Setelah Badai Milton, Terbitlah Badai Penipuan

setelah badai milton terbit badai penipuan

Kapitalisme menyuburkan praktik penipuan di tengah masyarakat. Perilaku masyarakat yang bebas tak lepas dari hak kebebasan berperilaku dan berekspresi

Oleh. Sulastri
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Malang nian derita warga Florida, AS. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah ungkapan betapa menyedihkannya warga Florida saat ini. Lantaran setelah badai Milton terbitlah badai penipuan. Pelaku melancarkan aksinya dengan bermodus bantuan darurat bencana. Banyak sekali jenis penipuan yang mengancam warga Florida. Baik itu penipuan dana bantuan bencana, asuransi, maupun kontraktor perbaikan bangunan. Selain itu terdapat penipuan yang mengarang cerita palsu agar menarik simpati masyarakat. (cnnindonesia.com, 13-10-2024).

Penyebab Penipuan

Ketidakpastian ekonomi kapitalisme menjadi penyebab banyaknya penipuan. Dilansir dari laman antaranews.com, 17-1-2024. Negara AS saat ini mengalami inflasi. Inflasi pada Desember 2023 tercatat sebesar 3,4 persen secara year on year.

Imbas dari inflasi membuat harga barang merangkak naik. Seperti harga hunian menembus harga yang fantastis. Belum lagi biaya pendidikan dan kesehatan yang amat tinggi. Akibat inflasi membuat rakyat tak sejahtera, bahkan perekonomian negara pun tersendat. Ekonomi terpuruk di level rendah, semua pihak mengalami kesulitan hidup, kecuali oligarki yang tetap sejahtera.

Akhirnya masyarakat putus asa dan bingung dengan ketidakpastian ekonomi saat ini. Masyarakat pun tak sejahtera dan memilih penipuan untuk bertahan hidup. Hidup dalam sistem kapitalisme sangat keras dan butuh perjuangan. Masyarakat dibiarkan berdiri dengan kedua kakinya sendiri demi bertahan hidup. Tentu tidak ada asap jika tidak api. Tidak akan ada penipuan jika masyarakat sejahtera.

Hidup sejahtera dalam sistem kapitalisme hanyalah sekadar mimpi. Semua cara dipilih demi bertahan hidup. Bencana yang seharusnya digunakan untuk menolong sesama malah digunakan sebagai dalih menipu. Rasa empati masyarakat telah terkikis demi ambisinya mendapat materi. Masyarakat pun mudah percaya jika ada seseorang yang menawarkan bantuan, sebab mereka membutuhkan bantuan saat dilanda bencana.

Kapitalisme Menyuburkan Penipuan

Kapitalisme menyuburkan praktik penipuan di tengah masyarakat. Perilaku masyarakat yang bebas tak lepas dari hak kebebasan berperilaku dan berekspresi. Setiap hari masyarakat disirami dengan paham kapitalisme, sehingga praktik penipuan tumbuh subur. Tidak ada hukuman yang membuat jera pelaku. Hukuman kurungan penjara yang diterima hanya hitungan tahun saja.

Itu pun akan dipotong lagi ketika tahanan berkelakuan baik. Penguasa bahkan bisa mengutak-atik hukum sesuai kepentingan. Oleh karena itu, wajar jika masih banyak tindak kriminal yang merajalela. Negara AS yang terkenal maju saja masih banyak tindak kejahatan, mengindikasikan tingkat kesejahteraan belum merata.

Dijelaskan dalam kitab Mafahim Islam, karya Syekh Taqiyuddin an-Nabhani, bahwa masyarakat seperti air dalam tempayan besar, apabila di sekelilingnya diletakkan sesuatu yang membekukan, maka air itu akan mengeras. Sama halnya masyarakat, jika dipengaruhi ideologi yang rusak, tentu masyarakat akan rusak, terus merosot, serta terbelakang.

Napi yang telah keluar penjara tak menjamin sudah berkelakuan baik, terbukti banyak narapidana yang keluar masuk penjara pada kasus yang sama. Hukuman penjara sama sekali tak membuat jera. Di penjara masih bisa makan, tidur, atau menikmati fasilitas mewah seperti para koruptor.

Masyarakat saat ini tidak takut melakukan tindak kejahatan, karena hukum saat ini bersifat lemah. Hal ini berimbas dengan banyak sekali kejahatan yang mengancam masyarakat. Perasaan waswas menghinggapi masyarakat setiap harinya, karena tak ada jaminan keamanan. Masyarakat dituntut untuk waspada dan melindungi diri dari tindak kejahatan, karena tidak adanya jaminan keamanan dari negara. Miris sekali memang kehidupan dalam sistem kapitalisme.

Baca: Topan Yagi Picu Banjir Myanmar

Islam Menutup Celah Penipuan

Islam menutup rapat celah penipuan dengan ketakwaan dan keimanan. Keimanan dan ketakwaan seorang muslim akan mengantarkan pada perilaku yang terpuji. Ketakwaan dan keimanan masyarakat akan dijaga oleh negara. Sebagai contoh, pelaku murtad akan dihukum mati, tetapi sebelumnya negara akan menasihati hingga tiga kali, jika masih belum bertobat, maka ia akan dihukum mati. Masyarakat bertakwa akan menjauhi segala bentuk kejahatan sebagai konsekuensi keimanan dan ketakwaan. Dalam berperilaku, masyarakat akan mengontrol diri agar tidak merugikan orang lain. Masyarakat takut akan murka Allah dan balasan Allah, sehingga memiliki kontrol diri dalam berperilaku.

Islam pun akan memperhatikan kesejahteraan individu rakyat. Semua individu per individu akan terjamin hidupnya. Bagi seorang laki-laki akan diwajibkan bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ditambah negara menyediakan lowongan pekerjaan yang banyak, tidak sulit mencari pekerjaan dalam negara Islam, karena pengelolaan SDA dikelola oleh negara sehingga banyak lapangan pekerjaan. Pengelolaan SDA tak boleh dikuasai oleh individu, swasta, maupun asing. Islam benar-benar akan menjamin kesejahteraan masyarakat.

Regulasi seperti ini akan menjauhkan masyarakat dari stres pemicu penipuan. Masyarakat pun tak memiliki niatan untuk menipu karena hidupnya sudah sejahtera. Dikuatkan pula dengan keimanan dan ketakwaan individu semakin mengukuhkan individu. Masyarakat lebih memilih untuk mendekatkan diri pada Allah, daripada mendekati tindak kejahatan. Masyarakat pun akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk ibadah, bukan untuk menipu. Tujuan manusia diciptakan adalah untuk ibadah.

Hukuman dalam Islam

Penipuan dalam Islam merupakan dosa besar. Islam memiliki mekanisme hukum yang tegas dan menjerakan. Hukuman bagi pelaku penipuan yaitu takzir. Sanksi takzir yaitu berupa jilid, hukuman mati, penjara, dan lain sebagainya.

Eksekusi hukuman berlangsung di tempat umum dan disaksikan banyak orang. Hal ini membuat rasa takut pada masyarakat ketika melakukan kejahatan. Akhirnya, masyarakat akan menjauhi tindak kejahatan.

Allah Swt. mengingatkan dalam QS. An-Nisa ayat 107 yang artinya:

"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat dan berdosa".

Khatimah

Demikianlah jika Islam diterapkan dalam seluruh bidang kehidupan. Mampu mencegah dan memberikan solusi tindak penipuan. Berbeda dengan sistem kehidupan hari ini yaitu kapitalisme yang hanya menimbulkan kerusakan dan tak mampu memberi rasa aman pada masyarakat. Wallahu a'lam bishawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Sulastri Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Suka Duka Menulis
Next
Quick Win, Kesejahteraan Hanya Ilusi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Atien
Atien
1 month ago

Kapitalisme selalu menjadi biang kerok yang menimbulkan kekacauan. Termasuk di dalamnya tindakan penipuan yang makin merajalela. Saatnya Islam diterapkan agar tindak penipuan bisa ditindak tegas oleh negara. Barakallah mba @Sulastri

trackback

[…] Baca: Setelah Badai Milton, Terbitlah Badai Penipuan […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram