Usia senja tak mengapa untuk terus berprestasi. Tak perlu pula jiwa ini berkecil hati, cukup niatkan dari dalam hati dengan tulus, ikhlas, dan sabar.
Oleh. Dewi Kusuma
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Di usia senja, aku kembali tertantang untuk terus bergabung dalam berkarya tulis. Menulis sudah menjadi pilihanku dalam menjalani usia senja. Ini merupakan hiburan yang terindah kala aku sendiri. Mengapa? Semua ini agar hidupku penuh dengan warna ceria.
Kembali lagi, sang Pemimpin Redaksi NarasiPost.Com Mbak Andrea Aussie menggelar challenge bergengsi. Hal ini sesuai dengan tagline dari NarasiPost.Com yang berbunyi, "Cerdas dalam Literasi Media, Bijak Menangkap Peristiwa Kunci".
Merangkai Aksara di Usia Senja
Aku mulai berkarya tulis di saat pandemi Covid-19, di mana kita dilarang untuk beraktivitas di luar rumah. Ruang gerak kita pun menjadi terbatasi. Di sinilah awal aku merangkai aksara yang bernapaskan islami. Ternyata hal ini membuat hariku menjadi lebih bersemangat.
Semua ini tentunya adalah karunia Ilahi yang sangat saya syukuri. Bisa melanglang buana lewat rangkaian kata. Bisa bertegur sapa dengan kawan-kawan seantero media. Tentunya aktivitas ini sangat mengasyikkan bagi diriku.
Aku bahagia mengirimkan naskah ke berbagai media. Ada rasa puas dan lega kala karya tulis aku bisa publish di media. Satu harapanku, kegiatan ini mampu menjadi wadah dalam beramar makruf nahi mungkar. Bisa menunaikan kewajiban dalam berdakwah.
Sampailah aku berkenalan dengan media NarasiPost.Com. Media ini menurut info yang saya tangkap, sangat selektif dalam menayangkan sebuah naskah. Perlu ketelitian dan kecermatan dalam menulis agar bisa tayang di media ini. Selain itu, juga perlu kesabaran dan kesiapan mental kala tulisan kita ditolak dan mendapatkan "surat cinta".
Pun demikian dengan diriku yang telah usia senja. Bersaing dengan yang muda-muda dan sudah banyak pengalaman dalam menulis tentu tidaklah mudah. Mereka lebih cerdas dan lebih berprestasi, sementara aku kala usia senja baru belajar menulis dari nol. Namun, karena hal ini telah menjadi niatku untuk menulis, akhirnya tetap aku tekuni juga.
Biarlah mereka lebih berprestasi dan lebih cerdas menangkap peristiwa kunci. Aku bahagia bisa berkumpul dengan mereka. Aku bisa belajar mengikuti kiprah mereka. Hal ini menambah wawasan menulisku agar makin luas. Meski telah senja, tak perlu ragu apalagi harus mundur dalam mewarnai media.
Mengikuti challenge yang diadakan oleh Mbak Andrea tentu sangat menantang adrenalinku. Mbak Andrea sendiri merupakan sang pemimpin media yang sangat piawai dalam menayangkan karya-karya keren dari para penulis ideologis di NarasiPost.Com. Aku pun ikut menjadi bagian dalam ajang bergengsi ini. Yang terpenting bagiku adalah tetap menulis apa pun hasilnya.
Bermimpi Menjadi Pemenang di Usia Senja
Walaupun selama aku mengikuti berbagai challenge di bawah asuhan beliau, belum pernah sekalipun menjadi pemenang. Dengan terus mengikuti challenge ini semoga Allah memudahkan untuk menjadi pemenang challenge media keren ini. Jika kelak terpilih menjadi pemenang, tentu hatiku sangat bahagia. Ya, bahagia bisa memecahkan rekor dalam berprestasi. Bahagia atas kesabaran yang selama ini merindukan kemenangan dalam Challenge Milad ke-4 NarasiPost.Com.
Bermimpi itu sah-sah saja, apalagi ini memimpikan menjadi pemenang dalam berkarya tulis. Pasalnya tujuan aku berkarya tulis adalah demi mencerahkan pembaca dengan cahaya Islam. Azam ini mesti dikukuhkan dari jiwa yang mendalam. Tujuannya agar niatan aku untuk tetap menulis bisa terwujud. Tentunya agar kelak menjadi syafaat di hadapan Allah Swt.
Baca:men-challenge-diri-dalam-dunia-literasi/
Tujuan terindah dalam hidupku adalah untuk mendapatkan rahmat dan rida Allah. Besar harapan semoga karya-karya yang saya ukir mampu menjadi ladang amal jariah. Menjadi pemenang dalam Challenge Milad ke-4 ini merupakan salah satu support agar aku tetap eksis dalam menulis. Meski harus berlaga dengan para penulis hebat, biarlah tak mengapa. Yang terpenting, aku tetap berjuang dan berjuang agar tetap menulis hingga akhir usia.
Mewarnai kehidupan mesti harus senantiasa mencoba dengan penuh percaya diri. Tanamkan dalam jiwa untuk terus belajar dan belajar lagi. Warna ceria tak akan terwujud jika kita tak berani untuk mewarnainya. Selagi napas lega masih mengiringi, mengapa mesti terhenti dalam berkarya?
Menulis, Pilihan Tepat
Kita pun tidak tahu karya siapa yang mampu menggugah semangat seseorang. Bisa jadi karya yang sederhana yang mudah untuk dipahami. Tulisan yang singkat, jelas, dan bermakna mungkin bisa saja menusuk hati. Mampu mengubah pembaca untuk menjadi lebih baik dan taat terhadap aturan-aturan-Nya.
Untuk itu, tak perlulah hati jadi pesimis. Cukup bangun rasa optimis. Sebuah karya bisa membuat pembaca berubah kepada kebaikan menurut ketentuan-Nya, tidak mesti dari mereka yang karyanya telah melejit tinggi. Bisa juga dari para penulis pemula tetapi mampu menyentuh hati.
Usia senja tak mengapa untuk terus berprestasi. Tak perlu pula jiwa ini berkecil hati. Cukup niatkan dari dalam hati dengan tulus, ikhlas, dan sabar. Hal ini bertujuan agar semua yang terjadi indah dirasa di dalam hati, sebagai wujud cinta terindah dari-Nya.
Pilihan menulis di usia senja semoga merupakan pilihan yang tepat. Untuk mengisi kehidupan dengan penuh semangat. Untuk menebarkan syariat. Demi meraih cinta Dia, Yang Maha Kuasa.
Allah Swt. berfirman:
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ , عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
(Zat) yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam, mengajar manusia apa yang belum diketahui(nya). (QS. Al-Alaq: 4-5)
Selain itu, dalam sebuah hadis dikatakan bahwa, "Ikatlah ilmu dengan tulisan." (HR. Ath-Tabrani dan Hakim dari Abdullah bin Amr)
Pilihan menulis di usia senja semoga merupakan pilihan yang tepat. Untuk mengisi kehidupan dengan penuh semangat. Untuk menebarkan syariat. Demi untuk meraih cinta Dia, Yang Maha Kuasa.
Wallahualam bissawab.[]
Serang Banten, 30 September 2024
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
MasyaAllah Bunda Dewi luar biasa saya kagum, biar pun saya usia senja juga saya ga bisa sehebat ibu, saya beraninya hanya koment, dulu pernah tayang di NP beberapa saja tulisan saya tapi saya belum coba lagi. Semangat bun.... Sudah memotivasi para pembaca.
Barakallah Bunda Hanimatul sayang. Yuk kita bersama meniti usia senja. Semoga naskah ini bermanfaat
Alhamdulillah, patut ditiru semanganya bunda Dewi,, semoga tetap semangat dan menelurkan karya-karya hebatnya
Masyaallah alhamdulillah barakallah Mba Adrea say dan segenap tim medis Narasi Post.Com
Barokallohu, mba. Tetap semangat menulis meski uban sudah menghiasi kepala. Semoga jadi pahala jariyah saat tubuh sudah berkalang tanah.
Masyaallah. Semangat bunda Dewi luar biasa. Semoga jadi motivasi bagi yang muda-muda. Barakallah bunda
Barakallahu fiik Bunda.... Semihd challenge kali ini bunda menang ya, terus berkarya di usia senja sehat dalam Rida Allah Swt
Masyaallah barakallah Kanda Dewi ..semangatnya selalu menyala menginspirasi bagi siapa pun di jagat literasi ...bangga bisa jadi sahabat kanda dunia akhirat. Semoga challenge ini mendapatkan yg terbaik dr Allah.. Aamiin
Menulis untuk dakwah, sebuah pilihan tepat
[…] Baca: usia-senja-aku-pilih-menulis/ […]