Bila kita lihat dari sudut pandang Islam, sejatinya berbagai wabah yang terjadi di dunia ini sudah menjadi ketentuan Allah Swt.
Oleh. Tutik Haryanti
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Salah satu wilayah di Afrika yakni Republik Sudan, sedang mengalami kondisi yang tidak baik-baik saja. Sejak April 2023 lalu, Sudan terjadi konflik hebat antara dua kelompok militer bersenjata. Ditengarai konflik terjadi akibat perebutan SDA, ketegangan etnis dan perselisihan agama. Konflik tersebut menimbulkan banyak korban hingga jumlahnya ribuan jiwa.
Mirisnya, belum usai penderitaan rakyat Sudan akibat konflik tersebut, mereka kembali mendapatkan cobaan dengan datangnya wabah kolera. Menurut Kementerian Kesehatan, wabah kolera dimulai Agustus 2024 dan sudah menelan korban 15 ribuan orang, sedangkan korban meninggal ada 500 orang. (cnnindonesia.com, 28-09-2024)
Apa itu Kolera?
Penyakit kolera biasa disebut juga dengan Ashiatex cholerae. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Kolera adalah jenis penyakit menular yang menyerang sistem pencernaan. Penularan kolera terjadi melalui makanan dan minuman yang tidak higienis atau telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Misal, buah-buahan yang tidak dicuci sebelum dikonsumsi, memasak daging atau bahan lain tidak sampai matang, air yang tidak direbus, dsb.
Penderita kolera diawali dengan gejala sebagai berikut; mual disertai muntah, kekurangan cairan (dehidrasi) akibat sering buang air besar (diare), kelelahan, rendah gula darah, kadar elektrolit dalam tubuh yang tidak seimbang, pusing, jantung berdetak cepat, kram kaki, dan paling parahnya sampai mengalami kejang.
Untuk mencegah penyebarannya, penderita kolera harus segera ditangani. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan awal yang harus dilakukan sebelum bertambah parah. Di antaranya dengan melakukan rehidrasi, yaitu dengan sering memberikan oralit karena penderita mengalami kekurangan cairan. Kemudian dapat dilanjutkan dengan pemberian infus, antibiotik, suplemen zinc yang berfungsi membantu menurunkan intensitas diare. Untuk menghindari penyakit kolera ini, maka harus sering-sering mencuci tangan setelah beraktivitas, menjaga kesehatan dengan pola makan sehat, kebersihan sanitasi, dan sebagainya.
Wabah Kolera dan Krisis Kemanusiaan di Sudan Dampak dari Konflik
Wabah kolera yang merebak di Sudan adalah dampak dari konflik yang terjadi selama kurang lebih 16 bulan. Perang saudara ini mengakibatkan infrastruktur sipil di Sudan mengalami kerusakan parah. Misalnya, rusaknya instalasi pembuangan limbah dan pengolahan air yang mengakibatkan air terkontaminasi oleh bakteri kolera.
Perang juga mengakibatkan banyak penduduk yang mengungsi. Sementara, tempat pengungsian tidak memadai sehingga para pengungsi berjubel dengan sanitasi yang sangat tidak layak. Dengan kondisi ini penyebaran kolera makin meluas. Mirisnya, rumah sakit dan fasilitas medis yang menjadi satu-satunya tempat utama untuk menolong para penderita kolera, terpaksa ditutup akibat minimnya persediaan peralatan dan obat-obatan.
Situasi di Sudan makin bertambah buruk setelah terjadi hujan lebat yang cukup lama hingga menyebabkan banjir lumpur. Hal ini berakibat bantuan kemanusiaan tidak dapat menjangkau ke lokasi warga. Menurut Program Pangan Dunia (WFP), Sudan mengalami krisis kemanusiaan. Namun, terjadinya krisis kemanusiaan ini tidak juga menghentikan konflik di Sudan. Dilaporkan pula oleh WHO, situasi buruk akibat konflik yang cukup lama bukan saja wabah kolera yang melanda Sudan. Namun, demam berdarah dan infeksi meningitis juga ikut meningkat. (Al-Jazeera, 21-09-2024)
Kapitalisme Biangnya
Sungguh memilukan nasib warga Sudan. Ini disebabkan sistem kapitalisme yang diterapkan telah menjadikan para penguasa lalai akan kewajibannya mengurus rakyat. Sebagaimana terjadinya konflik yang dipicu oleh perebutan kekuasaan antara angkatan bersenjata Sudan dan dukungan cepat paramiliter.
Pemerintah lebih mengutamakan kepentingan mereka sendiri, ketimbang memikirkan kesejahteraan rakyat dan menangani wabah. Sumber daya alam yang harusnya dikelola untuk kesejahteraan warganya, justru menjadi rebutan para penguasa. Akibatnya, ada sekitar 18% atau 8,5 juta warga Sudan mengalami krisis pangan yang ekstrem.
Kapitalisme juga menjadi biang perpecahan dan ketegangan yang menimbulkan perang saudara di Sudan. Hal ini disebabkan tiap komunitas saling merasa unggul dalam kesukuan (etnis) dan agama masing-masing. Wajar dalam situasi dilanda wabah sekalipun, konflik juga tidak berhenti. Lalu dengan kondisi konflik, ketidakstabilan politik dan krisis pangan ekstrem ini, mampukah Sudan memberikan solusi atas terjadinya wabah?
Islam Memandang Wabah
Pada tahun 1818 wabah kolera pernah melanda di India, kawasan Delta, Sungai Gangga. Kemudian menyebar hingga ke Myanmar dan Sri lanka, lalu sampai pada tahun 1820 wabah menyebar ke Filipina, Thailand, dan Indonesia.
Pada masa Rasulullah saw. dan Khalifah Umar bin Khattab juga pernah terjadi wabah besar yang bernama tha'un. Wabah ini disebabkan oleh infeksi bakteri Pasterella pestis yang penyebarannya melalui sejenis kutu anjing (Xenopsella cheopis) yang berasal dari darah tikus.
Baca: covid-19-xec-merebak-di-eropa-bagaimana-solusinya/
Dan yang belum lama terjadi hampir di seluruh dunia di tahun 2020—2022, yakni pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh Infeksi virus Corona. Pandemi ini mengakibatkan korban dengan jumlah yang sangat banyak di berbagai negara. Indonesia sendiri yang terjangkit virus Covid-19 sebanyak 1,6 juta orang, sedangkan 43 ribu lebih korban meninggal dunia. Jumlah korban makin tinggi bila dihitung dengan negara-negara lainnya. Pandemi Covid-19 merupakan kejadian luar biasa yang memakan korban jiwa terbanyak di dunia untuk saat ini.
Bila kita lihat dari sudut pandang Islam, sejatinya berbagai wabah yang terjadi di dunia ini sudah menjadi ketentuan Allah Swt. Sesungguhnya ini menunjukkan bahwa manusia itu adalah makhluk yang sangat lemah dan terbatas kemampuannya. Setiap musibah yang menimpa manusia menjadi pertanda bukti kasih sayang Allah untuk menguji kesabaran hambanya. Setara dalam firman Allah Swt.,
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."
Sebelum ada wabah bisa jadi manusia banyak yang jemawa, sombong. Ternyata diberi Allah musibah berupa wabah, mereka tidak mampu berbuat banyak. Hikmah dari adanya wabah, banyak orang tersadarkan dan memilih masuk Islam. Di balik setiap musibah bila disertai kesabaran dan doa, maka Allah turunkan pertolongan dan jalan keluar yang terbaik dari setiap ujian tersebut. Allah juga akan mengangkat derajat bagi mereka bersabar dan bertakwa.
Solusi Menangani Wabah Hanya dengan Islam
Islam hadir bukan saja mengatur perihal ibadah spiritual semata. Namun, Islam juga menjadi solusi dari semua problematika kehidupan, termasuk dalam menangani wabah kolera. Seorang khalifah sebagai pimpinan Daulah Islam akan mengambil tindakan cepat dan tepat, di antaranya:
Pertama, segera menutup wilayah yang terjangkiti wabah dengan melakukan karantina mencegah agar wabah tidak cepat menyebar. Rasulullah saw. bersabda, "Dan larilah dari penyakit lepra sebagaimana engkau lari dari kejaran singa."
Kedua, melakukan lockdown, yakni menutup negeri yang terkena wabah agar tidak ada warga yang masuk maupun keluar dari negeri tersebut. Ketiga, mengupayakan secara maksimal dalam menyediakan fasilitas rumah sakit, alat kesehatan, dan obat-obatan. Keempat, bagi warga yang sehat maupun sakit akan dijamin pasokan berupa kebutuhan pangan dan keperluannya lainnya selama terjadi wabah.
Kelima, mengajak kepada seluruh rakyat untuk saling tolong-menolong antarsesama muslim maupun nonmuslim, bahkan sampai dengan lintas negara. Hal ini sebagai upaya meningkatkan ladang amal saat mendapat musibah atau bencana.
Demikian Islam sangat sempurna dalam hal menangani wabah. Mekanisme di atas hanya dapat dijalankan melalui institusi yang menerapkan Islam kaffah.
Khatimah
Setiap musibah dan bencana termasuk wabah kolera di Sudan, hanya Islam yang mampu memberikan solusinya. Sebab hanya dengan penerapan syariat Islam, Allah akan memberikan pertolongan-Nya.
Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
[…] Baca:Â Wabah Kolera Mengguncang Sudan, Adakah Solusinya? […]