"Reportase event ke-17 NarasiPost.Com dalam tema Ngobrol Seru seputar Dunia Kepenulisan dan Media "
Oleh. Nay Beiskara
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Ilmu yang terkait dunia kepenulisan saat ini telah menjadi kebutuhan bagi banyak orang. Pembahasan di dalamnya selalu menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan. Terlebih, menulis bukan hanya sekadar untuk mengekspresikan diri, self healing, atau melampiaskan hobi, tapi juga sebagai bentuk tanggung jawab bagi siapa pun yang memiliki ilmu. Kendati hanya satu kebaikan yang mampu ditorehkannya dalam tulisan.
NarasiPost.Com sebagai media dakwah yang independen memahami benar kebutuhan para penulis, terutama penulis pemula, akan ilmu terkait dunia kepenulisan yang nantinya mampu mereka praktikkan sebagai pengemban dakwah melalui pena. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, maka NarasiPost.Com menyelenggarakan Bincang Mesra pada Kamis (24/3/2022) melalui platform media sosial Zoom Meeting dan kanal Youtube NarasiPost Media. Alhamdulillah, acara yang dihadiri oleh para penulis dan kontributor media, serta dimoderatori oleh Yuliati Sambas ini telah terselenggara dengan baik dan lancar.
Pada event kali ini, NarasiPost.Com mengangkat tema besar "Ngobrol Seru seputar Dunia Kepenulisan dan Media" dan mengundang tiga narasumber yang karyanya telah tersebar di berbagai media serta terbukti mampu menghadirkan sesuatu yang dibutuhkan para penulis. Narasumber pertama, Ragil Rahayu, SE., seorang penulis yang dikenal lugas dalam membahas isu politik. Narasumber kedua adalah Hana Annisa Afriliani, S.S., seorang guru, editor, dan ibu dari empat orang anak. Narasumber ketiga adalah Siti Ningrum, M.Pd., pemimpin redaksi dari media Wacana Edukasi, redaktur sekaligus editor.
Narasumber pertama yang menjadi kontributor Muslimahnews.com ini, yakni Ragil Rahayu, SE., mengupas tema "Meracik Isu Politik Menjadi Tulisan Menggelitik dan Asyik". Penulis yang aktif di komunitas menulis Revowriter ini mengawali ulasannya dengan membahas arti politik dan penggunaannya sebagai sudut pandang dalam topik tulisan yang beragam. Sehingga, isu politik yang tengah hangat dibicarakan tidak menjadikan seseorang mengerutkan keningnya karena politik dijadikan sebagai pisau bedah dalam membahas berbagai tema, mulai dari kesehatan, parenting, pendidikan, kecantikan, dsb. Dengan kata lain, pembahasan politik akan lebih cair bila dijadikan sebagai sudut pandang dalam menilai problematika yang terjadi di masyarakat.
Selain itu, ibu yang memiliki tiga buah hati ini juga menjelaskan pentingnya bridging atau adanya peristiwa yang mampu menjembatani antara analisis dan solusi. Kala hendak menawarkan solusi, kita tidak boleh "mekso" (mekso: memaksa). Beliau mengibaratkan bahwa penulis layaknya guru yang bertugas memahamkan muridnya, dalam hal ini para pembaca, terkait konten yang hendak disampaikan. Sehingga para pembaca memahami maksud dan pesan dari sang penulis.
Tak lupa Ragil menyampaikan tips agar tulisan opini menjadi lugas dan berbobot. Di antaranya dengan menentukan topik apa yang ingin disampaikan, menajamkan pesan dengan menetapkan gagasan utama pada setiap paragraf, menyederhanakan cara penyampaian dengan membuat peta alur berpikir dan menetapkan keyword, menyisipkan unsur personal dan humanis, memberikan angle tulisan yang unik dan berbeda, serta penjelasan mengenai Islam sebagai solusi yang ditawarkan.
Adapun narasumber kedua, yakni Hana Annisa Afriliani, S.S., mengulas mengenai tema "Menulis Gaya Story Telling, Mengapa Tidak?" Penulis yang satu ini menerangkan secara detail bagaimana gaya penuturan alias story telling menjadi tren dalam dunia kepenulisan saat ini. Hal ini didasarkan pada kondisi masyarakat yang memang lebih menyukai gaya bercerita dibandingkan ulasan dengan deretan angka. Terlebih, minat baca di kalangan masyarakat kita yang masih rendah. Karena itu, banyak media pemberitaan hari ini yang beralih penyajian beritanya dengan menggunakan gaya story telling ini.
Tak hanya itu, redaktur pelaksana NarasiPost.Com ini juga menyampaikan keunggulan metode story telling dalam menulis. Di antaranya dengan metode ini, pembaca merasa dirangkul, mudah menarik para pembaca, dan tulisan mudah dipahami. Beliau juga menambahkan bahwa terdapat kunci dalam menuliskan story telling ini, yakni menggunakan metode show atau penggambaran, bukan pernyataan. Selain itu, Mba Hana, begitu beliau biasa disapa, memberikan tips bagaimana memulai untuk menulis dengan gaya story telling disertai trik agar tulisan kita bikin "nagih". Tetapi, ada satu hal yang menjadi penekanan dalam pemaparannya, bahwa apa pun jenis tulisan kita tujuannya hanya satu, yakni untuk menyampaikan kebenaran.
Siti Ningrum, M.Pd. sebagai narasumber ketiga mengangkat tema yang tidak kalah seru, "Tips Membuat Tulisan Tembus Media Massa". Penulis buku berjudul Menalar Fenomena Zaman ini merinci bagaimana suatu tulisan itu dapat tembus ke berbagai media, baik cetak maupun online. Beliau menjelaskan bahwa tulisan yang baik harus mengikuti struktur tulisan. Struktur tulisan ini terdiri dari lead, penjabaran fakta dengan mencantumkan sumber berita yang valid dan ter-update, isi tulisan harus menyajikan analisis yang tidak berbelit-belit, benar, mengena, dan tajam. Selain itu, isi tulisan juga harus menyampaikan bagaimana Islam menyolusi terkait fakta yang diangkat dalam tulisan. Tak lupa, Pemred Wacana Edukasi ini juga membahas, penutup tulisan haruslah menyajikan kesimpulan serta ajakan kepada para pembaca.
Tak hanya itu, penulis yang satu ini juga tak segan mengungkapkan kesalahan yang biasa dilakukan oleh penulis, terutama penulis pemula, ketika mengirimkan tulisannya di media. Beliau menganjurkan agar tulisan yang kita kirim langsung dapat dimuat dalam sekali kirim di suatu media, maka kita harus memahami kriteria yang telah ditetapkan oleh media yang kita tuju. Tema tulisan yang aktual dan penyajian tulisan yang menarik pun menjadi salah satu yang harus diperhatikan oleh penulis. Siti juga menambahkan bahwa hal yang tak kalah penting dalam membuat tulisan adalah membangun argumen baru dengan mengambil sudut pandang yang unik, dan tidak melupakan etika kepenulisan. Sebagai penutup, beliau memberikan trik jitu agar tulisan kita dapat dimuat di media cetak atau media mainstream.
Forum bincang mesra yang dihadiri oleh ratusan penulis dari seluruh penjuru nusantara ini makin hangat kala sesi diskusi dibuka. Berbagai pertanyaan dari para penulis dilayangkan kepada para narasumber. Alhamdulillah, setiap pertanyaan mampu dijawab oleh narasumber dengan baik dan memuaskan. Para hadirin yang memenuhi ruang virtual Zoom dan yang menyimak di kanal Youtube NarasiPost Media menginginkan agar NarasiPost.Com kembali mengadakan sharing ilmu seperti ini di lain waktu karena dinilai amat bermanfaat.[]
Photo : Koleksi pribadi
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirm tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com