Menjaga Amanah Kesehatan

Menjaga kesehatan

Pola makan, pola pikir, dan pola istirahat jika terpenuhi dengan baik, maka insyaallah manusia bisa menjaga amanah kesehatan ini dengan baik.

Oleh. Arum Indah 
(Kontributor NarasiPost.Com dan Gerd Survivor)

NarasiPost.Com-Menjadi seorang muslim merupakan kenikmatan luar biasa dari Allah Swt. Dan ketika kita sudah mengazamkan diri menjadi muslim, maka menjadi kewajiban bagi kita untuk melaksanakan seluruh perintah Allah. Baik yang berkaitan dengan hubungan manusia kepada Allah, hubungan manusia dengan manusia lain, serta hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Hidup di dalam sistem kapitalisme, yang jauh dari nuansa Islam dan kerusakan yang hampir terjadi di seluruh lini kehidupan memang menuntut kita untuk ekstra menjalankan seluruh perintah Allah. Terlebih kita sebagai para pengemban dakwah yang mengemban tugas mulia untuk mendakwahkan Islam dan menyadarkan umat. Tak hanya sekadar pemahaman sahih yang harus kita miliki, tapi kita juga harus mampu menjaga salah satu amanah Allah yang juga merupakan  pangkal dari seluruh aktivitas itu sendiri, ialah kesehatan. Rasulullah saw. bersabda:

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia lalaikan di dalamnya, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari)

Hadis di atas tentu menjadi pengingat bagi kita. Benar adanya jika kita sering terlalai dalam nikmat sehat. Tanpa kita sadari lebih dalam, bahwa kesehatan tubuhlah yang menjadikan kita mampu melakukan seluruh aktivitas kehidupan seperti mengemban dakwah, menjalankan amanah sebagai pencari nafkah, mengurusi keluarga, dan lain sebagainya. Jika kita sakit, tentu seluruh aktivitas kita akan terbengkalai. 

Benar, sakit adalah ujian bagi umat manusia. Tapi hanya sedikit manusia yang mau berpikir dan membuka hati lalu merenung kenapa ia bisa sakit. Bagaimana selama ini ia memelihara tubuhnya, apakah ia telah menjalankan amanah menjaga tubuh sebaik mungkin atau malah mengabaikan hak-hak tubuh. Untuk kemudian ini menjadi evaluasi baginya agar sakit yang telah ia alami menjadi pelajaran untuk lebih mawas menjalankan amanah kesehatan dari Allah.

Berbagai penyakit degeneratif yang bermunculan dewasa ini, penyakit yang biasanya terjadi di usia senja, justru hari ini banyak menjangkiti kaum muda. Dispepsia fungsional, gastritis, GERD, diabetes, kanker, kardiovaskular, dan berbagai penyakit lain. Tak sedikit penyakit-penyakit ini ditemukan di usia muda, remaja bahkan anak-anak. Penyebab sakit tentu tidak hanya berdasarkan pada satu faktor. Tapi kita perlu melihat secara komprehensif. Mempertimbangkan berbagai faktor baik eksternal maupun internal tubuh yang bisa mendasari timbulnya suatu penyakit.

Faktor eksternal misalnya pola hidup, termasuk di dalamnya pola makan, pola pikir, dan pola istirahat turut memberi adil. Berikut uraiannya:

  1. Pola makan. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 168 :

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi tayib (baik) dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Dalam surah ini, Allah menegaskan bahawa makanan yang kita makan, tak cukup hanya sekadar halal, tapi juga harus sampai derajat tayib (baik) bagi tubuh. Kategori makanan tayib adalah makanan yang tidak memberikan efek negatif bagi tubuh baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam surah ini bahkan Allah Swt. juga memperingatkan kita tentang hubungan makanan dan langkah-langkah setan. Ingatlah, bagaimana dulu Nabi Adam dan Siti Hawa juga dihasut oleh setan lewat makanan (buah khuldi). Na’udzubillah. Mengonsumsi makanan yang tidak tayib artinya kita telah memberikan sesuatu yang buruk bagi tubuh kita. Efeknya mungkin bisa tidak terlihat dalam jangka pendek, tapi dalam jangka panjang akan ada masanya tubuh sudah tidak mampu lagi mengurai zat-zat buruk dari makanan yang telah masuk. Penyakit besar tidaklah timbul dalam waktu singkat, tapi merupakan akumulasi dari buruknya gaya hidup dan konsumsi makanan  tidak tayib yang sudah bertahun-tahun.

Dan lihatlah kondisi hari ini, berbagai pangan yang mengandung zat sintetis, pengawet, pewarna, penyedap rasa dan zat-zat nonnutrisi memenuhi industri pangan hari ini. Junk foodultra processed food (makanan ultra olahan), dan makanan instan kadang menjadi primadona untuk dikonsumsi masyarakat. Di mana komposisi dalam  makanan-makanan ini juga bisa mengganggu kesehatan. Hal ini tentu menjadi pengingat bagi kita untuk selektif dalam memilih dan memberi makanan bagi tubuh. Perlu tekad yang kuat untuk membentuk kebiasaan makan yang tayib ini.

  • Pola pikir.

Tak dimungkiri juga, tingkat stresor yang tinggi bisa mengakibatkan menurunnya performa kesehatan seseorang. Tapi sebenarnya, poin kedua ini bisa diimbangi dengan poin pertama jika konsumsi makanan tayib terpenuhi dengan baik. Maka tubuh manusia bisa memproduksi keseimbangan hormon saat tubuh mengalami  stres dari luar. Sehingga tubuh manusia bisa lebih ‘struggle’ untuk mengelola stres. Maha Besar Allah yang telah menciptakan keseimbangan dalam tubuh manusia, tapi terkadang manusia jualah yang merusak keseimbangan dalam tubuhnya.

  •  Pola istirahat. Allah Swt. berfirman dalam Surat Al Qashash ayat 73:


"Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya."

Dalam surah ini, jelas dikatakan bahwa Allah menciptakan malam untuk beristirahat dan siang untuk beraktivitas. Dalam kondisi hari ini tak sedikit yang membalik kondisi ini, siang untuk beristirahat dan malam untuk beraktivitas. Baik itu karena masalah pekerjaan ataupun hanya sekadar hobi. Bahkan ada juga istilah insomnia (sulit tidur) sehingga terkadang mengharuskan seseorang untuk mengkonsumsi obat-obatan untuk tidur.

Padahal tidur malam tepat waktu dan bangun lebih awal di sepertiga malam akhir justru sangat memberikan efek yang sangat bagus untuk tubuh. Bukankah Rasul juga  mengajarkan demikian? Tidur selepas Isya dan bangun di sepertiga malam akhir untuk menunaikan ibadah tahajjud. Permasalahan di poin ketiga pun, sebenarnya akan membaik jika poin satu dan dua bisa dilaksanakan dengan baik. 

Artinya kesatuan tiga poin ini yakni pola makan, pola pikir, dan pola istirahat jika terpenuhi dengan baik. Maka insyaallah manusia bisa menjaga amanah kesehatan ini dengan baik.

Kemudian faktor internal yang berkaitan dengan masalah kesehatan manusia adalah hati. Sabda Rasulullah saw.: 

“Ketahuilah bahwa dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh anggota dan jika rusak maka rusaklah seluruh anggota, ketahuilah itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ya. Hati. Segumpal daging yang diciptakan Allah dalam tubuh manusia ini juga bisa memengaruhi kesehatan. Berbagai penyakit hati seperti dendam, benci yang berlebihan, iri hati, hasad, dengki, bahkan waswas dan lain sebagainya bisa memperburuk penyakit seseorang. Hati merupakan perkara yang hanya individu tersebut dan Allah yang tahu. Sebagai seorang muslim, menjaga hati dari sifat-sifat yang tidak baik tentu menjadi keharusan bagi  kita. Mendekatkan diri kepada Allah, menghiasi diri dengan ibadah-ibadah sunah, berprasangka baik terhadap apa pun keputusan Allah pada diri kita, menjaga hubungan baik dengan karib-kerabat serta meneladani sifat-sifat Rasulullah adalah langkah-langkah yang bisa kita ambil untuk merawat hati. 

Baca juga :
https://narasipost.com/sastra/05/2021/kala-iman-naik-turun/

Kesehatan adalah hal yang paling penting. Dengan sehat, semua aktivitas ibadah dan muamalah bisa kita lakukan dengan maksimal. Menjaga faktor internal dan eksternal dengan menciptakan korelasi yang baik antara pola makan, pola pikir, pola istirahat, dan hati adalah kombinasi sempurna dalam menjaga amanah sehat. Kelak kita semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah bagaimana sejauh ini kita merawat tubuh ini. Apakah tetap sama sehatnya sebagaimana saat kita dilahirkan ke dunia, atau justru kita malah merusak amanah ini, semoga kita termasuk ke dalam orang-orang beruntung yang mampu menjaga amanah ini sampai akhir hayat. 

Wallahalam bi ash-showab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Arum Indah Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Tentukan Posisimu
Next
Popularitas Bukan Jaminan
2.8 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Bedoon Essem
Bedoon Essem
1 year ago

Barakallah mantab mb..yuk guys jaga kesehatan agar ibadah lancar, dakwah moncer..

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Ya, kesehatan adalah modal utama manusia, selain umur. Terkadang agak susah juga sih menjaga kesehatan dengan makanan yang baik bagi tubuh. Tapi manusia tetap wajib ikhtiar untuk menjaga kesehatannya semaksimal mungkin. Barakallah

Dyah Rini
Dyah Rini
1 year ago

Setuju Mbak, kesehatan adalah nikmat yang mahal. Maka perlu dijaga dengan baik. Apalagi di alam kapitalisme, siapa yang sakit harus siap membawa kantong tebal jika berobat ke rumah sakit. Sebagai muslim, jelas patokan kita adalah petunjuk Alllah Swt. lewat Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Saw. Keren Mbak, tulisannya sebagai pengingat diri.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

Benar. Menjaga amanah kesehatan kadang sering dilupakan. Hak tubuh jarang dipenuhi jika sudah melakukan sesuatu. Pengalaman bagi saya, jika sudah lelah lebih baik istirahat, tidak dipaksa. Sehat itu mahal guys.

Maya Rohmah
Maya Rohmah
11 months ago

Terima kasih, Mbak Arum.

Pola makan, pola pikir, pola istirahat, dan hati adalah kombinasi sempurna dalam menjaga amanah sehat.

trackback

[…] baca: Menjaga Amanah Kesehatan […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram