Peristiwa Hijrah Menjadi Inspirasi Terbaik Menuju Perubahan Hakiki

Hijrahnya Rasulullah saw. merupakan sebuah perubahan yang sampai kepada akarnya yaitu dari akidah yang salah menuju keimanan yang sesuai fitrah.Dengan akalnya pula umat muslim mampu memahami bahwa Islam bukan hanya sebuah agama belaka. Namun lebih dari itu, seperangkat aturan yang datang dari Allah Swt. tersebut merupakan sebuah pandangan hidup yang wajib diterapkan di ranah individu, masyarakat, dan negara.

Oleh. Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-"Muslim itu adalah orang yang menjadikan muslim yang lain selamat dari lisan dan tangannya. Orang yang berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa saja yang telah Allah larang."

(HR. Bukhari, Abu Dawud, An-Nasa'i, Ahmad)

Tahun baru Islam telah tiba, tahun 1445 H. Tidak ada perubahan berarti yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Tidak ada suasana istimewa dalam rangka menyambut kedatangannya. Kegiatan keislaman yang diselenggarakan pun hampir sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Antusiasme kaum muslim dalam merayakannya hanya fokus kepada penyelenggaraan pengajian-pengajian umum. Materi yang disampaikan juga sebatas keistimewaan bulan Muharam dan besarnya pahala saat menjalankan puasa sunah di bulan tersebut. Hanya itu saja tanpa ada penjelasan lebih lanjut tentang pentingnya umat muslim menjalankan semua aturan Islam dan meneladani apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. sebagai bukti ketaatan seorang hamba kepada Allah Swt.

Kisah Penuh Hikmah

Sesungguhnya, hijrah Rasulullah saw. merupakan kisah yang istimewa dan penuh hikmah. Sebab, ada begitu banyak kejadian yang dialami sebelum peristiwa hijrah yaitu saat pertama kali berdakwah di Makkah. Perjalanan yang dilalui begitu berliku dan tanpa kenal lelah. Pengorbanan yang dilakukan pun tidak kalah heroik, bahkan sampai berdarah-darah. Ada kejadian yang hampir saja merenggut nyawa Rasulullah saw. dan pengikutnya ketika berhadapan dengan pembesar-pembesar kaum kafir Quraisy. Tidak terhitung berapa banyak perlakuan kasar, penyiksaan, dan intimidasi yang dialami dalam rangka mempertahankan akidah Islam. Namun, semua itu tidak mampu menggoyahkan keimanan para sahabat yang telah mengambil Islam sebagai jalan hidupnya.

Hijrahnya Rasulullah saw. ke Madinah memang digunakan sebagai awal penanggalan Islam. Namun, hikmah yang diambil tidak hanya cukup sampai di situ. Peristiwa yang luar biasa ini sekaligus menjadi pemisah antara yang benar dan salah. Ada batas yang begitu nyata saat umat berada di sistem jahiliah menuju sistem yang penuh berkah. Siapa menyangka, dari peristiwa tersebut Islam mampu berdiri tegak memimpin dunia. Padahal saat pertama kali disampaikan, Islam dipandang sebagai musuh yang harus diperangi. Ajarannya dibenci karena dianggap menyimpang dari agama nenek moyang. Akidahnya dicaci maki saat diserukan bahwa Allah Swt. satu-satunya Tuhan yang wajib disembah. Begitu pula dengan para penyerunya yang dijauhi dan dikucilkan karena menyampaikan Islam sebagai satu-satunya agama yang benar. 

Imbasnya, Baginda Nabi saw. sebagai pembawa risalah Ilahi, mendapatkan perlakuan yang sangat tidak manusiawi dari orang-orang yang tidak menyukainya karena dinilai sebagai perusak tradisi. Kekasih Allah Swt. ini menjadi bulan-bulanan pembesar-pembesar kaum kafir Quraisy yang merasa kedudukannya terancam jika nanti orang-orang lebih percaya kepada risalah yang dibawanya. Namun, Baginda Nabi saw. tetap pada pendiriannya dan tidak gentar sedikit pun dengan ancaman yang ditujukan kepadanya. Semua dihadapi dengan hati yang tegar karena beliau yakin bahwa Allah Swt. akan memberikan pertolongan.

Akhirnya perjuangan dan pengorbanan Rasulullah saw. dan para sahabat berbuah manis. Perjuangan yang tak kenal menyerah mulai menampakkan sinarnya yang indah. Begitu juga dengan pengorbanan yang disertai penderitaan, duka, dan air mata membawa mereka kepada pertolongan Allah Swt. 

Kemenangan yang dijanjikan telah hadir di depan mata.Hal tersebut telah Allah Swt. kabarkan dalam firman-Nya yang artinya:

"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan."

(TQS. At- Taubah [9]: 20)

Waktu yang ditunggu-tunggu itu pun tiba. Rasulullah saw. mendapatkan perintah dari Allah Swt. untuk hijrah ke Madinah. Beliau mengajak Abu Bakar r.a. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 662 M. (Materi Dasar Islam)

Bukan Hijrah Biasa

Pertolongan dari Allah Swt. yang datang dalam bentuk perintah hijrah ke Madinah menjadi awal mula berdirinya sebuah institusi yang menerapkan seluruh hukum Islam. Institusi tersebut bernama Daulah Khilafah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw. Di sinilah keagungan Islam mulai memancarkan cahaya kejayaan dan kegemilangannya. Begitu pula dengan kaum muslim yang meraih kemuliaan dan menyandang gelar sebagai umat terbaik dari Zat Yang Maha Baik. Keberadaan kaum muslim disegani oleh umat-umat lain di seluruh penjuru dunia. Keduanya menjadi satu kesatuan yang solid dan mampu bertahan selama kurang lebih 1400 tahun.

Semua yang dialami oleh Rasulullah saw. dan pengikutnya bukanlah sebuah kisah dalam buku dongeng yang hanya cukup dibaca saja. Kisah hijrah tersebut seharusnya menjadi sebuah penyemangat untuk memperjuangkan Islam agar bisa berjaya seperti dulu lagi. Sayangnya, mereka tidak ada keinginan untuk mengenal lebih dalam tentang Rasulullah saw. sebagai contoh terbaik dalam menjalani hidup. Di samping itu umat Islam juga takut untuk mengkaji dan mempelajari aturan-aturannya yang terperinci. Ketakutan tersebut akhirnya membuat mereka tidak percaya diri. Islam hanya diamalkan secara parsial. Saat disampaikan untuk menjalankannya secara menyeluruh langsung dituduh radikal. Parahnya lagi, yang menyematkan label tersebut sama-sama orang Islam. 

Semua itu akibat dari derasnya pemikiran pemikiran kufur yang terlanjur memenuhi benak umat muslim saat ini. Hal itulah yang membuat umat muslim tidak bisa mengambil ibrah dalam memaknai kisah hijrah Rasulullah saw.

Pemahaman tentang makna hijrah sejatinya bukan sekadar berpindah secara tempat dan keadaan. Hijrah yang dimaksud juga bukan hanya sebatas pindah rumah. Bukan pula sekadar keluar dari sebuah keadaan tanpa adanya tujuan. Hijrahnya Rasulullah saw. merupakan sebuah perubahan yang sampai kepada akarnya yaitu dari akidah yang salah menuju keimanan yang sesuai fitrah. Akidah tersebut membawa manusia sampai kepada pemikiran bahwa dirinya makhluk lemah yang bergantung kepada Sang Pencipta. Dari sinilah manusia mampu berpikir jernih dengan akalnya. Dengan akalnya pula umat muslim mampu memahami bahwa Islam bukan hanya sebuah agama belaka. Namun lebih dari itu, seperangkat aturan yang datang dari Allah Swt. tersebut merupakan sebuah pandangan hidup yang wajib diterapkan di ranah individu, masyarakat, dan negara. Akhirnya dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan, manusia mengakui, meyakini, tunduk dan patuh kepada aturan agama yang telah ditetapkan untuknya. 

Bicara tentang hijrah memang tidak pernah ada habisnya. Berbagai kisah hijrah pun sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Namun, semuanya hanya sebatas perubahan secara lahiriah. Mereka mengaku berhijrah tetapi enggan untuk menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan. Hijrah yang dilakukan hanya sekadar ikut-ikutan tanpa disertai dengan pemahaman yang benar. Tidak ada langkah nyata sebagai pengaruh positif yang melahirkan kesadaran untuk bangkit. Pada akhirnya umat Islam masih tetap terpuruk di segala keadaan. Kerusakan moral di semua level usia makin memprihatinkan. Angka kejahatan kian meningkat tajam. Berbagai peristiwa pembunuhan makin ke sini makin sadis dan menyeramkan. Kasus-kasus perkosaan, pelecehan seksual berbanding lurus dengan konten-konten pornografi dan pornoaksi yang bebas diakses di media sosial. Begitu juga dengan tindak pidana korupsi yang tidak pernah bisa dihentikan karena menyeret mereka-mereka yang dekat dengan kekuasaan. Ditambah lagi banyaknya kekayaan alam negeri ini yang diberikan kepada pihak asing atas nama penanaman modal. Di sisi lain para pelaku LGBT makin eksis dan terus berusaha untuk mendapatkan legitimasi. 

Astagfirullah. Sudah sedemikian parah kondisi kaum muslim saat ini. Semua itu akibat dari kesombongan umat muslim yang tidak mau menerapkan aturan Islam.

Bila dikuliti satu persatu berbagai kerusakan, kejahatan,dan penyimpangan yang terjadi saat ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan zaman jahiliah. Bahkan, kasusnya lebih beragam dan caranya lebih canggih. Jika di masa lalu anak perempuan yang baru dilahirkan dibunuh lalu dikubur hidup-hidup hanya karena dianggap tidak berguna. Kini, bayi yang masih dalam kandungan saja sudah diaborsi sebelum tahu jenis kelaminnya. Pelakunya melakukan hal tersebut atas dasar rasa malu karena telah berbuat zina. Perbuatan zina itu sendiri dilegalkan atas nama hak asasi dan kebebasan. Begitu juga dengan riba yang kini difasilitasi oleh negara. Dulu hanya ada khamar, kini muncul narkoba dan sejenisnya. Tentunya masih banyak lagi berbagai macam kerusakan dan kemaksiatan yang tidak bisa disebutkan semuanya. 

Kondisi umat Islam memang sudah begitu jauh dari gambaran kemuliaan di masanya. Namun, bukan berarti kejayaan dan kemuliaannya tidak bisa kembali seperti dulu. Semua itu membutuhkan sebuah perjuangan yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw. beserta para sahabat di masa lalu. Di samping itu juga dibutuhkan ketulusan dan keikhlasan untuk memberikan pengorbanan yang tidak sedikit berupa waktu, tenaga, harta, benda bahkan nyawa untuk mewujudkan tegaknya Islam. Beratnya perjuangan yang mulia ini tetap harus dihadapi. Kalau bukan dari kaum muslim sendiri yang mengupayakannya, lantas siapa lagi?

Perubahan Mendasar

Upaya dan usaha yang dilakukan oleh umat muslim tentunya harus sampai kepada perubahan secara menyeluruh. Perubahan tersebut meliputi cara berpikir dan bertindak yang sesuai dengan aturan Allah Swt. Keduanya harus seiring sejalan tanpa meninggalkan satu dengan yang lainnya. Tanpa kedua hal itu, perubahan hakiki yang diinginkan tidak akan bisa diraih. Allah Swt. telah berfirman yang artinya: 

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka."

(TQS. Ar-Ra'd [13]: 11)

Perubahan yang ada pada diri umat muslim tentunya harus segera dilakukan. Semua harus diawali dengan cara mengkaji dan mempelajari Islam tanpa terkecuali. Setelah itu umat muslim harus merealisasikan aturan Islam secara nyata dalam kehidupan. Namun, hal tersebut belum bisa membawa sebuah perubahan yang signifikan tanpa adanya upaya saling mengingatkan dengan cara berdakwah dengan hati tulus ikhlas dan pantang menyerah. Di samping itu umat muslim juga harus diberi kesadaran pentingnya memperjuangkan berdirinya sebuah negara yang menerapkan sistem Islam.

Situasi dan kondisi umat muslim saat ini yang jauh dari aturan Islam harus segera diselamatkan. Sudah saatnya umat Islam bergerak dengan penuh keyakinan. 

Semoga perjalanan hijrah Rasulullah saw. yang diikuti oleh para sahabatnya mampu menjadi inspirasi terbaik bagi umat muslim untuk segera bergerak dan berjuang demi meraih kembali kemuliaan dan kejayaan Islam.

Wallahu a'lam bi ash-shawwab []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Atien Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Tercekik Pajak di Negeri Zamrud Khatulistiwa
Next
Pajak Mencekik Rakyat di Zamrud Khatulistiwa
4.6 5 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

12 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
R. Bilhaq
R. Bilhaq
1 year ago

alhamdulillah.. syukron atas penjelasannya..

diadwi arista
diadwi arista
1 year ago

Setiap peristiwa hojrah membawa makna. Baik saat zaman Rasulullah maupun hijrahnya kaum muslim saat ini. Pun, jika ladang dakwah kita mandeg di satu tempat, Allah luaskan bumi ini untuk hijrah cari ladang baru

Aidha iztania
Aidha iztania
1 year ago

Semoga umat Islam segera sadar dengan berbagai kerusakan yang terjadi, dan segera bergerak agar umat Islam kembali menjadi khoiru ummah (umat terbaik).

Atilah Qurratul 'Aini
Atilah Qurratul 'Aini
1 year ago

Mari bergerak menuju perubahan hakiki..

sar tinah
sar tinah
1 year ago

Hijrahnya Rasulullah saw. dan peristiwa yang terjadi selama hijrahnya seharusnya sudah cukup menjadi teladan agar kaum muslim mengikutinya. Hijrahnya memang harus totalitas, mulai dari individu, masyarakat, juga negara, yakni hijrah dari sistem sekuler menuju sistem Islam.

Aya Ummunajwa
Aya Ummunajwa
1 year ago

Saatnya hijrah kaffah

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Peristiwa hijrahnya Rasulullah beserta para sahabat dari Makkah ke Madinah merupakan hijrah bernuansa politik dalam rangka penerapan hukum Islam kaffah. Inilah yang seharusnya dilakukan umat Islam hijrah secara totalitas.

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
1 year ago

MasyaAllah hijrah hakiki menuju perubahan kepada Islam kaffah

Muthiah Mila
Muthiah Mila
1 year ago

Hijrah yang sebenarnya adalah berpindah dari darrul kufur menuju ke darrul Islam (Madinah). Artinya meninggalkan larangan-Nya dan menaati segala perintah-Nya.

Miladiah Alqibthiyah
Miladiah Alqibthiyah
1 year ago

Manusia harus paham makna hijrah hakiki. Bukan hijrah karena nafsu dunia

Maya Rohmah
Maya Rohmah
1 year ago

Mari,

mengambil ibrah dalam memaknai kisah hijrah Rasulullah saw.

Mustafa Taha
Mustafa Taha
1 year ago

Hijrah Rasulullah Saw, inspirasi terbaik bagi umat Islam untuk bergerak dan berjuang meraih kemuliaan dan kejayaan Islam kembali

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram