-“Habis Gelap Terbitlah Terang” merupakan buku karya RA Kartini yang sering ditafsirkan sebagai buku emansipasi wanita. Padahal buku ini dibuat karena terinspirasi dari ayat Al-Qur'an dalam surat Al-Baqarah ayat 257. Adapun potongan ayat yang menginspirasi, yaitu "minadh dhulumati ila an nuur", dari kegelapan menuju cahaya terang.

Selaras dengan judul buku tersebut, saat ini Indonesia diselimuti awan gelap, berharap kelak akan terbit cahaya terang yang menerangi jalan kebangkitan Indonesia. Cahaya terang yang membebaskan rakyat dari kegelapan kehidupan, sebagaimana masa "Renaissance" yang hadir setelah masa "Dark Age'.

Dilansir dari Beritasatu.com, 17-2-2025, dengan bertajuk #IndonesiaGelap, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar unjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta pada hari Senin (17-2-2025). Unjuk rasa ini dilokalisisai hanya di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat saja sehingga tidak sampai depan Istana Negara.

Sebanyak 1.623 personel gabungan dari berbagai instansi dikerahkan untuk mengawal unjuk rasa tersebut. Adapun personel gabungan tersebut berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta instansi terkait lainnya.

#IndonesiaGelap: Bentuk Kekecewaan Rakyat

Aksi #IndonesiaGelap ini merupakan bentuk kekecewaan rakyat yang sudah sedemikian dalam. Tagar ini berawal dari Peringatan Darurat dengan logo Garuda Biru hingga kembali muncul dengan logo Garuda Hitam sebagai simbol kegelapan yang menaungi Indonesia. Bagaimana tidak, berbagai peristiwa dan prahara terus mendera rakyat. Kelangkaan si melon, karut marut MBG, hukum yang tajam ke bawah tumpul ke atas, pengelolaan tambang oleh kampus, pagar laut, hingga yang menjadi puncak adalah efesiensi anggaran yang memotong dana pendidikan dan kesehatan.

Baca juga: Efisiensi Anggaran Picu Aksi Indonesia Gelap

Aksi #IndonesiaGelap yang diprakarsai oleh para mahasiswa dan serentak dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia ini memberikan lima tuntutan kepada pemerintah. Adapun tuntutan yang diajukan berupa:

  1. Mencabut Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai pemangkasan anggaran, mencabut pasal Rancangan Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (RUU Minerba) di mana Perguruan Tinggi diperbolehkan mengelola tambang.
  2. Mendesak pencairan tunjangan dosen dan tenaga kependidikan secara penuh tanpa hambatan birokrasi dan pemotongan yang merugikan.
  3. Mengevaluasi program MBG dan mengeluarkannya dari anggaran pendidikan.
  4. Berhenti membuat kebijakan publik tanpa basis riset ilmiah dan tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Tak Menyentuh Akar Persoalan

Tuntutan yang diajukan ini seolah-olah solusi tepat yang memihak rakyat dan baik bagi pembangunan bangsa. Namun, tuntutan ini sebenarnya tidak menyelesaikan masalah karena tidak menyentuh akar masalah. Hal ini karena demokrasilah justru yang menjadi akar masalah. Ibarat sopir dan mobil, sehandal apa pun seorang sopir, bila mobil yang dikendarai bobrok, maka mobil tersebut takkan mampu membawa para penumpang tiba di tujuan.

Kondisi ini sungguh sangat disayangkan. Mahasiswa sebagai agen perubahan belum mampu memahami fakta bahwa demokrasi itu rusak dan merusak. Maka, wajar bila "Indonesia Gelap" muncul dalam penerapan demokrasi yang menganut sistem kapitalis sekuler. Agama dipisahkan dari kehidupan, sedang asas yang berlaku adalah materi dan manfaat. Selama memberi keuntungan akan diambil, sebaliknya bila tidak memberikan keuntungan apapun akan dibuang jauh.

Kapitalisme sekuler meniscayakan timbulnya kondisi "Indonesia Gelap" ini. Sistem kapitalis yang diusung oleh negara ini menjadikan materi dan manfaat sebagai indikator kebijakan yang diambil. Nasib rakyat tidak dipikirkan secara matang, kalaupun dipikirkan hanya sebatas pencitraan dan untuk mendulang suara. Alhasil, kebijakan yang diambil sering kali di luar nalar dan merugikan rakyat.

#IndonesiaGelap Solusinya Islam

Mahasiswa sebagai tonggak peradaban haruslah melek politik dan kritis. Sudah sepatutnya mahasiswa berperan sebagai agen perubahan yang mengemban risalah Islam dengan bersuara lantang menyuarakan kebenaran, mengoreksi penguasa, beramar makruf nahi mungkar, serta memberikan solusi yang benar sesuai syariat Islam.

Hal ini karena hanya Islam yang mampu menjadi solusi tuntas akan kondisi #IndonesiaGelap ini. Di dalam kepemimpinan Islam, syariat Allah menjadi landasan dalam segala aktivitas kehidupan. Jika Islam diterapkan secara kaffah, maka negeri yang penuh berkah akan terwujud seperti yang dijanjikan Allah dalam firman-Nya pada QS. Al A'raf ayat 96:

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Para penguasa dalam kepemimpinan Islam sadar betul bahwa mereka kelak akan bertanggung jawab di hadapan Allah atas kepemimpinan mereka. Dengan demikian akan bisa dipastikan bahwa para penguasa pun tidak akan serampangan ataupun berdasarkan hawa nafsu demi kepentingan pribadi dan golongannya dalam mengambil keputusan dan membuat kebijakan.

Para penguasa juga akan berperan sebagai raa'in (pengurus) rakyat, bukan sebagai pegawai pemalak rakyat. Selain itu, penguasa juga berfungsi sebagai junnah (perisai) bagi rakyat yang selalu siap berdiri berjuang bersama rakyat dan membela rakyat dari para musuh Islam. Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Arda Sya'roni
Arda Sya'roni Kontributor NarasiLiterasi.id
Previous
Aksi Mahasiswa #IndonesiaGelap, Islam Solusinya
Next
Korban Efisiensi ala Kapitalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Habis #IndonesiaGelap Terbitlah Islam yang Terang […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram