Ini adalah sekelumit kisahku dalam mengenal Mom Andrea dan NP. Kelak kisah ini akan menjadi kenangan saat aku tak lagi mampu menulis, saat tubuhku mulai renta.
Oleh. Sartinah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com&Penulis Rempaka Literasi,Bianglala Aksara)
NarasiPost.Com-Kata orang, waktu terjauh yang tidak bisa lagi diulang adalah masa lalu. Masa lalu itu adakalanya menjadi awal dari sebuah kisah yang akan menjadi kenangan pada masa mendatang. Kisah kenangan inilah yang kelak bisa diceritakan kepada putra dan putri kita jika fisik sudah renta dan jemari tak lagi mampu mengukir aksara. Eh, tetapi ini bukan kisah Romeo dan Juliet atau kisah nelangsa Siti Nurbaya, ya. Ini adalah kisahku, NarasiPost.Com, dan Mom Andrea sebagai Pemimpin Redaksi NP.
Dahulu, aku bisa dibilang tak tahu caranya menulis, tak mengenal dunia literasi, bahkan tak punya impian untuk menjadi seorang penulis. Namun, keadaan rupanya dapat berubah. Dari tidak tahu dan tidak kenal apa-apa, sampai akhirnya aku menjadi bagian dari keluarga besar NarasiPost.Com, tepatnya sebagai Tim Penulis Inti NP. Berada di antara para penulis ideologis membuatku lebih bersemangat mengejar kebaikan lewat goresan pena ideologis.
NP itu ibarat rumah kedua untukku yang menjadi wadah menuangkan berbagai ide Islam dalam beragam rubriknya. Sebagaimana sebuah rumah, NP juga memiliki "ibu" yang senantiasa mengurus, mengayomi, melindungi, dan mengapresiasi siapa pun yang berada di dalamnya. Selain itu, seorang ibu juga tidak bosan-bosannya menegur hingga menjewer siapa saja yang "nakal". Ya, sang ibu NP ini tak hanya menegur dan memarahi penulisnya yang salah, tetapi juga tak sungkan memuji para penulis yang berada di rumahnya.
Pemred Super Tegas
Sang ibu dari rumah literasi ini adalah Mom Andrea atau Andrealica Nhordeeniz. Namun, dalam semua terbitan buku-buku NP, beliau lebih banyak menggunakan nama Andrea Aussie. Aku pertama bersua dengan beliau sekitar tahun 2021 silam saat mengirimkan naskah ke media yang diasuhnya. Saat itu menjadi pertama kalinya pula aku mengirim naskah ke NP.
Sebagai Pemred, Mom Andrea memiliki karakter yang sangat tegas, gesit, dan perfect. Daripada mengatakan garang, aku lebih suka menyebut Mom sebagai sosok yang tegas. Mom itu tidak suka jika ada kesalahan atau kekeliruan terhadap naskah yang akan ditayangkan. Mom juga menuntut adanya kesempurnaan naskah, khususnya dari Tim Penulis Inti NP. Bahasa mudahnya, Mom tidak ingin naskah yang akan publish di web NP tidak berkualitas atau alakadarnya. Misalnya, naskahnya berantakan, plagiarisme tinggi, apalagi bertebaran kesalahan KBBI atau EYD di mana-mana.
Ketegasan beliau sangat terasa bagi kami para penulis inti. Mom tak segan memarahi jika naskah kami jelek atau terus minta direvisi. Apalagi jika kami tak menunaikan amanah tepat waktu. Mom juga tak suka kalau penulisnya terlalu lambat bergerak, santai, dan tidak mau belajar dari kesalahan. Kalau kata Mom, "Kalian jangan terlalu lambat seperti siput!" Hehe …
Namun, ketegasan dan kegarangan Mom bukan tanpa alasan. Bahasa mudahnya, Mom tidak mungkin marah dan kesal jika aku atau Tim Penulis Inti NP khususnya, tidak melakukan kesalahan. Ya, lambat laun aku makin paham mengapa Mom terkadang keras pada kami para penulis inti. Sejatinya kami adalah bagian dari gerbong NP dan naskah kami menjadi rujukan bagi para penulis lain yang ingin publish di NP.
Lebih dari itu, naskah kami "dibeli" oleh NP yang tentu berbeda dengan naskah penulis lain yang tidak dibayar sepeser pun. Wajar jika Mom menginginkan yang lebih dari kami karena tak ingin pengorbanan NP menjadi sia-sia. Aku juga paham, Mom sebenarnya tak benar-benar kesal pada kami. Mom hanya ingin semua tim yang ada di gerbong NP untuk bangun dan "berlari kencang" memajukan media dakwah ini bersama-sama. Intinya, kami harus paham dengan amanah dan tanggung jawab sebagai Tim Penulis Inti NP.
Sangat "Royal"
Tak hanya tegas, Pemred NP juga terbilang "royal". Jika sebagian orang rela menghabiskan hartanya untuk memenuhi tuntutan gaya hidup hedonisnya, Mom justru menghabiskan banyak hartanya untuk membangun media dakwah. Jika banyak orang senang membeli dan mengoleksi barang-barang branded hingga puluhan juta rupiah, Mom justru senang mengeluarkan jutaan bahkan puluhan juta rupiah sebagai hadiah bagi para penulis.
Ya, meski sama-sama menghabiskan banyak harta, tetapi Mom mempergunakan hartanya untuk dakwah. Tepatnya memfasilitasi dakwah literasi bagi para penulis ideologis di seluruh Indonesia. Mom Andrea bahkan tak segan mengeluarkan hartanya untuk membuat media dakwah ini tetap eksis.
Puluhan bahkan ratusan juta sudah dikeluarkannya untuk membayar biaya ini dan itu. Mulai dari web, hosting, challenge, event, fee penulis dan admin, termasuk membeli beberapa aplikasi agar naskah para penulis tersebar luas hingga ke luar negeri. Hebatnya, semua pengeluaran tersebut berasal dari kantongnya sendiri, bukan sumbangan, apalagi meminta-minta.
Totalitas pengorbanan Mom untuk dakwah ini memang luar biasa. Maka aku bilang, Mom itu sangat "royal"! Tak sayang dengan uangnya yang begitu banyak dikeluarkan, padahal tidak menghasilkan keuntungan secara materi. Jadi, aku sangat mengerti kenapa terkadang Mom Andrea begitu kesal dan marah jika program-program NP tidak berjalan dengan baik.
Jujur saja, terkadang aku merasa iba pada Mom. Meski Mom sudah memiliki "tangan kanan" yang membantunya menunaikan amanah, tetapi beliau tetap saja sibuk turun tangan sendiri menyelesaikan berbagai urusan dan masalah. Uangnya sudah sangat banyak dikeluarkan, tetapi akhirnya beliau tetap repot sendiri. Bahkan, untuk urusan TOR saja, terkadang beliau ikut sibuk mencarinya agar para penulis dapat mengeksekusinya segera. Aku sampai malu dengan semangat dan tanggung jawab beliau yang luar biasa dalam menunaikan amanah dan tanggung jawabnya sebagai Pemred NP.
Lembut dan Perhatian
Dalam sebuah drama fiksi, pasti ada tokoh utama yang hebat dan tidak tertandingi. Akibat kehebatannya itu membuat si penjahat akan selalu mencari titik lemah sang tokoh utama. Hal itu karena si penjahat tahu bahwa sehebat apa pun seseorang, pasti memiliki kelemahan dalam dirinya. Ya, meski ini hanya gambaran kisah fiksi, tetapi hakikatnya manusia memang tak ada yang sempurna.
Pun demikian dengan aku, kamu, dan Mom Andrea. Banyak orang yang tahu bahwa Mom Andrea itu terkenal "killer" dalam urusan kesempurnaan naskah. Namun, mungkin tak banyak yang tahu bahwa di balik ketegasan dan _killer-_nya beliau, tersimpan kelembutan di dalam dirinya. Mom itu memiliki hati yang lembut dan mudah tersentuh, apalagi dengan kesedihan dan kesusahan orang lain. Namun, sifatnya yang tidak tega inilah yang membuat banyak orang sering memanfaatkan kebaikannya. Sayangnya, mereka akhirnya seperti kacang lupa kulitnya.
Selain memiliki karakter lembut, Mom Andrea adalah sosok ibu yang sangat perhatian terhadap putra-putrinya. Tulisan-tulisan beliau untuk putra-putrinya sejatinya sudah menggambarkan bagaimana kasih sayang, perhatian, dan harapan seorang ibu terhadap anak-anaknya. Mom ingin memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya, termasuk soal jodoh. Agar tak salah pilih, Mom bahkan sampai mencarikan jodoh terbaik untuk putrinya.
Namun, hal ini bukan tanpa alasan. Beliau ingin agar pendamping putrinya kelak benar-benar menjadi imam yang baik dan mampu membimbing serta mengayomi putrinya. Begitulah hati seorang ibu. Sejatinya tak ada ibu yang ingin menjerumuskan putrinya pada kerusakan. Ibu mana yang rela menyerahkan putrinya pada pemuda yang tidak saleh dan kurang bertanggung jawab? Pada intinya, seorang ibu memang seharusnya mengetahui siapa dan bagaimana calon suami untuk putrinya. Perhatian Mom sebenarnya tak hanya pada putra putrinya, terhadap kami pun beliau sangat perhatian.
Asa untuk NP
Sebagaimana sudah dipahami bahwa NP adalah media dakwah. Tujuan utama dari dakwah adalah menyebarkan pemikiran Islam ke seluruh penjuru dunia. Di rumah literasi inilah, setiap orang mengambil peran sesuai potensi yang dimilikinya. Ada penulis yang memiliki tanggung jawab berdakwah lewat tulisannya, ada pula media (NP) yang menjadi wasilah tersebarnya dakwah ke semua kalangan.
Inilah bagian dari tugas NP sebagai salah satu media dakwah yang sejak awal konsisten menyebarkan dakwah Islam melalui tulisan. Harapanku, semoga NP tetap konsisten memproduksi dan menyebarkan konten-konten islami, sedangkan saat ini banyak bertebaran informasi yang justru bertentangan dengan Islam.
Selain itu, event-event kepenulisan dan sharing ilmu yang diprakarsai oleh NP sudah sangat banyak dan bisa menjadi bekal untuk meningkatkan kemampuan diri. Semoga program-program kece NP yang sudah berjalan selama ini menjadi motivasi bagi para penulis ideologis untuk terus belajar dan belajar. Siapa pun seharusnya tahu bahwa kualitas tulisan seseorang itu tak sepenuhnya diperoleh melalui bakat, tetapi ada proses belajar yang tak kenal lelah di dalamnya. Bagi para penulis yang konsisten mengikuti setiap program NP, pasti menemukan taburan ilmu yang bermanfaat, apalagi diberikan secara gratis.
Kebaikan dan Pengorbanan
Tahukah kamu bahwa aroma bunga hanya menyebar mengikuti ke mana angin berembus, tetapi kebaikan seseorang akan menyebar ke segala penjuru. Ya, kebaikan itu ibarat mantra yang membuat orang terus mengingat si pemberi kebaikan. Pada umumnya, seseorang memang akan mudah diingat karena kebaikannya. Karena kebaikannya pula, nama Mom Andrea telah aku simpan dalam sanubariku. Entahlah, apakah ini terlalu berlebihan atau tidak, yang jelas begitulah gambaranku tentang Mom.
Pengorbanan dan semangatnya dalam memfasilitasi dakwah pun membuatku terkagum-kagum, padahal kondisi fisiknya sangat ringkih. Tubuhnya itu ibarat baju yang sudah dijahit di banyak sisinya karena dipenuhi sobekan dan sayatan. Mendengarnya sering sakit terkadang membuatku sedih. Namun, berat dan banyaknya tanggung jawab yang diembannya membuat beliau seolah tak pernah benar-benar istirahat, meski sedang sakit. Terkadang aku ingin bilang, "Mom, tubuh juga perlu diberi hak untuk istirahat. Soalnya kalau Mom sakit, kesehatan itu tak bisa ditukar dengan uang."
Namun, begitulah sosok Mom Andrea. Semangat dan pengorbanannya mengalahkan ringkihnya fisik beliau. Terkadang jiwa keperempuananku meronta, mengapa ada orang yang begitu mudah memberikan berbagai hadiah kepada para penulis? Mengapa pula beliau rela mengeluarkan uang sampai ratusan juta rupiah untuk membiayai media dakwah yang digawanginya?
Ah, mungkin aku bisa meraba jawabannya. Pada dasarnya, Mom Andrea, aku, para penulis ideologis, dan kaum muslim seluruhnya menghendaki adanya perubahan hakiki menuju kehidupan islami. Perubahan itu membutuhkan kontribusi dan pengorbanan setiap orang, baik berupa harta, jiwa, tenaga, maupun waktu. Dan aku tahu, Mom Andrea telah mengambil bagiannya berupa harta, waktu, tenaga, pikiran, dan segala potensi yang dimilikinya untuk dakwah.
Pengorbanan tersebut adalah bagian dari upaya menolong agama Allah. Kita tak harus menghitung besar dan kecilnya peran di dalam dakwah. Peran sekecil apa pun jika itu adalah potensi yang dimilikinya, maka hal itu juga bagian dari upaya menolong agama Allah. Hal ini harus dilakukan karena Allah Swt. telah menjanjikan balasannya dalam surah Muhammad ayat 7,
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Oleh karena itu, setiap orang hendaknya memaksimalkan peran dan potensi yang dimilikinya, sekecil apa pun itu. Tujuan akhir dari semua itu tentu saja berharap datangnya pertolongan Allah Swt. agar perubahan hakiki dapat terwujud. Semoga siapa pun yang mengambil bagian dalam dakwah ini akan diganjar pahala yang berlipat oleh Allah Swt. di dunia maupun di akhirat.
Ruang Rindu
Ini adalah sekelumit kisahku dalam mengenal Mom Andrea dan NP. Kelak kisah ini akan menjadi kenangan saat aku tak lagi mampu menulis, saat tubuhku mulai renta, itu pun jika aku masih diberi umur hingga saat itu. Meski Mom dan aku tak pernah bertemu secara fisik, meski kami terpisah jarak dan waktu bahkan terpisah benua, tetapi doaku terus menyertai Mom.
Semoga Allah Swt. senantiasa menjaga Mom di mana pun berada, melapangkan rezeki, serta membalas setiap hal yang sudah Mom keluarkan di jalan dakwah. Semoga Mom juga tetap mengingatku kelak, bahwa aku adalah bagian dari keluarga NP. Mom dan NP juga akan aku simpan di salah satu sudut ruang hatiku. Peluk dan rindu untuk Mom dari Bumi Anoa, Sulawesi Tenggara.
Moramo, 27 November 2023
Wallahu a'lam bishawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Masya Allah ....
❤️❤️
Alhamdulillah, syukran sudah mampir, Bu
Masyaallah. Sebuah kisah yang sangat menginspirasi para penulis untuk terus belajar dan istikamah dalam dakwah literasi. Semoga bisa mengikuti semangat dan jejaknya secepatnya.
Barakallah mba@Sartinah Rempaka Literasi. Naskahnya mengena di hati
Syukran mbak Atien, wa fiik barakallah
MasyaAllah tabarakallah
Aamiin, wa fiik barakallah mbak
Jazakillah khairan katsiran Mom, semoga sehat selalu
Masyaallah tabarakallah kisah inspiratif seorang Mom yg baik hati dan dermawan. Kurasa setiap mereka yg mengenalnya pasti punya kisah indah, membahagiakan, dan kenangan tersendiri. Betul 'kan
Semoga Allah terus memberikan kesehatan, kebahagiaan, keberkahaan hidup dan perlindungannya. Aamiin
Salam takzim dan santun dari jauh bu pemred. a
Jazakillah khairan mb Sartinah tulisan kerennya. Sukses selalu bersama Np. Aamiin
Betul mbak Mimi. Aamiin ... syukran mbak sudah mampir
MasyaAllah tabarakallah. Jadi baper bacanya.
Pengen ketemu dan peluk Bu Andrea.
Semoga Allah limpahkan kebahagiaan dunia akhirat untuk Panjenengan Bu Andrea.
Aamiin, wa fiik barakallah mbak Wiwik.
MasyaAllah.....perasaan sama yang aku rasakan terhadap mom Andrea.
Love you Mom dan mbak Sartinah. Dua orang hebat di bidangnya masing-masing, dengan segala keunikan dan kelebihan masing2.
Tos, berarti kita sehati ya mbak Isty, hehe ...
MasyaAllah, Barakallah Mbak Sartinah telah menjadi penulis hebat di NP. Mom Andrea memang tidak salah pilih menjadikanmu penulis inti. Semoga sehat selalu ya Mbak, Mom dan sahabat KonaPost semua. Sehingga bisa terus mendakwahkan Islam ideologis lewat literasi media.
Aamiin, wa fiik barakallah Bu Dyah. Syukran bu sudah mampir
Barakallah Mba Sartinah. Masya Allah keren naskah. Doa terbaik untuk Mom Andrea dan mbaTinah, serta para penulis ideologis. Aamiin
Aamiin. Syukran mbak Riah, wa fiik barakallah
Barokallahu fiik, Mbak.
Best dua for you, Mom, and NP all team.
Aamiin, wa fiik barakallah mbak Afi
Masyaallah.. tabarakallah..
Dua orang hebat yang inspiratif..
Aamiin, wa fiik barakallah mbak Deena
Maasyaalah pantas kalau jadi penulis inti NP, tulisannya keren. Membaca tulisan mbak Sartinah seolah olah berada dihadapanku sedang menceritakan Mon Andrea sehingga sedikit banyak dapat mengenal beliau dari tulisan-tulisan penulis inti NP. Saya sampai hari ini belum pernah mengirim naskah tapi sudah minder duluan akhirnya gak jadi jadi.
Alhamdulillah. Syukran mbak Nirwana sudah mampir. Ayo dong kirim tulisannya sama Mom. Kita gak akan tahu hasilnya sebelum kirim, hehe ...
Aku pun merasakan hal yang sama, bahwa Mom Andrea memiliki karakter yang sangat tegas, gesit, dan perfect. Barakallahfiikum untuk dua wanita hebat, Mom dan Mba Sartinah...
Aamiin, wa fiik barakallah mbak Mila
[…] https://narasiliterasi.id/story/11/2023/ruang-rindu-untuk-mom/ […]