Adakalanya seorang hijaber jatuh cinta, atau ada rasa suka terhadap lawan jenis, bagi mereka yang tidak paham Islam, bisa jadi rasa sukanya disalurkan dengan pacaran. Padahal jelas sekali pacaran haram, dan dilarang di dalam Islam. Bahkan bisa menghantarkan dalam perzinahan.
Judul Buku: Hijaber Kok Pacaran?
Penulis: Luky B Rouf
Penerbit: Al Ahzar Fresh Zone Publishing
Tahun Terbit: 2015
Tebal: 47 hlm
Peresensi: Minah
Masih banyak kaum Muslim, walaupun mereka beragama Islam, ada yang belum menutup auratnya, bahkan ada juga yang sudah menutup aurat, tapi belum syar’i. Ada yang sekadar menutup auratnya dengan pakaian super ketat, transparan atau tipis, masih ada bagian-bagian tubuh yang terlihat. Menggunakan kerudung tetapi lengan bajunya pendek sehingga terlihat tangannya. Ada juga yang masih terlihat kakinya. Padahal kaki itu adalah aurat. Belum lagi hijaber yang pacaran.
Kesalahpahaman lain yang sering dijumpai adalah anggapan bahwa busana muslimah itu yang penting sudah menutup aurat, sedang model baju apakah terusan atau potongan, atau memakai celana panjang, dianggap bukan masalah. Mereka menganggap, model potongan atau bercelana panjang jeans boleh-boleh saja, yang penting sudah menutup aurat. Kalau sudah menutup aurat, dianggap sudah berbusana muslimah secara sempurna. Padahal tidak begitu. Islam telah menetapkan syarat-syarat bagi busana muslimah dalam kehidupan umum, seperti yang ditunjukkan oleh nash-nash alquran dan sunah. Menutup aurat itu hanya salah satu syarat, bukan satu-satunya syarat busana dalam kehidupan umum.
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Asma’ binti Abu Bakar: “Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu, apabila telah baligh (haid) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” (HR. Abu Dawud).
Hadits di atas menunjukkan dengan jelas bahwa seluruh tubuh perempuan adalah aurat. Kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Maka diwajibkan kita untuk menutup aurat yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Adapun yang sudah mengetahui bahwa menutup aurat itu wajib, tetapi belum sempurna dalam memahami dalil, salah dalam memahami kerudung dan jilbab, bahkan banyak mengatakan kerudung dan jilbab itu sama. Padahal kerudung dan jilbab itu beda. Menutup aurat yang sempurna bagi perempuan yaitu menggunakan kerudung dan jilbab.
Kerudung dan jilbab itu berbeda, Dalam Islam kerudung adalah kain yang digunakan untuk menutupi kepala, leher hingga menutupi dada serta kerudung itu tidak boleh tipis, batas minimal panjangnya kerudung adalah menutupi dada dan lebih panjang itu lebih baik. Sedangkan jilbab adalah baju kurung dan longgar tidak ketat, yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Yang sekarang sering disebut dengan gamis atau jubah.
Berjilbab karena ingin mengikuti perintah Allah dan ingin taat kepada-Nya. Dan niatnya berjilbab akan lebih mantap bila didukung pemahaman yang baik tentang jilbabnya maupun tentang pemahaman Islam yang lainnya. Termasuk dalam hal pergaulan terhadap lawan jenis.
Namun, adakalanya seorang hijaber jatuh cinta, atau ada rasa suka terhadap lawan jenis, bagi mereka yang tidak paham Islam, bisa jadi rasa sukanya disalurkan dengan pacaran. Padahal jelas sekali pacaran haram, dan dilarang di dalam Islam. Bahkan bisa menghantarkan dalam perzinahan.
Dalam buku ini dibahas tuntas bagaimana menjaga hati para hijaber agar tidak pacaran, berusaha untuk menjaga diri, melayakkan diri untuk menjadi Muslimah sholihah dan menempatkan cinta dengan benar.
Yuk para hijaber segera perdalam tsaqofah kita dengan banyak membaca dan menuntut ilmu Islam.
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com