Pergaulan Bebas Hubungan Ibu dan Anak Amblas

Pergaulan bebas yang dilakukan generasi muda membuat hati para orang tua was-was. Tidak jarang membuat ikatan orang tua dan anak amblas. Mengapa?

Oleh. Riena Enjang
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Dilansir dari cnnindonesia.com (18-9-2024), Laura Meizani alias Lolly angkat suara setelah Nikita Mirzani selaku ibunya melaporkan pacarnya yang bernama Vadel Badjideh ke polisi dengan dugaan aborsi. Melalui unggahan di akun Instagram miliknya, pada Rabu (18–9) ia menyesalkan narasi yang menyebut dirinya melakukan aborsi hasil pergaulannya dengan Vadel kekasihnya.

Lolly merasa heran, mengapa ibunya yang selama dua tahun sudah tidak mengakui sebagai anak, tiba-tiba melarang hubungannya dengan Vadel. Dalam video unggahannya, ia pun membantah dirinya hamil. Namun, pernyataan tersebut disanggah oleh temannya, Cindi. Kabid Humas Polda Metro Jaya Ade Ary, pada Jumat (13‐9) menjelaskan bahwa kejadian bermula dari pelapor (Nikita) sebagai ibu korban mendapati foto korban sedang hamil dari saksi C, dan korban telah melakukan aborsi hingga dua kali karena disuruh terlapor (Vadel).

Sementara pengacara Nikita, Fahmi menyatakan Vadel diduga melanggar UU Perlindungan Anak, UU Kesehatan, serta UU KUHP. Lantas, mengapa pergaulan bebas kian marak di negeri mayoritas muslim ini?

Pengaruh Sekularisme pada Pergaulan

Sekularisme merupakan penyebab utama kerusakan moral di kalangan remaja. Bagaimana tidak, sekularisme membuat ajaran agama dikesampingkan dari kehidupan. Hal ini mengakibatkan generasi berperilaku bebas seperti melakukan pergaulan tanpa batas, pacaran, pornografi, pornoaksi, dan lain-lain. Pergaulan bebas seolah menjadi hal yang lumrah.

Tak hanya itu, aktivitas generasi muda itu pun membuat hati para orang tua geregetan. Sudah menjadi fitrah, bahwa setiap manusia tidak akan suka dengan tindakan kemungkaran termasuk perzinaan. Wajar jika hubungan ibu dan anak menjadi rusak karena pergaulan bebas yang sering dilakukannya

Sayangnya, solusi yang ditawarkan sekularisme seperti penggunaan kondom atau aborsi, malah memperburuk masalah. Oleh karena itu, para orang tua, pendidik, dan masyarakat diingatkan untuk memahami bahaya ini. Semua pihak tidak boleh meremehkan perilaku remaja yang dipengaruhi oleh nilai-nilai sekularisme atau jauh dari agama.

Baca : Jadi Anak Durhaka? Jangan, Ya !

Pergaulan bebas yang semakin marak, seperti yang dialami Lolly dan banyak remaja lainnya, mencerminkan dampak negatif dari sekularisme. Hal ini karena sekularisme menjauhkan masyarakat dari ajaran agama khususnya Islam. Sekularisme yang permisif pada nilai-nilai liberal atau kebebasan telah merusak moralitas generasi muda. Rasulullah saw. bersabda,

"Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu negeri, sungguh mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri.” (HR. Al-Hakim)

Islam adalah agama yang sempurna karena diturunkan oleh Allah Swt. Sang Pencipta segala makhluk, termasuk manusia. Karena itu, Allah juga yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi umat-Nya. Allah Swt. telah menetapkan hukum yang dapat melindungi manusia dari berbagai keburukan dan bahaya, baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu seorang hamba wajib menaatinya. Salah satu aturan Allah tentang pergaulan di antaranya adalah larangan mendekati zina, Allah Swt. berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةًۭ وَسَآءَ سَبِيلًۭا

“Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu tindakan keji dan jalan yang buruk.” (TQS. Al-Isra: 32).

Larangan ini lebih dari sekadar tidak melakukan hubungan suami istri sebelum menikah, melainkan mencakup larangan mendekati segala bentuk tindakan yang dapat membawa kepada zina. Oleh karena itu, Islam menetapkan berbagai tata aturan pergaulan antara pria dan wanita yang wajib dipahami oleh setiap muslim.

Solusi Maraknya Pergaulan Bebas

Ada beberapa langkah praktis yang harus dilakukan dalam mencegah pergaulan bebas.

Pertama, peran keluarga. Keluarga harus menjalankan peran edukatif dalam mendidik anak-anak. Di antaranya dengan menanamkan akidah yang kuat. Anak-anak harus diajarkan untuk memiliki keyakinan yang teguh terhadap Allah, Al-Qur'an, Rasul, dan hari kiamat.

Akidah yang kokoh akan menumbuhkan ketakwaan, membuat mereka sadar bahwa Allah selalu melihat dan mengawasi. Dengan demikian, mereka akan memiliki rasa takut terhadap konsekuensi perbuatan buruk di akhirat, yang akan menghalangi mereka dari pergaulan yang tidak benar.

Selain itu, keluarga harus memberikan pemahaman tentang syariat Islam. Anak-anak perlu diajarkan aturan pergaulan dalam Islam serta batas-batasnya. Dengan pemahaman ini, mereka akan memiliki akhlak yang baik dan terlindungi dari pengaruh buruk yang dapat merusak nilai-nilai Islam yang telah ditanamkan sejak kecil.

Hal ini seperti memberikan pemahaman bahwa Islam melarang pria dan wanita untuk berdua-duaan. Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah sekali-kali seorang pria dan wanita berkhalwat (berdua-duaan), kecuali jika wanita itu bersama mahramnya.” (HR. Bukhari).

Orang tua juga harus menyibukkan anak-anak dengan kegiatan positif. Orang tua bisa mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas seperti belajar bahasa Arab, olahraga, seni islami, atau tadabur alam. Kegiatan tersebut akan mendukung perkembangan keterampilan dan hobi positif mereka.

Penting juga memastikan anak-anak agar berada di lingkungan pergaulan yang baik dan bergaul dengan teman-teman yang positif. Hal ini karena lingkungan sangat memengaruhi cara berpikir dan berperilaku remaja. Mereka penuh rasa ingin tahu dan mudah terpengaruh gaya hidup teman. Bahkan, hari ini orang tua harus paham teknologi agar bisa memantau pergaulan anaknya di dunia maya.

Hal ini karena dunia digital penuh dengan konten yang buruk dan tidak berfaedah. Oleh karena itu, pengawasan terhadap akses anak-anak sangat penting. Keluarga memiliki peran sentral melalui penanaman akidah yang kuat, pemahaman tentang syariat Islam, serta pengawasan dalam pergaulan dan penggunaan teknologi oleh anak-anak.

Kedua, pentingnya peran masyarakat. Walaupun keluarga berusaha melindungi anak-anak dari pergaulan bebas, mereka tetap memerlukan dukungan dari masyarakat, yaitu sebagai kontrol di lingkungan. Ketika nilai-nilai sekuler dan liberal masih dibiarkan berkembang, seperti dengan adanya tempat prostitusi atau konten merusak di media, upaya keluarga akan sulit bertahan.

Oleh karena itu, dakwah Islam akan mendorong masyarakat untuk melakukan amar makruf nahi mungkar. Harapannya, keluarga dan masyarakat turut berperan aktif dalam saling mengingatkan dan menjaga generasi dari kehancuran moral.

Ketiga, dibutuhkan peran negara, inilah yang paling penting. Dalam hal ini, negara akan menerapkan aturan Islam dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam pergaulan. Negara berperan menegakkan hukum yang tegas terhadap pelanggaran pergaulan. Hukum Islam berfungsi sebagai penghapus dosa di akhirat dan memberikan efek jera bagi para pelaku maksiat, serta menimbulkan rasa takut bagi yang ingin melanggarnya.

Khatimah

Oleh karena itu, betapa pentingnya fungsi keluarga, masyarakat, dan peran negara dalam menegakkan hukum Islam. Inilah solusi yang komprehensif untuk mencegah pergaulan bebas. Dakwah Islam juga harus terus dilakukan. Hal ini agar masyarakat dan penguasa mengembalikan aturan Islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk masalah sosial dan pergaulan. Dengan demikian tak 'kan ada lagi rusaknya hubungan ibu dan anak gara-gara maraknya pergaulan bebas remaja. Beban psikologi anak maupun orang tua pun akan bisa dihindari.

Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Riena Enjang Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Moderasi Beragama Diaruskan dengan Masif, Ada Apa?
Next
Kala Kurenta
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram