Moderasi beragama justru menjauhkan profil kepribadian Islam dari diri pelajar muslim. Sungguh hanya ideologi Islam saja yang sejatinya bisa dan pantas menyelamatkan para pelajar dari dekadensi moral dan ide busuk dari Barat.
Oleh. Ratna Ummu Rayyan
(Kontributor NarasiLiterasi.id)
NarasiLiterasi.id-Dilansir dari viva.co.id, menjelang purna tugas, ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama ibu Wury Ma'ruf Amin, menggaungkan moderasi beragama kepada kalangan pelajar di kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kegiatan ini juga dihadiri para istri menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era atau (OASE) Kabinet Indonesia Maju (KIM).
Sebanyak 500 pelajar lintas agama dari Madrasah Aliyah dan SMA se-kota Balikpapan menjadi peserta kegiatan ini. Sosialisasi tentang moderasi sejak dini di madrasah bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama pada anak-anak. Program ini difokuskan pada pengembangan sikap toleransi, menghargai perbedaan, dan pemahaman yang mendalam tentang Islam sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin atau rahmat bagi seluruh alam.
Solusi Nisbi Moderasi Beragama
Lagi-lagi pemerintah memberikan solusi nisbi terhadap kondisi pelajar. Faktanya, para pelajar mengalami dekadensi moral yang semakin parah. Banyak pelajar yang terlibat kasus perundungan, seks bebas, aborsi, narkoba, kriminalitas, pembunuhan, dan lainnya. Sayangnya, pemerintah justru menyolusi dengan pengarusan moderasi beragama yang sama sekali tidak terkait dengan persoalan.
Moderasi beragama pada dasarnya ditujukan untuk menangkal ide radikalisme di kalangan pelajar. Ide radikalisme yang dimaksud adalah ide-ide yang didakwahkan oleh kelompok Islam ideologis, agar umat Islam termasuk para pemuda nya kembali mengambil Islam sebagai sebuah sistem kehidupan atau ideologi.
Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, bukan mengambil Islam hanya sebagai agama spiritual seperti yang diaruskan oleh Barat. Ideologi Islam dipandang sebagai musuh oleh sistem kehidupan yang eksis sekarang yakni kapitalisme yang berasal dari Barat.
Moderasi Beragama: Kental Aroma Sekular
Seorang mujtahid dari Palestina, Syekh Taqqiyudin an Nabhani, dalam kitabnya Nidzhomul Islam Bab Fikriyah, menjelaskan bahwa kapitalisme adalah ideologi yang dibangun dari dasar pemikiran yang memisahkan aturan agama dari kehidupan atau sekularisme. Manusia berhak membuat hukum sehingga sistem kehidupan ini akan mempertahankan hak kebebasan beraqidah, berpendapat, hak milik, dan kebebasan pribadi.
Disebut kapitalisme, sebab hal yang paling menonjol atas ideologi ini adalah sistem ekonominya yang lahir dari kebebasan kepemilikan. Karena itu, dalam Kapitalisme, para pemilik modal atau para kapital merupakan penguasa sesungguhnya. Mereka melakukan penjajahan ekonomi secara hard approach seperti di Palestina ataupun soft approach melalui undang-undang di negeri mayoritas muslim lainnya. Dengan demikian, mereka bisa menguasai sumber daya alam yang notabene milik rakyat melalui perusahaan seperti Freeport, Exxon Mobile, dan sejenisnya.
Karena itu, kapitalisme pasti memandang ideologi Islam sebagai musuh. Pasalnya, ideologi Islam tidak memberikan hak untuk membuat hukum kepada manusia secara mutlak. Hukum hanyalah milik Allah Swt. Manusia juga tidak akan diberi kebebasan tanpa batas, tetapi kebebasan dalam koridor syariat.
Moderasi Beragama Menjaga Hegemoni Kapitalisme
Kapitalisme terus dijaga eksistensinya oleh negara-negara barat demi kepentingan penjajahan ekonomi sehingga mereka berusaha untuk menidurkan umat Islam dari ideologinya. Moderasi beragama adalah salah satu strategi kapitalis sebagaimana yang tertulis dalam dokumen Open Source Friend Corporation yang berjudul Building Moderate Muslim Networks.
Ide moderasi beragama bertujuan untuk membuat umat Islam memahami Islam sesuai dengan kepentingan Barat. Yakni menerima ide liberal seperti demokrasi, kesetaraan gender, ham, pluralisme, dan ide-ide Barat lainnya. Oleh karena itu, moderasi beragama ingin masuk ke dalam benak generasi agar tercetak generasi Islam yang memiliki profil moderat dalam beragama sesuai keinginan Barat, bahkan mengemban ide-idenya.
Baca Juga: Proyek Moderasi Makin Gencar, Generasi Kian Ambyar
Sangat jelas bahwa moderasi beragama justru menjauhkan profil kepribadian Islam dari diri pelajar muslim. Ide moderasi yang saat ini diaruskan oleh negara menunjukkan masalah yang menjadi kekhawatiran negara. Yang dikhawatirkan bukanlah kerusakan moral di kalangan pelajar, tetapi ancaman kebangkitan Islam.
Tak hanya, itu hal tersebut juga menunjukkan penguasa sedang menjalankan peran sebagai penjaga sistem kapitalisme sesuai arahan Barat. Seharusnya pelajar muslim dicetak menjadi duta Islam yang mengambil Islam yang murni tidak bercampur dengan pemikiran barat yakni ideologi Islam.
Islam Diridai Allah Swt
Allah Swt. telah menegaskan bahwa satu-satunya agama yang diridai Allah Swt. hanyalah Islam. Hal ini tercantum pada Quran surah Ali Imran ayat 19, “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.”
Berdasarkan Quran surah Al Maidah ayat 44, 45, dan 47, Allah Swt. mengancam siapapun yang mengambil hukum selain hukum Allah Swt karena mereka termasuk golongan orang-orang kafir, zalim, dan fasik.
Islam: Way of Life
Islam adalah way of life. Ia diturunkan sebagai sistem kehidupan yang menjelaskan segala sesuatu. Maka umat Islam termasuk para pelajar muslim tidak boleh merendahkan dirinya dengan mengambil ide-ide Barat, termasuk terpengaruh dengan ide moderasi beragama. Cukuplah rida dan murka Allah Swt. menjadi standar amal perbuatan bukan kebebasan tanpa batas.
Para pelajar muslim harus hidup untuk kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Mereka harus senantiasa sadar bahwa amal perbuatan di dunia akan dituai di akhirat. Dengan pemahaman hidup yang benar, sebagaimana Islam mengarahkan, maka akan lahir profil generasi muslim yang produktif, tangguh, dan pembangun peradaban Islam yang mulia.
Hanya saja, profil tersebut hanya mampu dicetak oleh pemerintahan Islam yang kafah melalui penerapan sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam sangat unik karena mampu mencetak generasi berkepribadian Islam. Dimana pola pikir dan pola sikap mereka sesuai dengan Islam. Kepribadian Islam ini akan menyelamatkan pelajar dari dekadensi moral karena mereka berlomba-lomba untuk menjadi hamba yang taat dan menjauhi maksiat.
Penutup
Dengan penerapan sistem pendidikan Islam dan sistem Islam lainnya, negara akan menjaga dan meng-upgrade kualitas pelajar dengan ideologi Islam. Negara akan menghidupkan tradisi dakwah sehingga para pelajar menjadi warisan Aminan Lil Islam wa Daulah (penjaga Islam dan Negara), bukan pengaman ide-ide Barat. Sungguh hanya ideologi Islam saja yang sejatinya bisa dan pantas menyelamatkan para pelajar dari dekadensi moral dan ide busuk dari Barat. Wallahualam bissawab [UH]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com