Pemuda Pemegang Kompas Peradaban

Pemuda pemegang kompas peradaban

Pemuda adalah penerus estafet sejarah yang akan menentukan ke mana arah suatu negeri akan dibawa.

Oleh. Aurum
Kontributor NarasiLiterasi.Id

NarasiLiterasi.Id--Sebanyak 295 anak muda ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan. Buntut dari aksi besar-besaran yang diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat pada Agustus lalu dalam menuntut keadilan dan kesewenang-wenangan para pemangku kebijakan.

Ketua Komnas HAM menuntut agar kepolisian mengkaji ulang keputusan tersebut. Ia mengatakan, "Karena kalau tidak (sesuai dengan SPPA), itu nanti bisa terjadi potensi atau risiko pelanggaran HAM dalam proses pendekatan hukum" ucapnya. (kompas.com, Jumat, 29-09-2025)

Gen Z Melek Politik

Gen Z adalah sebutan yang diberikan bagi anak yang lahir antara 1997 hingga 2012. Mereka berada dalam usia produktif dengan semangat juang, kritis, serta idealisme yang kuat pada era ini. Bukan hanya itu, Gen Z juga pemegang tongkat estafet peradaban.

Meski diframing generasi yang acuh, Gen Z mampu membuktikan bahwa merek bisa peduli dan berkontribusi bagi bangsanya. Hal ini terbukti dari aksi besar pada Agustus lalu yang didominasi oleh Gen Z. Mereka mulai sadar politik, merasa bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja, dan menuntut perubahan.

Di tengah semangat kepedulian terhadap isu-isu yang terjadi, baik sosial, kemanusian, lingkungan, atau politik, justru semangat dan kepedulianya dikerdilkan dan dikriminalisasi. Bahkan cap biang anarkis tak luput disematkan kepadanya. Hal tersebut tidak lain untuk membungkam suara kritis terhadap para penguasa, pemangku kebijakan yang sewenang-wenang dan minim empati.

Seolah berbanding terbalik dengan slogan-slogan yang sering terdengar. Bahwa dalam alam demokrasi setiap warga dijamin kebebasannya dalam menyampaikan pendapat dan diberikan kebebasan dalam mengekspresikannya.

Benarkah Demokrasi Kapitalisme Memberi Ruang Bagi yang Berbeda Pandangan?

Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat. Dengan prinsip bahwa rakyat memiliki kekuasaan menentukan arah kebijakan dalam pemerintahan. Selain itu dalam demokrasi rakyat juga dilibatkan dalam proses politik dan hak-hak individunya dijamin baik dalam berpendapat maupun berserikat.

Dari definisi di atas dapat kita artikan bahwa kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Kekuasaan ini diwakilkan oleh sebagian rakyat yang terpilih dari hasil pemilu yang didanai oleh para kapitalis, pemilik modal yang memiliki kepentingan. Sehingga sistem ini menjadi rusak sejak awal karena meletakkan kedaulatan tertinggi pada manusia yang lemah, terbatas, mudah berubah, serta memiliki nafsu.

Di samping itu, setiap kebijakan tidak akan pernah murni menyuarakan dan mewakili suara rakyat secara keseluruhan. Sebab, adanya politik transaksional membuat setiap kebijakan akan condong pada para pengusaha dan penguasa yang ada di lingkaran tersebut.

Suara rakyat, khususnya rakyat kecil hanya dijadikan toping. Hal ini karena sifat rakus dan congkaknya para penguasa dan pengusaha tersebut dalam mengeruk sebanyak-banyaknya potensi yang ada dalam suatu negeri tanpa memedulikan nasib rakyat dan lingkungan.

Di alam demokrasi kapitalisme, penguasa bergandengan tangan mesra dengan para pengusaha. Maka ketika ada dari rakyat yang menyuarakan kritik dan ketidak setujuan terhadap setiap kebijakan yang dikeluarkan akan dibungkam dengan segala cara. Hal ini dianggap sebagai bentuk rongrongan terhadap kekuasaan mereka.

Demokrasi kapitalisme hanya memberi ruang bagi mereka yang sejalan dengan kepentingannya. Sehingga rasa adil dalam demokrasi kapitalisme hanya ilusi.

Baca juga: Mendidik Generasi AI

Islam dalam Melihat Pemuda

Dalam pandangan Islam, pemuda bukan sekadar kelompok usia muda, melainkan pemegang kompas peradaban. Mereka adalah penerus estafet sejarah yang akan menentukan ke mana arah suatu negeri akan dibawa. Sepanjang sejarah, banyak perubahan besar justru lahir dari tangan para pemuda yang berani berpikir dan bertindak untuk kebenaran.

Al-Qur’an bahkan mengabadikan kisah para pemuda beriman dalam surah Al-Kahfi:
''Kami Menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenernya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan kami menambahkan petunjuk kepada mereka." (QS. Al Kahfi:13)

Ayat ini merujuk pada kisah Ashabul Kahfi, sekelompok pemuda yang teguh dalam keimanan dan ketaatannya kepada Allah Swt. Di tengah tekanan penguasa zalim pada masa itu mereka memilih bersembunyi demi menjaga akidah, bukan karena takut, tetapi karena ingin mempertahankan kebenaran di tengah gelombang kebatilan.

Kisah ini menjadi bukti kuat bahwa pemuda memiliki peran sentral dalam perubahan dan kebangkitan peradaban. Dari ayat tersebut pula kita belajar bahwa amar ma’ruf nahi munkar, menyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah kewajiban setiap muslim, termasuk pemuda.

Menasehati penguasa yang zalim dengan cara yang bijak adalah bagian dari tanggung jawab keimanan. Dalam sejarah Islam, kita menemukan banyak contoh ketika para ulama, sahabat, dan pemuda berani menyampaikan kebenaran di hadapan pemimpin. Dan menariknya, pemerintahan Islam pada masa itu terbuka terhadap kritik dan nasihat rakyatnya.

Para pemimpin bukan hanya mendengarkan, tetapi juga mempertimbangkan masukan tersebut untuk memperbaiki kebijakan. Sebab, setiap keputusan diambil berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah bukan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Islam juga menaruh perhatian besar pada pendidikan pemuda. Tujuan pendidikan dalam sistem Islam adalah membentuk generasi yang beriman, berakhlak, dan kuat secara mental maupun spiritual. Pendidikan berbasis akidah Islam akan melahirkan pemuda yang memiliki kesadaran politik tinggi bukan sekadar memahami urusan dunia. Namun, menyadari tanggung jawabnya sebagai hamba Allah dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Khatimah

Dengan diterapkannya Islam dalam institusi negara, akan lahir generasi emas pemuda yang tangguh, cerdas, berani, dan berjiwa rahmah. Generasi ini bukan hanya membawa perubahan, tetapi juga menghadirkan kedamaian bagi umat manusia. Inilah wujud nyata dari Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Agama yang membawa cahaya dan kasih sayang bagi seluruh alam. Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Aurum Kontributor NarasiLiterasi dan Praktisi Kesehatan
Previous
Gedung Ponpes Ambruk, Cermin Buruk Fasilitas Pendidikan
Next
Hidup Sejahtera dalam Naungan Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram