Banjir Produk Impor Cina, Industri Tekstil Dalam Negeri Merana

banjir produk impor Cina industri

Menyedihkan, banjir produk impor ini menyebabkan industri tekstil dalam negeri terus terpuruk, banyak yang bangkrut dan gulung tikar.

Oleh. Nina Marlina, A.Md.
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Saat ini produk Cina terus membanjiri pasar Indonesia. Produk Cina memang unggul di harga yang murah, tetapi kualitasnya rendah. Parahnya, banyak produk impor tersebut berstatus ilegal.

Banjir produk impor murah asal Cina ini tampak jelas di Pusat Grosir Tanah Abang, salah satunya tepat di Lantai 1 Jembatan Blok A. Pakaian impor asal Cina, termasuk baju bayi dan anak, terpampang rapi di kios para pedagang. Pakaian anak dan bayi itu tidak memiliki label Standar Nasional Indonesia (SNI).

Padahal pakaian anak dan bayi termasuk produk yang wajib memenuhi SNI 7617:2013. SNI ini mengatur persyaratan zat warna azo, kadar formaldehida, dan kadar logam terekstraksi pada kain. Selain itu, pakaian anak dan bayi wajib memenuhi SNI 7617:2013/Amd1:2014 yang memuat persyaratan zat warna azo, kadar formaldehida, dan kadar logam terekstraksi pada kain. Produk tekstil ini diwajibkan mengantongi Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI. (CNBC Indonesia, 09/08/2024).

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai pemerintah enggan mengambil risiko besar untuk menyelamatkan industri tekstil. Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho menyoroti kinerja industri tekstil dan industri pakaian jadi (wearing apparels) di dalam negeri yang terpuruk. Ia melihat pemerintah lebih memprioritaskan hilirisasi di bidang pertambangan daripada mengurusi industri tekstil dan pakaian jadi di Indonesia. (CNN Indonesia, 09/08/2024).

Akibat Banjir Produk Impor

Produk impor lebih diminati masyarakat karena harganya murah. Misalnya produk-produk yang dijual di online shop. Selain murah, cara membelinya juga mudah. Cukup dengan transfer atau COD barang sudah bisa dimiliki. Meski terkadang tidak sedikit produk tersebut berkualitas rendah.

Menyedihkan, banjir produk impor ini menyebabkan industri tekstil dalam negeri terus terpuruk, banyak yang bangkrut dan gulung tikar. Ketika perusahaan bangkrut, tentu akan mengorbankan para karyawan dengan melakukan PHK. Meningkatnya pengangguran akan memperbanyak angka kemiskinan. Hal ini tentu akan berdampak besar kepada perekonomian masyarakat dan negara.

Sayangnya, negara seolah tak berdaya dalam mengatasi kebangkrutan industri tekstil ini. Tidak ada perlindungan terhadap produk tekstil dalam negeri, padahal banjir produk impor akan menekan daya saing produk lokal atau UMKM, meski sudah meningkatkan kualitas produk.

Baca: Utang IMF Lunas, Tumbalnya Tak Kalah Mengerikan?

Sementara itu, suasana bisnis di Cina banyak mendapatkan dukungan dan subsidi dari negara. Hal tersebut didukung oleh tingginya ketersediaan bahan baku dan upah pekerja yang rendah. Selain itu, diketahui produk impor tersebut masuk tanpa bea cukai sehingga dapat dijual di Indonesia dengan harga murah.

Adapun penyebab utama banjir produk asing ini adalah relaksasi impor yang dilakukan oleh pemerintah sehingga memberikan kelonggaran terhadap impor barang, termasuk tekstil. Pemerintah telah mengeluarkan Permendag No. 8/2024 tentang Perubahan Ketiga atas Permendag No. 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.

Hal ini wajar terjadi dalam sistem ekonomi kapitalisme. Dalam sistem ini, penguasa telah berkompromi dengan para pengusaha besar dalam melahirkan berbagai kebijakan demi keuntungan dan kemaslahatan mereka. Mereka tidak peduli terhadap kesejahteraan pengusaha kecil dan rakyatnya. Kapitalisme pun telah melahirkan pasar bebas yang membuat produk-produk asing leluasa masuk ke negara kita. 

Sistem Islam Menjamin Kestabilan Ekonomi

Sistem Islam tegak di atas asas akidah Islam sehingga penguasa akan terikat dengan syariat Islam. Ia tidak akan melahirkan kebijakan yang menguntungkan dirinya sehingga mengorbankan rakyat. Islam mewajibkan negara untuk menyiapkan sistem bisnis yang kuat sehingga terjadi kompetisi yang sehat.

Negara akan melindungi industri dari gempuran impor karena hal tersebut akan sangat melemahkan kedaulatan negara. Selain itu, negara akan memberikan support dalam berbagai bentuk, seperti pemberian bantuan modal, alat, dan mesin agar menghasilkan produk berkualitas dan bisa menjamin kebutuhan sandang dalam negeri. Alhasil produk yang dihasilkan di dalam negeri bisa terserap oleh pasar. Industri tekstil dalam negeri tetap eksis. Perekonomian negara maju, kesejahteraan rakyat pun terjamin.

Sungguh kita harus segera mengganti sistem kapitalisme ini dengan sistem Islam. Kapitalisme telah menimbulkan kemudaratan, sedangkan Islam akan mewujudkan kemaslahatan karena aturannya bersumber dari Allah Swt. Wallahua'lam bishawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Nina Marlina Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Syariat Parsial di Afganistan Menyengsarakan Perempuan
Next
Keistimewaan Angka Tujuh di Bumi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yuli Sambas
1 month ago

Sudahlah mematikan produk UMKM dalam negeri, tak berlabel SNI, ilegal pula!! Ya Salam... Indonesia oh Indonesia

Mbak Nina, opininya keren Mbak. Barakallah

trackback

[…] Baca juga: Banjir Produk Impor Cina, Industri Tekstil Dalam Negeri Merana […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram