Jurnal Jalan Arsitek Part 1 Remaja yang Bercita-cita Menjadi Arsitek

"Betapa pentingnya bagi seorang remaja menemukan jati diri, tujuan hidup dan cita-cita agar tidak mudah terjebak dan terhenti pada kesulitan dan kesesatan."
( Jurnal Jalan Arsitek Part 1 Remaja yang Bercita-cita Menjadi Arsitek )


Judul Buku: Jurnal Jalan Arsitek Part 1 Remaja yang Bercita-cita Menjadi Arsitek
Penulis: Vidya Spaey
Penerbit: IKB
Keterangan Karya: Pemenang Kategori 1 dalam Kompetisi Menulis Novel Teenlit yang diselenggarakan oleh Pateen.
Review : Vidya Spaey Putri Ayuningtyas

NarasiPost.Com-Chapter 12: Antara Lulus dan Putus Sekolah

Married by Accident (MBA) diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi menikah karena kecelakaan. Tiba-tiba satu kelas dihebohkan dengan istilah MBA. Awalnya Vidya salah dengar dengan NBA atau National Basketball Association, setelah memperhatikan lebih jelas baru terdengar MBA atau Married by Accident. Vidya juga masih berpikir keras apa maksudnya menikah karena kecelakaan bukankah menikah seharusnya karena cinta. Bian sendiri merupakan salah satu dari anggota basketball wanita di SMP di mana Vidya sekolah.

“Bian…” bisik teman 1
“NBA…” bisik teman 2
“MBA…” bisik teman 3
“Ada apa dengan Bian?” Vidya bertanya karena bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
“Bian, memutuskan keluar dari sekolah karena hamil dan mau menikah…” jawab Yusi yang merupakan teman sebangku dari Bian.

“Hah… ini kan sudah tinggal menunggu hari menuju ujian akhir dan kelulusan… Apakah tidak mungkin tetap melanjutkan sekolah hingga lulus dalam keadaan hamil?” Vidya terkejut dan khawatir dengan nasib sekolah Bian. “Sayang sekali tinggal sebentar lagi lulus…” ungkap Vidya yang sedih mendengar berita yang mengagetkan sekolah di pagi hari.

“Bian merahasiakan kehamilannya pada bulan-bulan awal… Beberapa teman mulai menyadari ketika kehamilannya mulai membesar…. Bahkan beberapa guru mulai mencurigai dan menanyakan…Yah, tapi mau bagaimana lagi karena tanggal melahirkan sudah sangat dekat mungkin juga bertepatan dengan tanggal ujian akhir… Bian yang awalnya memutuskan cuti jadi mengundurkan diri… Dan berita yang selama ini ditutupi akhirnya terbongkar juga…” papar Yusi.

Karena pelajaran dan sekolah adalah yang terpenting bagi Vidya, maka Vidya lebih mengkhawatirkan kelanjutan pendidikan dan sekolah Bian daripada hal lainnya. Beberapa teman masih terus melanjutkan pembicaraan tentang Bian. Pandangan Vidya tertuju pada kursi kosong yang biasanya diduduki oleh Bian. Pada akhirnya semua siswa akan meninggalkan sekolah ini, ada yang lulus, pindah dan putus sekolah. Namun meninggalkan sekolah dengan cara seperti ini sangat menyedihkan bagi Vidya.

“Itu anak siapa yang dikandung oleh Bian?” Teman 1 yang merasa penasaran tentang Bian.
“Anak Bian dan pacarnya yang segera akan jadi suaminya…” celetuk teman 2.
“Mereka kok bisa lepas kontrol ya… emang gak ada ortu di rumah?” Teman 3 ikut berkomentar atas kejadian yang menimpa Bian.
“Katanya mereka melakukan pas rumah… Saat berteduh di rumah kosong berdua…” jawab teman 2 yang sepertinya mengetahui banyak hal.
“Jadi, orang cantik ya begitu banyak godaannya… pacar pun mana tahan disampingnya…” Teman ke-4 menanggapi kejadian secara sinis sambil tertawa puas.

Seharian kelas Vidya dan Sekolah SMP *** Surakarta dibuat heboh dengan berita tentang Bian. Bian merupakan salah satu dari banyak kembang sekolah karena terkenal dengan parasnya yang cantik mirip seperti aktor Marcella Zalianty. Vidya yang mengetahui akan dosa gibah dan fitnah tidak ingin masuk terlalu dalam ke percakapan teman-teman. Berusaha sekuat tenaga menghindari percakapan teman-teman sekalipun akan tetap terdengar. Karena Vidya berada di kelas yang sama dengan Bian, semua murid kelas lain merasa bahwa Vidya pasti tau. Vidya hanya bisa terdiam setiap kali ditanya dan mengatakan tidak banyak tahu tentang berita tersebut. Yang membuat Vidya lebih banyak diam karena berita hari ini betul-betul membuat Vidya kaget dan terus berpikir.

Pada kondisi seperti ini siapa yang seharusnya disalahkan atau diperbaiki kedepannya agar tidak terulang? Vidya sendiri yang tidak banyak mengetahui tentang hubungan pria dan wanita. Selama ini, Vidya menghindari berpacaran dengan seorang pria semata-mata karena Allah dan agama Islam melarang hubungan percintaan sebelum menikah atau yang dikenal dengan pacaran. Namun, kejadian ini membuat Vidya makin tersadarkan dan takut betapa pacaran atau menjalin hubungan cinta antara wanita dan pria sebelum nikah itu berbahaya. Vidya hanya bisa mengirim doa untuk Bian agar diberikan kemudahan kedepannya.


Karena ujian akhir sudah tinggal menghitung hari, Vidya menarik fokusnya kembali ke persiapan ujian akhir. Kali ini Vidya tidak ingin menyusahkan kedua orang tuanya lagi dalam mencari sekolah. Vidya sendiri ingin merasakan sekolah di sekolah yang memiliki peringkat 3 terbaik. Sedikit pun Vidya tidak pernah menyesali masuk ke SMP ***. Vidya justru sangat bersyukur bisa bertemu dengan banyak guru yang bersabar membimbing dan mengajari murid-murid yang kebanyakan tidak terlalu cerdas, dan memiliki kecenderungan melakukan kenakalan remaja. Walaupun hal seperti ini juga terjadi di sekolah negeri yang lain bahkan dengan peringkat terbaik sekalipun juga memiliki banyak catatan kenakalan yang kurang lebih sama dari penggunaan obat terlarang, minuman keras, geng motor, hamil di luar nikah yang mengakibatkan pernikahan dini dan putus sekolah, tawuran antarsekolah dan remaja, membolos, mencontek, dan masih banyak lagi.

Vidya bersyukur di lingkungan sebaik dan seburuk apa pun jika terus berpegang teguh pada ajaran Allah Swt. yang benar disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril kepada nabi Muhammad saw. akan diberi kemudahan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Vidya tidak pernah kecewa mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi larangan Allah karena dengan begitu Vidya dapat membebaskan masa remaja dari catatan kenakalan remaja. Vidya membenarkan perkataan teman kajian Islam bahwa ketika remaja Islam terus setia menjaga dan mengindahkan Allah Swt., Muhammad saw., dan agama Islam dalam hati, lisan, tingkah laku dan perbuatan baik dilihat maupun tidak dilihat orang lain setiap hari di hidupnya, maka pada akhirnya remaja Islam itu sendiri yang akan dijaga oleh Allah Swt., Muhammad saw., dan agama Islam di dunia dan akhirat. Menjaga berarti berkomitmen dengan sungguh-sungguh. Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus dalam menghadapi segala godaan, ujian, dan cobaan serta musibah dan anugerah.

“Alhamdulillah Tsumma Alhamdulillah…” ucap syukur Vidya bisa menyelesaikan sekolah dengan peringkat terbaik yang dijaga dari kelas 1 hingga kelas 3 dengan satu catatan buruk yaitu tidak mau menggunakan celana olah raga yang terlalu pendek. Dengan perolehan nilai dan peringkat yang tinggi, Vidya mendapatkan kesempatan untuk berpidato.

“Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh… Puji dan syukur kepada Allah Swt., salawat dan salam untuk Baginda Muhammad saw. serta nikmat iman dan Islam… Hari ini saya, Vidya Spaey ingin mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada SMP ***, Kepala Sekolah dan Para Guru yang dengan sabar mendampingi kami, serta semua orang yang membuat proses belajar dan mengajar ini berjalan dengan baik, dan semua murid yang dengan ikhlas mewakafkan dirinya untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya serta seluruh orang tua yang hadir dan selalu setia mendukung dan mendoakan putra-putrinya. Saya seorang gadis yang tidak percaya diri karena prestasi yang kurang baik, IQ yang rendah serta bekas cacar air yang memenuhi kulit saat masuk ke sekolah ini, berubah menjadi gadis yang percaya diri dan diberi kepercayaan ini atas kebaikan semua orang di sini. Saya memohon maaf lahir dan batin jika selama menjalani proses belajar mengajar, saya melakukan banyak kesalahan baik yang disadari maupun tidak disadari… hasil tidak pernah mengkhianati kerja keras, kerja ikhlas, kerja cerdas dan kerja tuntas… Selamat atas kelulusan teman-teman dan seluruh orang tua murid… terus belajar, berdoa dan wujudkan cita-cita… Wasalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh…” pesan Vidya dalam pidato kelulusan.


Kalau dulu tenang masuk ke SMP *** karena cacar air dan nilai yang kurang, saat ini Vidya bisa lebih tenang memilih Sekolah Menengah Atas yang diinginkan nilai yang cukup tinggi. Mama Nani adalah alumni dari SMA *** dan Papa Wimpi adalah alumni dari SMA Negeri 3 Surakarta.

Vidya memilih SMU *** karena lokasi yang dekat dengan rumah kedua orang tua di Pajangan. Dan Vidya dinyatakan diterima di SMA ***. Vidya mulai menjalani kehidupan sebagai siswa SMA dengan menggunakan seragam kemeja berwarna putih dan rok berwarna biru muda. Berbeda dengan teman-teman lainnya yang membuat kemeja menjadi ketat dan rok menjadi sangat pendek dan mini, Vidya justru membuat baju sedikit longgar dan rok yang panjang dan longgar.

Banyak kejadian mengejutkan yang terjadi di awal sekolah. Seperti terpilih tanpa seleksi menjadi anggota Pasukan Baris Berbaris (PBB) sekolah karena tinggi badan. Orientasi Sekolah yang formal dari sekolah dan informal dari kakak angkatan. Dari jurit malam hingga perpeloncoan pun terjadi, beberapa kakak kelas dengan prestasi yang tidak begitu baik pun bisa seenak hati marah-marah pada adik angkatan. Katanya untuk melatih mental dari siswa dan siswi baru. Vidya tidak ada masalah dengan orientasi sekolah atau sering dikenal dengan OSPEK yang diselenggarakan oleh sekolah, namun Vidya tidak pernah setuju dengan ide perpeloncoan hanya bisa mengikuti alur untuk menghindari labrakan dan kemarahan dari kakak tingkat.

Belum puas bernapas lega setelah lepas dari Ospek dan Perpeloncoan, Vidya dikejutkan kembali dengan kedatangan segerombolan kakak kelas yang terdiri dari wanita dan pria ke kelas Vidya. Mereka datang sambil menggebrak pintu dan melabrak salah satu siswi yang ada di kelas yang sama dengan Vidya. Siswi tersebut dikenal dengan sebutan Tantan. Tantan menjadi terkenal karena parasnya yang cantik dan kepandaiannya berdandan. Banyak kakak kelas khususnya yang pria menyukai Tantan. Kemungkinan karena merasa iri atau risih, beberapa kakak kelas wanita melabrak Tantan dari menyebutkan apa kesalahan Tantan, hingga ketuduhan-tuduhan, peraturan di luar peraturan sekolah hingga ancaman jika tidak mematuhi. Vidya menjadi tersadarkan bahwa kehidupan remaja baik di sekolah negeri dengan peringkat 3 pertama dengan 3 terakhir itu sama saja.

“Hai, kamu sadar nggak apa kesalahan kamu?” Seorang kakak kelas perempuan bertanya sambil menoyor pundak Tantan.
“Aku salah apa ya Mbak?” Dengan suara medok gaya Surakarta, Tantan bertanya karena tidak tahu apa kesalahannya dan apa yang hendak kakak kelas tuntut dan permasalahankan.
“Kamu nggak usah sok polos dech…” jawab salah satu kakak kelas perempuan yang lain.
“Kamu jadi orang nggak usah kecentilan, muka seperti pembokat aja udah belagu…” kata salah seorang kakak kelas perempuan yang lain lagi.
“Inget, ya… kalau besok kamu masih dandan seperti ini dan godain banyak laki-laki… lihat aja apa akibatnya!”

Kurang lebih ada 10 orang yang terdiri dari 6 perempuan dan 4 laki-laki melawan satu siswi yang merupakan adik kelas mereka. Vidya sendiri bingung kenapa bullying dan labrak-melabrak sering terjadi di kalangan remaja di sekolah. Vidya sendiri bingung itu peraturan yang buat siapa, baru diberikan setelah pelaku melakukan kesalahan, kesalahan apa juga tidak jelas, ancaman dan sanksi pun tidak karuan. Potret kehidupan remaja yang jauh dari cahaya Islam, bertindak karena emosi dan ketidakpahaman atas apa itu sumber hukum yang seharusnya dipatuhi. Ini adalah sebuah permasalahan yang tanpa disadari membudaya. Sepuluh orang yang melabrak Tantan tidak ada bedanya dengan orang-orang aneh bagi Vidya.

Jika remaja tidak paham agama dengan benar, akhirnya hanya jadi korban dari budaya yang buruk. Agama harus diajarkan dengan kurikulum agar terbentuk pemahaman yang benar sehingga siswa-siswi mengetahui apa potensi dan hakikatnya sebagai seorang individu, bagian dari masyarakat dan komunitas serta perannya bagi negara dan sebaliknya; mengetahui mana yang salah dan mana yang benar serta mana yang sia-sia dan tidak penting; bagaimana cara berpikir yang cemerlang dan menjadi pribadi yang bermanfaat dan rahmatan lil'alamin.

Selain menjadi bagian dari Pasukan Baris Berbaris, Vidya juga mengikuti ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja), dan Kajian Islam Remaja. Vidya masih menemukan perpeloncoan untuk melatih mental, dan fisik di PBB, dari push-up, sit-up, lari, makan dengan waktu yang dibatasi, jurit malam, dan masih banyak lagi. Sedangkan KIR adalah kumpulan para pemikir yang menghasilkan karya tulis dan karya lainnya di laboratorium. Vidya merasa persahabatan yang luar biasa justru di komunitas Kajian Islam Remaja. Beberapa kakak kelas di Kajian Islam Remaja memiliki karakter dan kepribadian seorang kakak berbeda dengan kakak kelas yang melabrak Tantan.

Setelah beberapa waktu berlalu, sekolah kembali dihebohkan dengan pemberitaan bahwa Tantan hamil di luar nikah. Awalnya semua menuduh pacar Tantan yang melakukan, pacar Tantan hanya bisa terdiam. Ternyata pria yang membuat Tantan hamil bukan pacarnya yang ada di sekolah. Yang paling menyedihkan bukan hanya hamil diluar nikah dan putus sekolah saja, namun juga pria yang menghamili enggan bertanggung jawab serta Tantan diusir oleh Ayahnya.

“Rasain tuh… Makanya jadi orang jangan kecentilan karena merasa paling cantik…” ujar kakak kelas yang beberapa waktu lalu melabrak Tantan dengan sinis.

Tidak berselang lama dari berita kehamilan Tantan, salah satu kakak kelas yang melabrak Tantan, Silvia pun hamil dengan tunangannya yang sudah kuliah. Baik Tantan maupun Silvia harus putus sekolah sebelum lulus.
Sepulang sekolah Vidya bercerita pada Papa Wimpi atas segala kejadian yang terjadi dan menguras pikiran dan energi.
“Pa, Vi makin takut dengan makhluk yang bernama laki-laki… dulu teman waktu SMP hamil karena laki-laki… sekarang teman SMA dan kakak kelas juga hamil karena laki-laki… Semuanya putus sekolah sebelum lulus…” curahan hati Vidya pada Papanya.
“Baik laki-laki maupun perempuan sama mengerikannya… Keduanya harus menanggu akibat dan risiko dari apa yang mereka lakukan…”

Papa Wimpi yang merasa bingung bagaimana harus menjelaskan tentang seks dan remaja karena hal ini masih dianggap tabu diketahui oleh remaja di masyarakat Jawa. Biasanya anak-anak akan diberi tahu oleh orang tua tentang seks dan hubungan suami istri ketika mendekati pernikahan, sedangkan pencegahan terhadap bahaya pacaran dan hamil di luar nikah dilakukan dengan cara memperkuat keimanan dan ketakwaan terhadap perintah dan larangan Allah Swt.

“Tantan diusir dari rumah, Pa…” keluh Vidya yang sedih dengan nasib temannya.
“Kalau Papa adalah Ayah Tantan, Papa nggak akan usir Tantan dari rumah tapi Papa akan sangat kecewa karena tidak bisa mengantar Tantan ke pelaminan dengan cara yang baik dan indah…” jawab Papa menenangkan Vidya.


Blurb

Saya membutuhkan puluhan tahun untuk mencatat semua kejadian dan menemukan hikmah dari setiap kejadian di kehidupan. Ada kalanya perlu menghubungkan satu kejadian atau informasi dengan kejadian (connecting dots) dan informasi lainnya (maklumat sabiqoh) untuk dapat memahami sesuatu lebih jelas. Saya berharap perjalanan puluhan tahun ini dapat dinikmati dalam hitungan hari atau bulan.

InsyaAllah, Jurnal Jalan Arsitek [Part 1] ini adalah buku pertama dari tetralogi perjalanan belajar dan berkarya sebagai seorang arsitek muslimah di beberapa negara di dunia. Mempertimbangkan latar belakang saya sebagai seorang arsitek dan ini adalah buku catatan perjalanan, saya ingin mengajak pembaca merasakan apa yang saya rasakan dari perjalanan hidup melintasi dari waktu ke waktu beberapa kota-kota di dunia pada setiap chapter.

Semua cerita perjalanan belajar tersebut bermula di buku ini. Tanpa izin Allah dan keberanian seorang remaja muslim untuk terus bertanya, belajar, berkarya, berdoa, dan mengayuh sepeda, maka ini tidak akan pernah ada. Betapa pentingnya bagi seorang remaja menemukan jati diri, tujuan hidup dan cita-cita agar tidak mudah terjebak dan terhenti pada kesulitan dan kesesatan. Melalui beberapa program dan kebijakan pemerintah di Indonesia dan dunia justru ingin menghapuskan identitas keagamaan dari para pelajar dan kehidupan remaja. Vidya justru bersyukur kedua orang tuanya membentuk identitas keagamaan ini sedini mungkin. Tidak ada yang salah bagi remaja memiliki dan membangun identitas diri dan agama, hanya saja bagaimana menemukan, membangun, dan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang bermanfaat bukan hanya untuk diri namun juga orang lain. Lalu, apa sesungguhnya jati diri, tujuan hidup, dan cita-cita itu sendiri?[]


Photo : Koleksi Pribadi
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirm tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Melukis Peradaban Lewat Aksara
Next
Sufi Pejuang Khilafah
bubblemenu-circle linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram