Palestina membutuhkan kehadiran sosok pemimpin yang berani mengambil sikap tegas dan tidak basa-basi terhadap Zionis dan sekutunya.
Oleh.Tutik Haryanti
(Kontributor Narasiliterasi.com)
Narasiliterasi.com- Gemuruh dentuman bom tiada hentinya memekikkan telinga. Bencana dan kelaparan yang sangat parah, menyelimuti hari-hari mereka. Bingung dan entah harus berharap kepada siapa lagi, untuk meminta bantuan selain Yang Maha Kuasa. Sebab, para pemimpin dunia seakan sudah tak peduli lagi dengan nasibnya.
Begitu tersayat hati ini bila melihat kondisi warga Palestina. Menurut keterangan dari Pertahanan Sipil di Gaza, Jalur Gaza yang dulu menjadi kawasan "zona kemanusiaan aman" kini hanya terlihat tumpukan puing-puing dan abu yang berserakan. Wilayah Gaza hanya menyisakan 9,5 persen yang menjadi "zona aman" bagi warga sipil yang mengungsi. (Antaranews.com , 25/08/2024)
Sampai kapan warga Gaza bertahan dengan kondisi seperti ini? Sesungguhnya, Gaza merindukan kebebasan dari penjajahan. Namun, siapakah yang mampu memberikan itu semua?
Korban Gaza
Korban di Gaza terus bergelimpangan, makin hari jumlahnya makin bertambah. Diperkirakan kini mencapai 40.000 korban jiwa, semenjak pecah perang Gaza di bulan Oktober silam. Warga Gaza terlunta-lunta, mereka harus berpindah-pindah tempat untuk mengungsi. Meskipun mereka sudah mengungsi di tempat yang dianggap aman, tetapi serangan Zionis tidak juga berhenti. Buktinya, serangan Zionis makin membabi buta. Tenda-tenda pengungsian pun menjadi sasaran gempuran Zionis. Akibatnya, korban makin berjatuhan dan yang terbanyak adalah perempuan dan anak-anak. Bila melihat serangan yang dilakukan Zionis, sebenarnya ini bukanlah sekadar perang biasa. Namun, Zionis telah melakukan genosida terhadap warga Gaza.
Korban di Gaza bukan hanya nyawa para syuhada, tapi hampir seluruh infrastruktur di Gaza juga hancur luluh lantak. Sekolah, rumah sakit, pemukiman warga dan lainnya rata-rata dengan tanah. Parahnya lagi, sumur-sumur air minum ditutup dengan adukan semen oleh tentara Zionis. Benar-benar ini perbuatan yang sangat biadab dan keji.
Namun salutnya meski situasi di Gaza sangat mengerikan, warga Palestina masih tetap bertahan. Mereka memiliki prinsip yang kuat untuk tetap mempertahankan Masjidil Aqsa sebagai kiblat pertama kaum Muslim. Untuk itulah mereka memilih untuk bertahan, dan tidak ingin pergi kemana pun. Ini mencerminkan kesabaran yang luar biasa warga Gaza dan para pejuang Islam. Begitu tingginya keimanan dan keyakinan warga Gaza kepada Allah Swt.
Baca juga : sang-perisai-membangunkan-palestina-dari-mimpi-buruk/
Peduli Gaza
Kesabaran dan keteguhan kaum Muslim di Gaza, menarik simpati mata manusia di seluruh dunia. Berbagai negara Muslim maupun non-Muslim, mengadakan Aksi Peduli Gaza, dengan mengusung yel-yel "Free Palestina" (Bebaskan Palestina), sebagai bentuk solidaritas mereka. Demonstrasi dilakukan mulai dari rakyat biasa, organisasi masyarakat sampai mahasiswa.
Tak jarang para demonstran di negara Barat mendapat perlakuan sadis oleh aparat setempat, karena negara mereka bersekutu dengan Zionis. Namun, mereka tidak peduli atas perlakuan aparat tersebut, mengingat genosida yang dilakukan Zionis terhadap warga Gaza. Selain itu, kepedulian masyarakat dunia ditunjukkan melalui aksi boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Zionis Yahudi. Ada juga yang menyebarkan selebaran di pusat-pusat perbelanjaan, mengajak masyarakat untuk memboikot segala macam produk Zionis.
Begitu juga aksi protes dilakukan di depan tempat penjualan makanan siap saji milik negara yang bersekutu dengan Zionis. Seperti McDonald, Pizza Hut, Starbucks dll. Sebab, disinyalir hasil penjualannya dikirimkan kepada Zionis dan dipergunakan untuk membantu genosida rakyat Gaza.
Di sisi lain, pemimpin negara-negara di dunia yang mendukung warga Gaza, mengecam dan mengeluarkan berbagai ultimatum guna menghentikan perang di Gaza. Agar segera dilakukan gencatan senjata dan adanya solusi dua negara.
Disampaikan pula oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, dalam pertemuan IAPF (Indonesia Afrika Parliamentary Forum) di Bali. Puan menegaskan, upaya maksimal akan dilakukan Indonesia untuk misi yang mulia ini, termasuk melalui diplomasi dan negosiasi secara damai baik melalui DPR maupun pemerintah. ( Bisnis.com, 01/09/2024)
Pertanyaannya, mengapa sampai saat ini segala bentuk kepedulian yang ditunjukkan umat di dunia, tidak mampu menghentikan Zionis dalam melakukan genosida di Palestina?
Sekat Nasionalisme dan Kerjasama
Segala bentuk bantuan logistik yang digelontorkan, dan berbagai diplomasi ternyata tak mampu menyurutkan serangan, dan menghentikan kekejaman Zionis terhadap rakyat Palestina. Hal ini tidak lain disebabkan adanya sekat Nasionalisme, yang lebih mengedepankan kepentingan negaranya sendiri. Pemimpin negeri-negeri Muslim masih berpikir panjang untuk sungguh-sungguh memberikan solusi tuntas demi membela rakyat Palestina.
Mereka masih tersandera oleh kepentingannya. Meskipun di sisi lain mereka mengecam Zionis dan terus memberikan bantuan kepada rakyat Palestina. Pada kenyataannya mereka masih melakukan kerja sama Internasional. Bergandengan tangan dengan Zionis dan negara Barat yang menjadi sekutunya. Maka, secara otomatis mereka masih terikat, karena masih bergantung dengan negara-negara tersebut. Seperti, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Inggris dan lainnya.
Inilah yang terjadi, bila negeri-negeri Muslim masih berpegang pada sistem kapitalisme dengan asas manfaat yang diusung oleh Barat. Maka, mereka tidak akan mampu melepaskan diri dari cengkeraman negara Barat itu. Jelas ini adalah sikap pengkhianatan terhadap kaum Muslim. Oleh karena itu, umat Islam harus sadar, dan segera mencampakkan sistem kapitalisme jahiliah yang menyebabkan warga Gaza dan umat Islam lainnya menderita. Tentunya mereka sangat merindukan pemimpin Islam yang siap berjuang membebaskannya dari penjajah Zionis laknatullah.
Khalifah dan Khilafah
Sebenarnya, perang Gaza adalah perang ideologi, yakni ideologi kapitalisme dan ideologi Islam. Pengusung kapitalisme tidak menginginkan Islam kembali berjaya. Oleh karena itu, dengan berbagai jalan mereka berusaha keras menghalanginya. Salah satunya dengan memerangi dan menguasai wilayah negeri-negeri Muslim.
Gaza telah dikuasai oleh Zionis selama puluhan tahun, tepatnya sejak tahun 1948. Namun, hingga kini perang belum juga usai, bahkan sampai wilayah Palestina saat ini semakin mengecil. Tentu saja kondisi ini tidak boleh dibiarkan terus berlarut-larut. Palestina membutuhkan kehadiran sosok pemimpin yang berani mengambil sikap tegas dan tidak basa-basi terhadap Zionis dan sekutunya.
Seorang pemimpin Islam itu ialah Khalifah, yang dapat memimpin negara dengan amanah. Memakmurkan penduduk, membebaskan kezaliman dan dapat menjalankan penerapan hukum-hukum syariah. Khalifah akan menyeru seluruh umat Islam untuk berjihad melawan segala bentuk kezaliman, termasuk untuk berjihad melawan Zionis. Khalifah akan mengirimkan pasukan militernya ke negeri-negeri Muslim yang terzalimi oleh kaum kafir. Seperti yang terjadi di Palestina, Bangladesh, Rohingya, Uyghur dsb. Mereka harus diperangi, sebagaimana dengan firman Allah Swt,
وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ ١٩٠
"Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-Baqarah : 190)
Untuk dapat menjalankan itu semua, khalifah membutuhkan sebuah institusi yang dapat menggerakkan umat, untuk jihad fii sabilillah dan menerapkan syariah Islam secara kafah. Institusi tersebut bernama Daulah Khilafah Islamiyah, yang dahulu pernah menguasai dua per tiga dunia selama 14 abad lamanya.
Khatimah
Sejak runtuhnya Daulah Khilafah, umat Islam terus tertindas. Maka hadirnya khalifah dan khilafah adalah hal yang sangat mendesak. Seluruh umat Islam harus berjuang bersama untuk tegaknya kembali khilafah. Agar Gaza segera terbebas dari belenggu penjajah. Zionis dan sekutunya akan hancur bersama ideologi kapitalismenya yang sangat jelas merusak kehidupan umat manusia. Sudahkah kalian turut berjuang?
Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Astaghfirullahal'azim, rasanya tersayang hati kita ketika menengok berita-berita tentang saudara-saudara kita di Gaza.
Hasbiyallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wani'mannasiir.
Semoga Allah percepatan pertolongan utk saudara kita di Gaza dengan segera tegaknya junnah umat Islam. Aamiin Allahumma aamiin
[…] Baca: https://narasiliterasi.id/opini/09/2024/gaza-merindukan-kehadiranmu/ […]
[…] Kim Jong Um memiliki berbagai metode dalam mengeksekusi mati yang dilakukannya di depan publik. Yakni di antaranya, dengan menggunakan tembakan senjata mesin, diracuni, dibakar hidup-hidup, ditembak mortir dan lainnya. Eksekusi yang tidak manusiawi dan tampak keji. Eksekusi juga terkesan barbar sehingga menimbulkan banyak kecaman. Dewan Hak Asasi Manusia PBB melaporkan, bahwasannya Korut telah melanggar hak asasi manusia, termasuk dalam merampas kebebasan berpikir, berekspresi dan beragama, juga kebebasan dari diskriminasi. Korut telah melakukan kekejaman yang luar biasa. Itu sebabnya, Korea Utara mendapatkan sanksi Internasional. https://narasiliterasi.id/opini/09/2024/gaza-merindukan-kehadiranmu/ […]
[…] Baca: https://narasiliterasi.id/opini/09/2024/gaza-merindukan-kehadiranmu/ […]
[…] Baca juga: Gaza Merindukan Kehadiranmu […]