Sumber Air Jauh, Negara Jangan Abai

Sumber air jauh negara jangan abai

Air merupakan sumber kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan, tidak hanya berperan untuk kesehatan melainkan juga untuk menyokong kehidupan.

Oleh. Mutiara
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Permasalahan sumber air bersih yang langka menjadi problem klasik di negeri ini. Hal ini pula yang disebut sebagai penyebab masyarakat kelas menengah turun kasta. Sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah turun kasta ke kelas menengah rentan hingga kelompok rentan miskin.

Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah kelas menengah pada tahun 2019 sebanyak 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Pada tahun 2024 ini, jumlah tersebut menurun menjadi 47,85 juta orang atau setara 17,13%. (cnbcindonesia.com , 31-08-2024)

Masyarakat kelas menengah saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan ketahanan ekonomi mereka. Apalagi peran kelas menengah terutama di Indonesia sendiri cukup penting dalam stabilitas ekonomi negara dari belanja rumah tangga mereka.

Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal terutama setelah masa kritis pandemi Covid-19. Kondisi tersebut tentu menghantam perekonomian negara, termasuk banyaknya jumlah PHK. Selain itu, ada juga sebab lain menurut ekonom senior yang juga merupakan mantan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Bambang menyebut, menurunnya tingkat ekonomi kelas menengah bukan hanya disebabkan oleh Covid-19 dan tingginya angka PHK, tetapi juga disebabkan oleh kebiasaan sehari-hari mengonsumsi udara kemasan, seperti air galon. (cnbcindonesia.com, 31-08-2024)

Meski begitu, menurutnya ada banyak faktor yang saling berkaitan. Namun, pernyataan soal penurunan tingkat sosial akibat konsumsi udara kemasan perlu ditinjau apakah murni pilihan gaya hidup ataukah ada sebab yang memaksa mereka mengonsumsi udara kemasan.

Berbeda dengan pernyataan Bambang, Anthony Budiawan, Managing Director Political Economic and Policy Studies (PEPS) menilai argumen bahwa konsumsi udara kemasan menyebabkan kelas menengah turun tidak masuk akal. Menurutnya, masyarakat tidak punya banyak pilihan untuk mendapatkan air bersih selain dari galon, karena PDAM tidak mampu menyediakan air bersih. ( suarasurabaya.net , 09-04-2024).

Dikapitalisasi, Sumber Air Krisis!

Air merupakan sumber kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan, tidak hanya berperan untuk kesehatan melainkan juga untuk menyokong kehidupan. Sayangnya, krisis air kini mengancam, bahkan Indonesia sendiri diprediksi akan mengalami krisis air bersih pada tahun 2040. Jika udara sulit dijangkau karena sumber air kering atau udara yang tersedia tercemar mikroorganisme berbahaya, memang tidak ada pilihan selain mengonsumsi udara kemasan yang harganya tidak murah.

Kalaupun konsumsi air kemasan ini menyebabkan pembengkakan belanja rumah tangga yang berdampak pada penurunan kelas sosial, perlu diuraikan sebab utama krisis air ini. Menurut BMKG, meningkatnya emisi gas rumah kaca menjadi salah satu penyebab krisis udara menyebabkan perubahan pola iklim dan meningkatkan panas bumi.

Kondisi ini menyebabkan terjadinya kekeringan di beberapa wilayah. Salah satu sektor yang berpengaruh besar terhadap emisi gas rumah kaca adalah industri energi, salah satunya listrik. Saat ini, listrik masih ditopang oleh tenaga uap dari batu bara, sebagaimana diketahui energi ini memberi sumbangsih besar atas emisi gas rumah kaca.

Eksploitasi besar-besaran atas sumber daya alam berupa tambang tidak dapat dielakkan di era ini dan menjadi hal yang pasti terjadi. Hal ini karena konsep hidup yang diterapkan adalah kapitalisme. Kapitalisme menghalalkan penguasaan tambang oleh segelintir orang karena sistem ini memfasilitasi kebebasan kepemilikan.

Tujuan tertinggi yang dikejar dari sistem ini adalah materi. Karena itu, kerusakan lingkungan yang berdampak pada krisis air adalah konsekuensi yang pasti terjadi. Terlihat juga dari ambisi pengadaan kendaraan listrik yang menurut beberapa artikel ilmiah tidaklah mampu mengurangi emisi listrik karena masih dipasok oleh batu bara.

Begitu pula eksploitasi tambang nikel sebagai bahan baterai, ternyata juga berdampak pada kerusakan lingkungan. Contohnya, deforestasi dan cemaran terhadap sumber air warga sekitar penambangan seperti yang terjadi di Morowali dan Maluku. Sudah jelas arah ambisi ini bukan untuk rakyat, tetapi demi pemilik modal. Sumber air bukan semakin dekat, namun semakin jauh akibat SDA yang dikapitalisasi.

Perlunya Mitigasi Menjaga Sumber Air

Di sisi lain, realitas yang sungguh pahit ini juga memerlukan penanganan dan antisipasi khusus agar masyarakat tidak kekurangan air bersih. Beberapa pakar telah menguraikan mitigasi terhadap permasalahan ini. Namun, sungguh menciptakan solusi akademis dari para pakar belum mendapat tanggapan serius dari pemerintah. Alasannya, karena usulan tersebut membutuhkan biaya yang tinggi. Justru langkah yang diserukan adalah penghematan air dan tidak membuang sampah ke sungai.

Meskipun ini tidak salah, tetapi solusi ini sangat minimalis dan tidak menyentuh akar permasalahan. Sejatinya, menurunnya tingkat sosial kelas menengah disebabkan oleh tekanan yang besar dari segala sisi termasuk beban pengeluaran rumah tangga yang besar. Di sisi lain, pendapatan masyarakat tetap, bahkan cenderung menurun. Ditambah beban air yang harus dibeli akibat kapitalisasi air dan SDA.

Sebagai seorang muslim, haruslah kita menyadari bahwa Islam adalah sistem hidup terbaik yang Allah sediakan. Meringankan kehidupan dan kerusakan lingkungan yang menyebabkan krisis udara terjadi karena ajaran Islam ditinggalkan dan digantikan dengan sistem buatan manusia, yakni sekularisme kapitalisme. Sistem ini terbukti rusak dan gagal dalam mengurusi manusia.

Peran Negara Menjaga Sumber Kehidupan

Penjagaan dan pemanfaatan alam termasuk air dalam Islam merupakan tanggung jawab bersama, yakni kolaborasi antara individu, masyarakat, dan negara. Setiap orang akan terbentuk menjadi individu peduli lingkungan yang tecermin dari hadis Rasulullah saw.:

"Janganlah salah seorang dari kalian kencing dalam air yang diam, yaitu air yang tidak mengalir kemudian kalian mandi di dalamnya." (HR. Bukhari)

Masyarakat juga akan berperan menjalankan fungsinya sebagai kontrol apabila terdapat individu yang merusak lingkungan. Terpenting memastikan peran negara yang bertanggung jawab atas ketersediaan udara dan kemudahan untuk mengaksesnya.

Baca: kelas-menengah-turun-kasta-air-kemasan-jadi-kambing-hitam/

Dalam Islam, negara adalah raa'in yang bertanggung jawab mengurusi urusan rakyatnya. Begitu pula dengan pengelolaan SDA yang merupakan milik umum. Sistem Islam tidak memberikan pengelolaannya kepada individu, melainkan yang bertugas mengelolanya adalah negara untuk kemaslahatan umum sehingga aspek lingkungan tetap diperhatikan. Begitu pula mitigasi penanganan krisis air dari para pakar tentu bisa diadopsi oleh negara tanpa alasan biaya yang tinggi.

Pasalnya, sumber pemasukan untuk fasilitas umum bersumber dari kepemilikan umum, yaitu dari hasil SDA yang berlimpah. Di sisi lain, negara juga akan memastikan kesejahteraan bagi setiap individu masyarakat, memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup mereka. Dengan demikian, membengkaknya belanja rumah tangga dan rendahnya pendapatan hingga ancaman kemiskinan akan terminimalkan.

Khatimah

Impitan hidup yang kini dirasakan hanya bisa diselesaikan dengan mengambil Islam sebagai sistem hidup dan mengamalkan seluruh ajarannya termasuk bagaimana pemimpin melayani rakyatnya.
Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Mutiara Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Mpox Mengguncang Dunia, Bagaimana Nasib Manusia?
Next
Remisi Napi Tak Membuat Jera
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram