Industri Manufaktur Indonesia Anjlok di Titik Terendah

industri manufaktur Indonesia anjlok di

Kejayaan industri manufaktur Indonesia hanya sejarah karena Indonesia tidak bisa mempertahankannya. Ada banyak hal yang menjadi penyebabnya.

Oleh. Puput Ariantika, S.T. 
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Dahulu industri manufaktur Indonesia menguasai 20% produksi sepatu olahraga dunia. Kesuksesan itu diraih pada 1990-an. Namun, sekarang anjlok menempati posisi 2%. Kondisi ini disampaikan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki yang mengatakan, industrialisasi besar-besaran telah dilakukan Indonesia pada pertengahan 1990 dengan mengundang investor asing dan relokasi industri manufaktur. Indonesia hanya menyediakan tenaga kerja karena bahan baku dan teknologi telah disediakan dari pihak investor. (detikFinance.com, 12-9-2024)

Industri manufaktur adalah industri yang bergerak untuk menghasilkan produk jadi dengan mengolah bahan mentah menggunakan mesin, tenaga kerja, dan sistem kerja terstruktur mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP). Adapun yang termasuk industri manufaktur yaitu industri pengolahan makanan dan minuman, kimia dan farmasi, tekstil dan pakaian, otomotif dan elektronik, dll.

Penyebab Industri Manufaktur Anjlok

Kejayaan industri manufaktur Indonesia hanya sejarah karena Indonesia tidak bisa mempertahankan posisi itu. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab anjloknya industri manufaktur Indonesia. Menurut Menkeu Sri Mulyani, permintaan barang menurun sehingga kinerja ekspor dari sektor ini melambat. Muncul pertanyaan di benak kita, mengapa permintaan menurun?

Krisis ekonomi dunia menjadi penyebabnya sehingga daya beli masyarakat dalam negeri dan luar negeri menurun. Masyarakat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokok dibandingkan hal lain yang dianggap tidak penting. Ditambah lagi persaingan di pasar internasional makin sulit. Banyak produk-produk  yang beredar dengan kualitas tinggi dan harga murah, sedangkan produksi manufaktur Indonesia telah memakan modal yang cukup tinggi sehingga menjadi kesulitan tersendiri bagi industri manufaktur Indonesia untuk bersaing di tingkat internasional.

Selain itu, pemerintah kurang memperhatikan sektor  industri manufaktur. Pemerintah tidak mendukung industrialisasi dalam negeri dari sisi teknologi dan bahan baku yang memadai. İndustri manufaktur dibiarkan berjuang sendiri. Ditambah lagi, industri dalam negeri masih bertumpu pada komoditas, bukan teknologi tinggi. Hal ini berpengaruh pada produksi terbatas, kualitas produk, dan kualitas tenaga kerja Indonesia yang rendah.

Selain itu, pemerintah lebih fokus menarik investor untuk pembangunan infrastruktur karena dinilai lebih menguntungkan. Menkop UKM mengatakan, kejayaan masa dahulu diperoleh karena banyaknya investasi di sektor industri manufaktur. Sekarang, para investor beralih berinvestasi pada proyek infrastruktur.

Permasalahan kompleks ini sedang dihadapi industri manufaktur Indonesia. Belum lagi masuknya produk Cina ke Indonesia dipermudah oleh pemerintah. Juga inflasi yang menyebabkan nilai mata uang Indonesia seolah-olah tidak berarti. Hal ini berdampak besar pada industri dan menambah penderitaan rakyat. Ketika industri bermasalah, rakyat adalah korban utama, yaitu tingkat PHK tinggi. Pemerintah tidak menyadari bahwa selama ini industri manufaktur menjadi real hero yang menyediakan lapangan kerja untuk rakyat.

Industri Manufaktur dalam Cengkeraman Kapitalisme

Di dalam sistem kapitalisme, negara berkembang selalu berada di bawah bayang-bayang negara maju, termasuk di bidang industri. Dalam industri ada tiga aspek yang dibutuhkan, yakni bahan baku, teknologi, dan sumber daya.

Negara berkembang memiliki bahan baku, tetapi tidak mampu mengolahnya karena keterbatasan teknologi dan sumber daya. İtu sebabnya, negara maju hadir untuk menjarah sumber daya itu atas nama investasi. Selama negara maju masih bisa mengeruk kekayaan negara berkembang, kerja sama akan terus terjalin. Namun, ketika keuntungan tidak lagi mereka dapatkan, negara berkembang tersebut akan mereka tinggalkan. Begitulah kondisi yang terjadi dengan industri manufaktur Indonesia.

Negara maju pemegang ideologi kapitalisme tidak akan membiarkan negara berkembang maju pesat menyaingi mereka. Strategi yang mereka lakukan adalah memengaruhi pemerintah agar fokus pada aspek lain. Mereka mengetahui maju tidaknya suatu industri berkaitan dengan kebijakan dan perhatian dari pemerintahnya. Jadi, faktor terbesar yang menyebabkan industri manufaktur Indonesia anjlok adalah cengkeraman kapitalisme yang sangat kuat di negeri ini.

Ketika negara-negara maju tidak menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam bidang manufaktur, mereka tidak perlu menggunakan produk-produk Indonesia ataupun membantu memasarkannya. Mereka akan menggunakan produk negara yang mereka ajak kerja sama.

Industri Manufaktur dalam Islam

Islam adalah ideologi yang terpancar darinya aturan kehidupan, termasuk aspek industri. Islam punya konsep khusus dalam industri. Dikutip dari Struktur Negara Khilafah karya Syekh Taqiyuddin an-Nabhani, industri dalam negara Islam bersandar pada industri berat. Industri berat ini berfungsi untuk memproduksi alat-alat perang karena bersandar pada kewajiban jihad.

Dalam Islam, pengelolaan industri dibagi dua, yaitu:

Pertama, industri yang dikelola oleh negara, seperti industri besi, nikel, dll. Hasil keuntungan pengelolaannya akan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan publik yang murah atau bahkan gratis.

Kedua, industri yang dikelola oleh individu, seperti pakaian, makanan, dll. Pemilik industri harus memenuhi standar negara. Pelaksanaan industri ini tetap di bawah kontrol negara.

Seluruh industri dalam negara Islam bersandar pada industri berat, termasuk industri manufaktur. Setiap industri akan beralih fungsi untuk memproduksi kelengkapan perang ketika dibutuhkan, misal industri sepatu maka beralih fungsi untuk memproduksi sepatu untuk perang. Jadi, setiap industri sangat penting kedudukannya dalam negara Islam. Negara Islam tidak akan membiarkan industri manufaktur tutup, itu sebabnya negara memberikan dukungan dan perhatian yang besar.

Baca: Industri Manufaktur RI Anjlok, Ekonomi Rakyat Merosot

Ini sebagaimana yang telah dilakukan oleh Sultan Muhammad al-Fatih ketika mempersiapkan pasukan perang untuk membebaskan Konstantinopel. Seluruh industri bekerja untuk memproduksi kelengkapan perang, mulai dari pasokan makanan, pakaian perang, hingga persenjataan perang. Pada masa itu sultan juga memproduksi senjata terbaru, yaitu meriam Dardanela atau The Muhammed’s Greats Gun yang menjadi meriam terbesar pada masa itu.

Khatimah

Negara punya peran penting dalam memajukan sektor industri manufaktur Indonesia. Namun, kemajuan sektor industri yang sesungguhnya tidak akan terealisasi kecuali dengan penerapan Islam dalam konstitusi negara.

Imam (Khalifah) adalah ra’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Bukhari). Wallahua'lam bishawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Puput Ariantika Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Subsidi Orang Kaya di Malaysia Dicabut, Tepatkah?
Next
Badai Makin Dahsyat, Ada Apa?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
novianti
novianti
29 days ago

Industri dalam sistem kapitalisme berbasis pada industri gaya hidup, selain mengeksploitasi alam juga mendorong hidup konsumtif. Berbeda dengan industri dalam sistem Islam yang fokus pada untuk pelaksanaan dakwah dan jihad dan berbasis pada analisa kebutuhan masyarakat. Barokallohu, mba,

trackback

[…] Baca: Industri Manufaktur Indonesia Anjlok di Titik Terendah. […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram