Dengan metode seperti ini, hanya perlu waktu 3,5 tahun anak kita hafal Al-Qur’an 30 juz. Artinya anak-anak tidak mustahil jika banyak yang mampu hafal Al-Qur’an 30 Juz di usia balita.
Oleh. Arifah Azkia N.H., S.E
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Al-Qur'an sebelum yang lain. Kata yang seharusnya menjadi acuan para keluarga muslim, kata yang seharusnya sudah menjadi azam untuk mendidik generasi terbaik. Sudah sepatutnya kita mengenalkan dan mengajarkan Al-Qur'an sebagai yang utama sebelum ilmu-ilmu yang lain, karena sejatinya Al-Qur'an adalah sebaik-baik bekal dan dasar dari berbagai ilmu. Para mufasir (ahli tafsir) juga mengatakan dengan kalimat yang indah bahwa :
Al-Qur’an adalah penghubung untuk (mendapatkan) kebahagiaan, keberuntungan dan kemenangan.
Ia adalah petunjuk sehingga mudah mencapai tujuan hidup. Al-Qur’an telah memberikan seluruh metode untuk mencapai pintu-pintu surga.
Al-Qur’an telah menjadikan nutrisi bagi kalbu dan jiwa.
Manusia telah menjadi mulia dengan Al-Qur'an.
Al-Qur’an telah menjadikan fitrah yang selamat dan menjaga akal yang lurus.
Di dalamnya mengandung kebaikan dunia dan akhirat.
Mengapa Menghafal Al-Qur'an di Usia Balita?
Menjadikan anak sebagai penjaga kalamullah sejak balita, adalah hal istimewa dan bentuk dari memuliakan anak. Begitu istimewanya para penghafal Al-Qur'an cilik, sampai-sampai banyak hadis yang membahasnya. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Barang siapa yang mempelajari Al-Qur’an di usia dini, maka Allah akan menyatukan Al-Qur’an dengan darah dan dagingnya”.
Maka ketika anak menghafal Al-Qur’an semenjak balita, akan dijadikannya Al-Qur’an tersebut menyatu dengan raganya. Mengalir kemuliaannya hingga mendarah daging terjaga bagaikan Al-Qur'an yang berjalan di muka bumi.
Dalam tafsir kitab Al Adaab Asyar’iyah Libni Muflih 1/244, Ibnu Abbas Mengatakan :
"Barang siapa yang mempelajari dan menghafal Al-Qur’an sebelum ia balig, maka ia termasuk orang yang diberi ilmu sejak masa kecil”.
Ditempa dan Diasah
Bagaimana tidak, karena para penghafal Qur'an dididik dengan cara yang tidak biasa. Jika diibaratkan sebilah senjata, otak mereka ditempa dan diasah layaknya pedang Damaskus.
Karena jika pelajaran yang lain hanya menghafal makna atau kalimat per kalimat, para penghafal Qur'an menghafal sampai di level huruf per huruf, sifat huruf, bahkan panjang pendeknya huruf diperhatikan.
Jika ilmu lainnya akan cukup dipelajari beberapa jam dalam seminggu, maka tanyakan kepada para penghafal Qur'an, kapan mereka bisa libur dari aktivitas Qur'annya?
Generasi yang otaknya telah diasah sedemikian rupa, jangankan matematika, IPA, atau ilmu dunia yang lebih sederhana, ilmu agama semisal fikih atau hadis yang begitu rinci saja akan lebih mudah dia pahami.
Itulah mengapa generasi Islam dahulu begitu cerdas luar biasa. Hafal ribuan hadis dan tafsir, juga puluhan kitab dan mampu membuat maha karya di usia muda.
Maka mentahfizkan anak di usia dini adalah upaya meneruskan tradisi para ulama dalam melahirkan tunas-tunas generasi peradaban terbaik.
Dan di usia balita anak, menjadi momen terbaik dalam menghafal Al-Qur'an, sebagaimana sabda Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam, yang menegaskan bahwasanya: “Hafalan anak kecil bagaikan mengukir di atas batu begitu kuat membekasnya, berbeda dengan hafalan seorang anak dewasa yang bagaikan mengukir di atas air."
Sedangkan realitas saat ini, mayoritas anak baru belajar membaca dan menghafal di usia 7 tahun. Maka PR kita, mengenalkan dan menginstal Al-Qur'an sejak dini, sejak balita dengan optimalisasi indra pendengaran mulai dalam kandungan hingga usia 5 tahun.
Anugerah dari Allah bagi Pengemban Al-Qur'an
Di antara banyak manfaat yang bisa diambil dari menghafal Al-Qur’an sejak balita adalah:
Pertama, menjadi keluarganya Allah.
Diriwayatkan dalam hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga dari golongan manusia. Beliau saw. ditanya, 'Siapakah mereka wahai Rasulullah?' Beliau saw. menjawab, 'Mereka adalah Ahlul Qur'an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.’”
Masyaallah betapa indahnya dianggap sebagai keluarganya Allah. Betapa mulianya kedudukan para ahlul Qur'an di sisi Allah.
Kedua, mahkota surga untuk orang tuanya.
Rasulullah saw. juga bersabda: "Siapa yang menghafal Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka sungguh kelak Allah akan memberikan mahkota surga bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya laksana matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua jubah kemuliaan yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya terheran dan bertanya, ‘Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?’ Lalu disampaikan kepadanya, ‘Disebabkan anakmu telah mengamalkan dan menghafalkan Al-Qur’an.’”
Ketiga, ditempatkan bersama para malaikat.
Kelak para penghafal Al-Qur’an akan diberi tempat yang mulia bersama para malaikat. Dalam hadis riwayat sahih Al-Bukhari disebutkan bahwasanya orang yang membaca dan menghafal Al-Qur’an akan ditempatkan bersama golongan para malaikat yang mulia. Penghafal Al-Qur’an akan merasakan kebahagiaan dan keistimewaan luar biasa karena bisa bersama makhluk-makhluk yang suci di sisi Allah Swt.
Keempat, tidak akan diazab.
Penghafal Al-Qur'an tidak akan diazab, sebagaimana tercantum di dalam hadis Rasulullah saw. bersabda, ”Allah tidak akan menyiksa (mengazab) hati yang di dalamnya terjaga Al-Qur’an.”
Begitu juga yang diriwayatkan dari Abi Abdillah : "Orang yang menghafal Al-Qur’an dan mengamalkannya ia akan masuk surga tanpa dihisab.”
Metode Menjadikan Hafiz Al-Qur'an Sejak Balita
Belajar dari parenting Qur'ani keluarga Syekh Dr. Kamil El Laboudy –seorang pakar tahfiz Qur’an internasional dan penemu metode Tabarak asal Mesir. Beliau beserta istrinya telah sukses mendidik dan menjadikan putra putrinya hafal Al-Qur’an 30 juz dalam usia 4,5 tahun. Ketiga putra putri beliau (Tabarak, Yazid, Zeina) dinobatkan sebagai hafiz termuda di dunia yang semuanya hafal Al-Qur’an 30 juz sebelum usia genap 5 tahun.
Menginstal Al-Qur'an kepada diri seorang anak memanglah tidak semudah menginstal software ke dalam sistem aplikasi Windows. Apalagi mengharap usia balitanya telah mutqin melafazkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, dengan usia dininya yang bahkan membaca dan menulis huruf Al-Qur’an pun tak dimengerti. Penuh perjuangan, pengorbanan, ketekunan, juga kesabaran dalam mempelajarinya. Maka, tak heran jika banyak yang menganggap usia balita hafiz Qur’an adalah hal yang mustahil dan susah untuk membentuknya.
Baca: Keinginan atau Kebutuhan?
Lantas bagaimana metode dan upaya yang dapat kita lakukan untuk mencetak generasi Ahlul Qur’an usia balita?
Pertama, saat anak masih di dalam perut ibunya, sering-seringlah diperdengarkan bacaan Al-Qur'an. Lebih baik lagi jika ibu dan ayahnya yang melantunkan melalui lisannya. Ataupun dengan memutarkan murattal.
Kedua, saat anak lahir, dari usia 1 hari, perdengarkan Al-Qur’an dan ulangi sebanyak 5 kali.
Ulangi terus selama satu bulan. Sehingga dalam waktu 1 bulan telah mengulang 1 juz sebanyak 150 kali. Maka waktu yang dibutuhkan untuk menamatkan memperdengarkan Al-Qur’an 30 juz hanya 30 bulan, yaitu 2,5 tahun. Maka saat anak kita usianya 2,5 tahun dia sudah mendengarkan Al-Qur’an 30 juz sebanyak 150 kali.
Ketiga, pilihlah bacaan dari para masyayikh atau para qori yang terkenal bacaan fasih dan indah, seperti qori Syekh Mahmud Kholil Al Hushori, Syekh Mishari Rasyid Alafasy, dll. Ataupun para qori seperti Syekh Ali Al Hudzaifi, Syekh Muhammad Al-Ayyub, dan lainnya.
Keempat, saat anak sudah tamat mendengarkan bacaan Al-Qur’an 30 juz, maka ajarkan hafalan dengan talaqqy (pengejaan). Sehari setengah halaman atau satu halaman, ulangi setiap kali sampai 5 kali
Kelima, buat cara yang menarik untuk anak kita agar senang menghafal, berikan hadiah sebagai penghargaan ketika mencapai target.
Keenam, senantiasa memohon rida dengan berdoa kepada Allah Taala agar dimudahkan dalam membimbing anak kita dalam proses menghafal Al-Qur’an 30 juz.
Dengan metode seperti ini, hanya perlu waktu 3,5 tahun anak kita hafal Al-Qur’an 30 juz. Artinya anak-anak tidak mustahil jika banyak yang mampu hafal Al-Qur’an 30 Juz di usia balita. Bukankah dahulu anak-anak para sahabat, ulama, dan tabi'in sudah hafal Al-Qur'an pada usia sedemikian?
Ibnu Sina hafal Al-Qur'an umur 5 tahun, Imam syafi'i hafal Al-Qur'an ketika usia 7 tahun, Imam Nawawi hafal Al-Qur'an sebelum balig, Umar bin Abdul Aziz hafal Al-Qur'an saat masih kecil, dan masih banyak lainnya.
Khatimah
Anak adalah investasi akhirat untuk kedua orang tuanya. Menjadi amalan yang tidak akan pernah terputus dan pahalanya senantiasa terus mengalir meskipun telah meninggal dunia, salah satunya adalah doa anak yang saleh salihah. Yang selalu mendoakan kebaikan untuk orang tuanya. Senantiasa melakukan aktivitas kebaikan yang akan mengalirkan pahala untuk orang tuanya.
Maka dengan mendekatkan dan menumbuhkan cinta Al-Qur'an pada diri anak sejak balita, merupakan upaya agar anak senantiasa memiliki keimanan yang kukuh, akidah yang kuat, dengan terjaga melalui kalamullah. Semoga Allah mudahkan kita semua untuk mengajarkan dan mengamalkan Al-Qur’an bersama anak-anak dan keluarga. Ya Allah jadikanlah keluarga kami adalah keluarga Al-Qur’an dan jauhkanlah kami dari segala keburukan baik di dunia maupun di akhirat. Kita bersama-sama menguatkan tekat dan azam kita dalam membersamai anak-anak untuk menghantarkannya menjadi ahlul Qur'an. Dan hanya kepada Allah-lah kami mengharap kemudahan serta rida atas segala kebaikan. Wallahu a’lam bishshowwab []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com