Kasus kekerasan di Medan bukan hanya soal konflik personal, tetapi refleksi dari krisis moral dan kegagalan sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan saat ini.
Oleh. Seliana
(Kontributor NarasiLiterasi.Id)
NarasiLiterasi.Id-Kasus kekerasan yang terjadi di Medan Area baru-baru ini menjadi potret buram dari kondisi masyarakat kita. Seorang pria nekat menikam pekerja warung hingga menyebabkan korban terluka parah. (TribunMedan.com, 8-12-24)
Aksi kekerasan ini dipicu oleh rasa sakit hati akibat konflik pribadi (MSN News). Peristiwa tersebut berujung pada aksi main hakim sendiri, di mana pelaku dihajar massa sebelum akhirnya diamankan oleh polisi. Insiden ini bukan sekadar cerita kriminal biasa. Motif sederhana seperti "sakit hati" yang berubah menjadi tindakan brutal mengungkap akar masalah yang lebih dalam karena lemahnya kontrol moral individu, minimnya penyelesaian konflik secara damai, dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem hukum.
Fenomena kekerasan dengan main hakim sendiri yang kerap terjadi menunjukkan bahwa masyarakat merasa hukum tidak mampu memberikan keadilan secara cepat dan tegas.
Kegagalan Sistem Kapitalisme Sekularisme
Penerapan sistem kapitalisme sekuler menjadi salah satu penyebab utama dari permasalahan ini. Sistem ini gagal membangun individu yang memiliki nilai moral kuat karena lebih menekankan pada aspek materialistis dan mengabaikan pembentukan karakter.
Sekularisme, yang memisahkan agama dari kehidupan publik, mendorong masyarakat untuk menyelesaikan persoalan tanpa memedulikan nilai-nilai spiritual dan moral. Kapitalisme menciptakan lingkungan sosial yang penuh tekanan, baik dari segi ekonomi maupun hubungan sosial. Ketimpangan ekonomi yang tinggi sering kali memicu konflik antarindividu. Dalam kondisi ini, individu yang lemah secara mental dan spiritual cenderung memilih jalan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Kehidupan yang serba kompetitif dan kurangnya empati antarindividu semakin memperparah situasi.
Selain itu, sistem hukum yang tidak adil dan lamban dalam menegakkan keadilan semakin memperburuk situasi. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum mendorong mereka untuk mengambil tindakan sendiri, seperti aksi main hakim sendiri yang sering kali berakhir dengan kekerasan berlebihan. Masyarakat yang merasa sistem hukum tidak berpihak pada keadilan akhirnya memilih cara kekerasan sebagai solusi instan, meskipun dampaknya jauh lebih merugikan dan memperburuk situasi sosial.
Islam sebagai Solusi
Islam menawarkan dan memiliki solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan kekerasan seperti ini. Dalam pandangan Islam, setiap individu dipandang sebagai bagian integral dari masyarakat yang harus dibentuk melalui pendidikan akhlak dan penegakan hukum yang adil.
Islam menekankan pentingnya pendidikan akhlak sejak dini. Dalam sistem Islam, pendidikan bukan hanya berorientasi pada kecerdasan kognitif, tetapi juga pembentukan kepribadian yang mulia. Sifat sabar, pengendalian diri, dan penghormatan terhadap hak orang lain diajarkan sebagai bagian dari nilai-nilai agama yang harus diinternalisasi. Pendidikan berbasis moral dan spiritual ini mampu mencetak generasi yang memiliki kesadaran sosial tinggi serta empati terhadap sesama.
Baca: Kekerasan dan Wajah Buram Sistem Pendidikan
Dalam sistem Islam, hukum ditegakkan secara tegas untuk memberikan efek jera dan menegakkan keadilan. Tindakan main hakim sendiri tidak akan terjadi karena masyarakat percaya pada sistem hukum yang cepat, transparan, dan tidak pandang bulu. Penegakan hukum yang konsisten akan menciptakan rasa aman dan kepercayaan di tengah masyarakat.
Selain itu, Islam mendorong penyelesaian konflik melalui mediasi dan dialog. Negara berperan aktif dalam menciptakan mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif sehingga mencegah terjadinya tindakan kekerasan. Dialog yang melibatkan pihak-pihak yang bersengketa, dengan mediasi yang profesional, mampu menghindari eskalasi konflik menjadi kekerasan fisik.
Islam juga memastikan kesejahteraan sosial dengan mengurangi kesenjangan ekonomi dan menciptakan solidaritas masyarakat. Lingkungan yang sejahtera secara ekonomi dan sosial akan menekan potensi konflik. Sistem zakat, infak, dan sedekah yang diterapkan secara terstruktur dapat membantu menciptakan pemerataan kekayaan. Hal ini tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat, tetapi juga membangun harmoni sosial.
Khatimah
Kasus penikaman dan kekerasan di Medan bukan hanya soal konflik personal, tetapi refleksi dari krisis moral dan kegagalan sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan saat ini. Sistem ini gagal membentuk individu yang berkarakter kuat dan menciptakan lingkungan sosial yang damai. Lemahnya kontrol diri, kurangnya penyelesaian konflik yang damai, serta ketidakpercayaan terhadap sistem hukum adalah gejala dari permasalahan yang lebih besar.
Islam sebagai sistem kehidupan yang menyeluruh menawarkan solusi berbasis nilai-nilai spiritual dan keadilan. Dengan penerapan syariat Islam secara kaffah, masyarakat dapat hidup dalam harmoni yang didasari oleh moralitas, kesejahteraan, dan keadilan. Pendidikan akhlak, penegakan hukum yang tegas, dan kebijakan sosial yang pro rakyat adalah kunci untuk mengakhiri lingkaran kekerasan yang terus berulang. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Islam bukan hanya memiliki sanksi yang tegas, akan tetapi Islam akan senantiasa menanamkan pada setiap individu ketakwaan, sikap yang baik, termasuk adab ketika berbicara kepada orang lain.
Jangan sampai lisan kita menyakiti hati orang lain, sekalipun hanya dengan candaan.
Islam juga sangat indah dalam menyelesaikan konflik antar manusia dengan cara yang bijak, tanpa main hakim sendiri, namun pastinya menjerakan.