Kekerasan di Sekolah, Salah Siapa?

kekerasan di sekolah salah siapa

Miris, ketika mendengar adanya kekerasan di sekolah. Hal tersebut menandakan bahwa pendidikan saat ini sedang krisis moral

Oleh. Dara Millati Hanifah
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Miris, ketika mendengar adanya kekerasan di sekolah, baik yang dilakukan oleh para pendidik maupun siswa. Hal tersebut menandakan bahwa pendidikan saat ini sedang mengalami krisis moral. Seorang pendidik kehilangan naluri kasih sayang terhadap muridnya ketika emosi menguasai diri. Emosi tersebut tidak mampu dikendalikan hingga melakukan tindakan tidak bermoral kepada siswanya. Ada pula beberapa siswa yang saling mengolok-olok akhirnya timbul pertengkaran sampai adu fisik. Itu hanya beberapa faktor dari penyebab tindakan kekerasan.

Maraknya kasus kekerasan di sekolah menjadi daftar permasalahan yang harus diselesaikan sampai ke akarnya. Jika tidak ditangani secara serius, berarti negara telah gagal mendidik generasi menjadi sosok yang memiliki akhlak baik. Bukankah sebuah negara akan maju ketika negara mengatur pendidikan untuk anak bangsanya?

Kekerasan di Sekolah

Kamis, 03-10-2024, beberapa siswa SMA di Pekalongan melakukan demonstrasi di sekolah. Mereka menuntut sekolah untuk memberikan sanksi kepada seorang pendidik BK berinisial S. Diduga pendidik tersebut melakukan pelecehan secara verbal ke puluhan siswi. Akibat dari perilakunya, dia dipindahtugaskan ke Dinas Pendidikan Kendal. (news.detik.com, 03-10-2024)

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengamati kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh pengajar seni budaya di SMK kawasan Pluit, Jakarta Utara, kepada 15 siswi. Komisioner KPAI Jasra Putra, menyatakan kasus kekerasan seksual yang terjadi akhir-akhir ini merupakan salah satu dari tiga dosa di dunia pendidikan. Kami sangat menyayangkan kasus yang menimpa pendidikan terungkap dan pelakunya adalah seseorang yang dekat, yaitu para pendidik maupun teman. (kompas.com, 11-10-2024)

Sungguh, ini adalah fakta yang mencengangkan. Bagaimana mungkin seorang pendidik tega melakukan kekerasan kepada siswinya? Dua kejadian di atas secara tidak langsung menganggap para pendidik sebagai sosok yang tidak berperikemanusiaan.

Sebagai seorang pendidik, bukankah seharusnya menjadi garda terdepan dalam mendidik siswanya? Mengubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik. Bukan justru sebaliknya, menjadi contoh yang tidak baik kepada siswanya.

Maraknya kekerasan di sekolah menjadi PR besar bagi negara untuk mengusut masalah tersebut sampai ke akarnya. Jika dibiarkan dan tidak ditindak secara tegas, kekerasan di sekolah akan terus terjadi. Pada akhirnya, kekerasan akan dianggap biasa bagi mereka yang berada di lingkungan sekolah.

Hilangnya Peran Negara

Penyebab terjadinya tindakan tidak bermoral di sekolah, salah satunya adalah hilangnya peran negara dalam mengurusi pendidikan. Negara seolah lepas tangan dalam memenuhi pendidikan anak bangsanya. Demikian pula dengan kesejahteraan gurunya.

Seharusnya negara memberikan edukasi kepada para pendidik maupun siswa terkait kekerasan melalui workshop atau seminar. Bahwa semua jenis kekerasan, baik verbal, fisik maupun seksual tidak boleh dilakukan. Larangan tersebut bukan hanya di lingkungan sekolah, tetapi di lingkungan rumah maupun masyarakat.

Ini semua bisa terjadi karena sistem yang digunakan adalah kapitalisme yang melahirkan liberalisme. Dalam sistem tersebut setiap orang bebas melakukan apa pun, termasuk tindak kriminal di sekolah. Mereka menganggap bahwa kekerasan merupakan hal wajar dilakukan ketika terjadi sebuah masalah.

Islam Mengatasi Permasalahan Kekerasan

Islam sangat melarang semua tindakan tidak terpuji, termasuk kekerasan. Pasalnya, Islam memang tidak mengajarkan hal demikian. Sebaliknya, Islam mengajarkan sikap lemah lembut terhadap semua orang tanpa memandang latar belakangnya.

Hal ini sesuai firman Allah Swt. dalam surah Ali Imran ayat 159 yang maknanya, berlemah lembut kepada semua orang serta saling memaafkan kesalahan. Ketika ada permasalahan, diselesaikan tanpa ada kekerasan.

Baca: cegah-perkawinan-anak-solusi-atau-ilusi/

Pada dasarnya, manusia adalah sosok yang baik juga lemah lembut. Hanya saja, lingkungannya yang kadang membuat seseorang bisa berubah.

Islam juga memiliki aturan yang bersifat preventif dan kuratif dalam menyelesaikan setiap problematika yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan cara seperti itu, masyarakat akan aman dari tindakan kekerasan dan lainnya.

Dalam hal pendidikan, Islam mengutamakan pembinaan akhlak terlebih dahulu. Setelah itu, baru ilmu pengetahuan. Mengingat, akhlak generasi saat ini sudah sangat rusak. Tak heran, jika mereka menyelesaikan masalah dengan kekerasan.

Begitu pun dengan sikap para pendidik saat ini. Mengapa mereka bisa melakukan kekerasan terhadap siswanya? Bisa jadi, masalah yang dihadapi olehnya sudah kompleks. Tanpa sadar, mereka melampiaskan emosi kepada siswanya, meskipun hal tersebut tidak dibenarkan dalam Islam.

Pasalnya, pendidik di sistem saat ini bukan hanya sekadar mendidik atau mengajar saja. Namun, mereka juga dihadapkan dengan sejumlah administrasi yang rumit serta kurikulum yang terus berubah. Negara juga acuh terhadap para pendidik dengan tidak memberikan kesejahteraan kepada mereka. Itulah potret pendidik saat ini. Miris, saat para pendidik tidak dihargai oleh negaranya sendiri. Padahal, mereka merupakan garda terdepan dalam mencerdaskan anak bangsa.

Khatimah

Islam sangat memuliakan seorang pendidik. Ia memiliki kedudukan yang tinggi. Pasalnya, selain memberikan ilmu, ia juga mendidik siswanya dengan mempertaruhkan waktu, tenaga serta pikirannya. Pendidik tidak akan menjadi pelaku kekerasan jika negara ikut berperan dalam menyejahterakan mereka serta membantunya membangun sebuah peradaban.

Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Dara Millati Hanifah Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Polemik di Balik Minuman "Beer" dan "Wine" Halal
Next
Tawaf Ajaib bagi Kesehatan Jiwa dan Raga
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yuli Sambas
Yuli Sambas
3 days ago

Opininya ibu guru mah ttg dunia pendidikan ya... Keren Kak Dara. Barakallah

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram