Gen Z Berpolitik, Memang Harus?

Gen Z Berpolitik Memang Harus?

Gen Z berpolitik bersama partai politik yang benar adalah kewajiban yang akan mampu mengadakan perubahan sistem kehidupan dari kapitalisme menjadi sistem Islam yang akan membawa kebaikan bagi seluruh alam.

Oleh. Netty al Kayyisa 
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Gen Z hidup dalam pesatnya teknologi dan kecepatan informasi. Biasanya mereka malas untuk berbicara politik. Mereka menganggap bicara politik adalah sesuatu yang berat seberat beban hidup yang mereka tanggung ketika kehabisan kuota dan tak bisa nonton drama Korea. Duh, segitunya.

Peran Gen Z dalam berpolitik juga menurun dilihat dari partisipasi mereka dalam pemilihan umum yang ada, baik pemilihan presiden maupun pemilihan anggota legislatif. Dalam pemilihan kepala daerah mendatang, jika tidak ada pendidikan berpolitik di kalangan Gen Z dikhawatirkan peran mereka makin menurun.

Di saat yang sama, keterlibatan mereka dalam politik praktis seperti menyikapi berita-berita politik yang ada, perlu diacungi jempol. Meski tak banyak, masih ada Gen Z yang peduli terhadap kondisi masyarakat di sekitarnya. Mereka menyuarakan ketidaksetujuaan atas undang-undang dan kebijakan, turun ke jalan untuk mengoreksi penguasa, serta membuat konten-konten yang berhubungan dengan masalah yang ada. Well, memang mereka beraksi sesuai dengan gaya mereka saat ini yaitu lewat media sosial dan sarana-sarana digital lainnya.

Wahai Gen Z, Politik (Tidak) Kotor!

Guys, kalian yang tak mau berbicara politik dan terlanjur menganggap politik itu kotor tak bisa disalahkan seratus persen. Pada faktanya politik yang ditampilkan hari ini memang penuh intrik perebutan kekuasaan, politik dinasti, suap menyuap, didekati hanya saat pemilihan tanpa edukasi. Makin enek melihat kelakuan para politisi yang sibuk pamer sana sini, pencitraan tiada henti, tak peduli nasib rakyat yang sedang terimpit ekonomi. Wajar jika Gen Z menganggap politik kotor dan harus dijauhi supaya menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur. He... he... seperti penataran P-4 zaman dahulu kala.

Tetapi sebenarnya politik tak selamanya seperti itu, Guys! Politik dalam Islam berasal dari kata sasa, yasusu, siyasatan yang artinya mengurusi urusan umat. Jadi jika kita berbicara politik sebenarnya berbicara bagaimana mengurus rakyat agar bisa hidup sejahtera, taat pada pencipta, terpenuhi segala kebutuhannya. Politik dalam Islam berarti mengurusi urusan manusia berdasarkan Islam.

Baca: Fenomena Doom Spending Menyasar Gen Z, Bahayakah?

Dan hal ini sebuah keharusan, Guys. Sebagaimana perintah Allah dalam surah Al-Maidah ayat 49“Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah…”

Jadi jika kalian peduli terhadap urusan rakyat, menyelesaikan masalah mereka dengan Islam, maka itulah politik yang sebenarnya. Itu adalah aktivitas mulia.

Gen Z dan Perubahan

Wahai Gen Z, kalianlah yang akan berperan dalam membangun peradaban ke depan. Di tangan kalian kepemimpinan diletakkan. Jika hari ini kalian tidak peduli terhadap politik, apa kata dunia? Bagaimana nasib Islam dan umatnya?

Di tangan kalianlah perubahan itu ada. Sebagaimana Rasullullah yang mengajak para pemuda mengubah dunia dari zaman jahiliah menjadi terang benderang dengan Islam, maka seperti itulah tugas kalian hari ini.

Rasulullah membina para sahabatnya dari kalangan pemuda agar mereka paham Islam. Ketika mereka sudah memahami Islam, Rasulullah mengajak mereka terjun ke masyarakat mengoreksi kebijakan yang salah. Nabi saw. dan para sahabat menentang sesembahan mereka, menyelesaikan sengketa di antara mereka dengan Islam, dan membimbing mereka menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan dengan menegakkan negara Islam.

Rasulullah menjadi rujukan langsung para sahabat dan umat ketika terjadi pertikaian di antara mereka. Beliau sendiri yang mencontohkan bagaimana mengurus urusan umat dengan Islaam. Hingga khalifah sesudahnya mampu melanjutkan kehidupan Islam yang sudah dibangun Rasulullah. Khalifah pada masa kegemilangan Islam senantiasa menerapkan politik Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Kondisi hari ini membutuhkan peran pemuda untuk mengubahnya menjadi peradaban mulia dengan penerapan Islam dalam seluruh aspek kehidupan dalam naungan Khilafah Islamiah.

Peran Partai Politik

Untuk melakukan perubahan Gen Z tak bisa sendirian. Gen Z bukan transformer yang bisa berubah menjadi kekuatan super dan mengalahkan segala kejahatan yang ada. Gen Z ketika berbicara politik harus dalam wadah partai politik yang benar. Partai politik yang ada tidak hanya saat pemilu saja tetapi yang hadir di tengah-tengah umat untuk membantu mengarahkan umat pada pemahaman Islam yang sebenarnya. Bukan parpol abal-abal yang hanya peduli pada suara dan kepentingan diri dan elite parpolnya.

Gen Z harus memahami kriteria parpol yang benar dalam Islam setidaknya bisa dilihat dari beberapa hal:

Pertama, ideologi yang dipakai oleh partai. Partai yang benar akan menjadikan ideologi Islam dalam pergerakannya. Partai tersebut akan mendasarkan seluruh aktivitasnya sesuai dengan Islam. Apa yang diwajibkan dalam Islam akan dilaksanakan, apa yang dilarang akan ditinggalkan, apa yang boleh akan dipilih sesuai dengan kebutuhan. Ideologi Islam juga yang akan mengikat para anggotanya, bukan didasarkan pada kepentingan saja.

Kedua, memiliki konsep politik yang jelas. Dengan konsep politik yang jelas, partai akan mampu mengadakan perubahan dengan arah dan tujuan yang jelas, bukan sekadar jargon-jargon semata seperti membangun kemandirian negara, mewujudkan keadilan yang merata, dan sebagainya yang tidak memiliki definisi dan arah perubahan yang jelas.

Melihat kondisi umat yang terpuruk hari ini harus dicari akar masalah yang menyebabkannya. Apakah karena faktor kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, dan semacamnya? Ternyata semua itu hanya akibat dari penerapan sebuah sistem kehidupan kepada umat. Sistem kapitalisme yang telah menjadikan kehidupan mereka sengsara, maka sebuah partai politik yang menghendaki perubahan masyarakat, harus memiliki konsep perubahan yang benar. Perubahan sistem dari sistem kapitalisme menuju sistem Islam.

Ketiga, memiliki jalan perubahan yang benar. Ketika sebuah partai politik memiliki konsep perubahan yang benar, maka juga harus memilki cara merealisasikan konsep tersebut. Partai politik Islam yang menginginkan perubahan sistem kehidupan harus mencontoh Rasulullah dalam menegakkan sistem Islam di Madinah. Rasulullah mengajarkan dakwah pemikiran bukan kekerasan. Rasulullah memulai dengan membina dan memahamkan masyarakat dengan Islam, menyeru mereka untuk menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Pada saat kesadaran masyarakat sudah terbentuk, mereka sendiri yang akan menginginkan penerapan Islam hingga terwujud sistem Islam di sebuah negara dengan pertolongan dari kelompok terkuat di wilayah tersebut seperti Bani Aus dan Khazraj di Madinah.

Keempat, memiliki anggota yang menyadari arah perubahan yang benar. Anggota partai ini bergabung bukan karena ada kepentingan atau mendapat keuntungan, ditawari atau diiming-imingi jabatan, juga bukan karena ketokohan seseorang atau senioritas dan junioritas. Mereka bergabung karena kesadaran untuk berperan dalam perubahan, kesadaran kewajiban berpolitik dalam Islam, dan karena ada seruan Allah dalam surah Al-Maidah ayat 49“Dan hendaklah ada di antara kalian sekelompok umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”

Partai politik yang semacam inilah yang akan mampu menjadi wadah Gen Z untuk berpolitik secara benar. Gen Z akan mampu melakukan perubahan bersama partai sahih ini mewujudkan kebangkitan umat dan melanjutkan kehidupan Islam. Sudahkah kalian temukan partai sahih ini, Guys?

Khatimah

Gen Z berpolitik adalah sebuah keharusan. Bersama partai politik yang benar, Gen Z akan mampu mengadakan perubahan mendasar. Perubahan sistem kehidupan dari kapitalisme menjadi sistem Islam yang akan membawa kebaikan bagi seluruh alam.

Wallahu a'lam bishawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Netty al Kayyisa Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Pelukan Ibu, Perlindungan Ternyaman
Next
Buruh Gelar Aksi Menuntut Kesejahteraan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

8 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
9 months ago

Barakallah Mba Netty.

Betul Gen Z mesti paham politik yang benar (Islam) agar tdk terjebak pada permainan politik ala demokrasi. Sebab di tangan Gen Z estapet perjuangan di amanahkan.

Sukses dunia akhirat mb Netty

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
8 months ago

Aamiin... Jazakillah khoir akak sudah mampir

Novianti
Novianti
9 months ago

Enggannya gen Z berpolitik karena praktek politik kotor dari para politisi, pejabat, dan penguasa. Seolah tidak ada pilihan jalan bersih. Demiikianlah dalam sistem demokrasi. Itulah mengapa, pilihannya lebih baik bergabung di parpol yang tidak dalam sistem yang berideologi zi Islam. Barokallohu, mba.

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
8 months ago
Reply to  Novianti

Wis ilfil yo mbak lihat parpol sekarang. Aamiin... Matur nuwun sudah mampir mbak

Atien
Atien
9 months ago

Gen Z menjadi ladang basah untuk meraih suara dalam demokrasi. Saatnya mereka berubah haluan untuk berpolitik yang sesuai dengan aturan Islam.
Barakallah mba @Netty

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
8 months ago
Reply to  Atien

Betul mba. Aamiin... Matur nuwun sudah mampir mbak

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
8 months ago

Jazakunnallah khoir tim NaLi

trackback

[…] Baca juga: Gen Z Berpolitik, Memang Harus? […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram