Hajar Aswad Berubah Warna, Bagaimana Kesakralannya?

Hajar Aswad Berubah Warna Bagaimana Kesakralannya?

Meski telah melalui serangkaian peristiwa hingga mengalami perubahan warna, hajar Aswad tetaplah batu yang disucikan dan dimuliakan.

Oleh. Munawwarah Rahman, S.Pd.
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Ketika mendengar kata hajar Aswad, tentu tak asing lagi bagi kaum muslim. Sebuah batu surga yang sangat dimuliakan. Hajar Aswad berasal dari dua kata, yakni "hajar" artinya batu dan "Aswad" artinya hitam. Jadi, secara bahasa berarti batu hitam. Letak batu ini berada di sudut tenggara, sebelah kanan pintu Ka'bah di Masjidilharam, Makkah. Sementara itu, ukuran panjangnya mencapai 25 cm, lebar 17 cm, dan ketinggian 1,10 m dari tanah.

Asal Mula Hajar Aswad

Peletakan batu hitam atau batu surga tersebut bermula ketika Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s membangun Ka'bah atas perintah Allah Swt. Saat bangunan nyaris sempurna, Nabi Ibrahim menyadari ada bagian bangunan tersebut yang kosong dan akhirnya memerintahkan Nabi Ismail mencari batu untuk melengkapinya. Ketika kembali, Nabi Ismail mendapati bagian yang kosong sudah terisi. Beliau pun bertanya pada ayahnya terkait batu tersebut. Nabi Ibrahim a.s. menjawab bahwa benda itu adalah hajar Aswad, sebuah batu surga yang dibawa oleh malaikat Jibril.

Hal ini dipertegas dalam sebuah hadis, “Hajar Aswad adalah batu dari batu-batuan surga.” (HR. At-Tirmidzi)

Batu yang Dimuliakan

Batu hitam atau batu surga itu begitu dimuliakan sebab berperan penting dalam ritual haji maupun umrah. Ketika kaum muslim bertamu ke Baitullah, mereka akan berbondong-bondong untuk menyentuh dan menciumnya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat.

Rasulullah saw. mendatangi baru surga tersebut dan menciumnya, Umar bin Khattab kemudian berkata (kepada hajar Aswad), "Sungguh aku tahu bahwa kau hanya sebuah batu yang tidak bisa memberikan mudarat dan manfaat. Sungguh, andai aku tidak melihat Nabi saw. menciummu, maka aku pun tidak akan menciummu!” (HR. Bukhari)

Jika dalam kondisi tertentu kaum muslim tidak mampu menyentuhnya, mereka dapat melakukan isyarat dengan melambaikan tangan ke arahnya sebagai bentuk penghormatan. Batu surga tersebut sangat dimuliakan karena memiliki banyak keistimewaan, di antaranya:

Pertama, tangan kanan Allah Swt. di muka bumi. Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja yang menyentuh hajar Aswad, seolah-olah dia sedang menyentuh tangan Allah Swt."

Kedua, mencium atau melambaikan tangan ke arah batu surga tersebut hukumnya sunah sebagai tanda dimulainya tawaf.

Ketiga, menjadi syafaat bagi mereka yang menyentuhnya pada hari kiamat.

Keempat, sebagai simbol permulaan tawaf, sekaligus salah satu syariat dalam ibadah haji dan umrah.

Kelima, letak batu surga atau batu hitam yang berada di bagian paling mulia dari Ka'bah, menjadi simbol yang sangat dihormati oleh kaum muslim.

Keenam, bagian dari batu yakut surga.

Peristiwa Bersejarah yang Berkaitan dengan Hajar Aswad

Ketika Nabi Muhammad saw. telah berusia 35 tahun, terjadilah banjir besar di Kota Makkah yang meluap sampai ke Baitulharam hingga hampir meruntuhkan Ka'bah. Peristiwa itu membuat orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Ka'bah. Mereka telah membangun dengan harta terbaik yang jauh dari riba.

Baca: kenikmatan-berhaji/

Namun, ketika sampai di bagian batu hitam atau batu surga, perselisihan tentang siapa yang berhak meletakkannya di tempat semula pun terjadi. Perselisihan tersebut terus berlanjut sampai lima hari hingga nyaris terjadi peperangan. Tidak ingin permasalahan terus berlarut-larut, Abu Umayyah bin al-Mughirah al-Makhzumi berupaya memberi solusi.

Siapa saja yang pertama kali melewati pintu masjid, itulah orang yang akan memimpin peletakan batu hitam atau batu surga. Akhirnya semua sepakat dengan solusi ini. Atas izin Allah Swt., Nabi Muhammad saw. menjadi orang pertama yang memasuki pintu masjid dan beliau pula yang memimpin peletakan batu surga itu. Orang-orang Quraisy lalu berkumpul untuk meletakkan batu hitam tersebut secara bersama-sama.

Untuk memudahkan proses peletakan hajar Aswad, Rasulullah saw. meminta sehelai selendang dan meminta pemuka-pemuka kabilah memegang ujung-ujungnya. Mereka kemudian bersama-sama mengangkatnya hingga berhasil diletakkan ke tempat semula.

Selain itu, hajar Aswad juga telah melalui beberapa peristiwa, di antaranya:

Pertama, dalam peristiwa Baitulharam (Ka'bah) yang pernah dilanda kebakaran besar sebanyak dua kali. Hal ini membuat batu surga itu makin menghitam setelah tersambar api. Peristiwa itu pun menyebabkan kerusakan yang makin parah.

Kedua, di masa Amirul Mukminin Harun ar-Rasyid, lapisan perak yang melindungi batu surga tersebut mulai menipis dan terkikis sehingga batu tersebut tidak kokoh di tempat semula.

Ketiga, hajar Aswad pernah dipukul menggunakan martil oleh seorang Nasrani dari Kekaisaran Romawi pada tahun 363 H/974 M.

Keempat, hajar Aswad pernah berusaha dihancurkan pada tahun 413 H/1022 M dan tahun 990 H/1582 M.

Kelima, seorang pria asal Persia dari wilayah Afganistan juga pernah mencuri satu potongan batu surga itu pada tahun 1351 H/1932 M.

Hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas r.a. menyebutkan bahwa hajar Aswad dahulunya berwarna putih, ia bahkan lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya berubah menjadi hitam.

Meski telah melalui serangkaian peristiwa hingga mengalami perubahan warna, hajar Aswad tetaplah batu yang disucikan dan dimuliakan. Kesakralannya akan tetap terjaga sampai kapan pun.
Wallahualam.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Munawwarah Rahman Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Indonesia Jadi Negara Maju, Utopis dalam Kapitalisme?
Next
Luka Pengasuhan dan Perjuangan untuk Pulih
1.5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yuli Sambas
1 month ago

Hajar Aswad, batu hitam dari langit. Simbol mulia yang berada di lingkungan Ka'bah. Masya Allah

Maftucha
Maftucha
1 month ago

Masyaallah semoga suatu saat bisa ziarah ke sana,, bisa melihat dan menyentuh hajar aswad

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram