Cegah Perkawinan Anak, Solusi atau Ilusi

Cegah perkawinan pada anak tidak perlu dilakukan dan bukan suatu hal yang harus ditakutkan. Namun, dijalankan jika sudah siap batin dan lahir

Oleh. Dara Millati Hanifah
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Maraknya perkawinan pada anak di tengah-tengah masyarakat membuat pemerintah memutuskan untuk mengadakan sebuah acara bagi para remaja khususnya anak SMA dan sederajat. Kementerian Agama (Kemenag) khususnya di wilayah Semarang mengadakan seminar nasional untuk anak-anak SMA dan sederajat dengan mengangkat tema, "Cegah Perkawinan Anak".

Mengingat saat ini, perkawinan anak menjadi momok di kalangan generasi muda. Hal ini karena perkawinan anak dianggap sebagai penghambat dalam mewujudkan generasi yang berkualitas. Berbagai masalah seperti kekerasan dalam rumah tangga, tingginya angka perceraian, stunting, dan lainnya menjadi permasalahan kompleks bagi mereka yang menikah di usia dini.

Ratusan siswa dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Semarang, MAN 2 Semarang, dan sejumlah SMA swasta mengikuti Seminar Nasional Cegah Kawin Anak di Semarang, Kamis (18-9-2024). Kegiatan tersebut merupakan usaha untuk mencetak agen perubahan demi mencegah perkawinan anak. Kasubdit Bina Keluarga Sakinah Agus Suryo Suripto mengungkapkan, dengan adanya agen perubahan, perkawinan anak dapat dicegah dan terciptanya generasi yang berkualitas. (Kemenag.go.id, 19-09-2024)

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin berharap dari sisi akademik maupun karakter para pelajar akan terbentuk generasi yang unggul. Ia menjelaskan, pendekatan ini berdasarkan psikologi remaja yang lebih mudah dipengaruhi oleh masing-masing individu dengan usia serta permasalahan yang sama. Diharapkan para siswa dapat menyebarkan nilai-nilai karakter remaja yang sehat sesuai ajaran nabi.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum mengatakan bahwa sangat penting untuk mencegah perkawinan pada anak dengan memastikan usia pernikahan sesuai dengan usianya.

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag Cecep Khairul Anwar menambahkan, pihaknya berkomitmen mencegah perkawinan anak melalui pendidikan. Beliau menjelaskan, Kemenag bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung pembentukan generasi yang berkualitas. (Kemenag.go.id 20-09-2024)

Namun, apakah wacana yang disampaikan para pejabat di atas terkait pencegahan perkawinan anak akan terlaksana? Atau hanya sebuah angan belaka saja. Mengingat, sistem yang diterapkan saat ini tidak berpihak kepada rakyat terutama generasi mudanya.

Ilusi Cegah Perkawinan Anak

Sebenarnya, generasi muda saat ini sudah rusak, baik dari segi akhlak maupun pemikirannya. Tak hanya itu, output dari pendidikan saat ini nyatanya tidak membentuk kepribadian seorang pelajar ke arah yang lebih baik.

Derasnya arus pornografi di tengah-tengah generasi muda saat ini membuat para orang dewasa khawatir. Bagaimana tidak, dengan mudahnya mereka mengakses konten yang berbau pornografi, baik melalui video maupun game yang mereka mainkan.

Ditambah pemerintah saat ini melegalkan bahkan memfasilitasi generasi mudanya dengan seks bebas melaui alat kontrasepsi, vaksin HPV yang diadakan puskesmas untuk anak sekolah dasar juga cara lainnya. Hal tersebut untuk menyuburkan programnya.

Saat ini, pemerintah sedang gencar memberikan edukasi untuk anak-anak usia sekolah termasuk pencegahan perkawinan anak. Hal tersebut dilakukan agar mereka fokus dengan pendidikannya, menikah sesuai usianya, serta menjadi pribadi yang berkualitas.

Baca juga: Marriage is (not) Scary

Pencegahan perkawinan anak rupanya merupakan program dari Barat yang ditujukan untuk kaum muslimin terutama generasi mudanya. Di antara targetnya adalah pengentasan stunting serta penurunan angka pernikahan dini. Hal tersebut akan berdampak pada berkurangnya angka kelahiran khususnya di keluarga muslim.

Lagi, penyebab permasalahan yang terjadi pada generasi saat ini tak lain adalah sistem kapitalisme. Sistem yang memisahkan kehidupan dengan agama. Padahal, sistem tersebut tidak menjamin generasi saat ini menjadi berkualitas.

Perkawinan dalam Islam

Islam memiliki solusi pasti bagi setiap masalah yang terjadi di tengah masyarakat, termasuk permasalahan yang menimpa generasi saat ini. Islam tidak melarang umatnya untuk menikah di usia dini. Tentu dengan syarat yang sudah ditentukan syariat seperti balig, berakal serta mampu dalam memberi nafkah.

Apalagi laki-laki adalah seorang pemimpin. Ia memiliki tanggung jawab dalam mendidik istrinya. Berarti ia harus memiliki kemampuan untuk membimbing istrinya ke arah yang lebih baik. Islam juga menetapkan aturan bagi mereka yang sudah menikah untuk menjaga batasan dalam hal pergaulan seperti campur baur antara laki-laki dan perempuan, menjaga pandangan, menutup aurat, tidak bertemu lawan jenis tanpa izin suami atau istri serta hal yang lainnya.

Semua itu dilakukan untuk menjaga keharmonisan dalam pernikahan. Mengingat pernikahan merupakan ibadah yang panjang. Sudah seharusnya dijaga dengan baik sesuai aturan syariat. Cegah perkawinan pada anak tidak perlu dilakukan dan bukan suatu hal yang harus ditakutkan. Namun, dijalankan jika sudah siap batin dan lahir. Jangan sampai menikah karena suatu insiden seperti seks bebas.

Semua itu akan terwujud jika negara menerapkan sistem Islam. Islam mampu menjamin rakyatnya sejahtera. Di antara semua sistem hanya sistem Islam yang terbaik. Hal ini karena Islam diturunkan sebagai rahmatan lil-'alamin, artinya rahmat bagi seluruh alam. Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Dara Millati Hanifah Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Impor Ikan Tinggi, Ironi Negeri Bahari
Next
Tren Menikah di KUA, Rakyat Kurang Sejahtera?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca: cegah-perkawinan-anak-solusi-atau-ilusi/ […]

trackback

[…] Baca: cegah-perkawinan-anak-solusi-atau-ilusi/ […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram