Saat Iman Kendur, Kita Terjebak Futur

saat iman kendur

Kondisi keimanan yang sedang kendur ditambah dengan badai hidup yang mengguncang tentu akan membuat seorang muslim mudah futur.

Oleh. Mahyra Senja
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Setiap manusia pasti ditimpa ujian kehidupan, apakah kita bisa menerima semua itu atau tidak. Sayangnya, kebanyakan orang yang mengeluh dengan keadaan sering terjebak dengan kondisi yang ada. Mereka akhirnya lupa bahwa udara yang dihirup setiap hari pun merupakan bentuk kasih sayang Allah. Ya, kita yang sering mengeluh soal takdir, bahkan kita bertanya mengapa semua terjadi? Seolah-olah kita tidak terima dan menyalahkan takdir, padahal takdir Allah Swt. yang terbaik.

Pernahkah Anda bertanya, kenapa sulit menerima rasa sakit dari orang lain dan kenapa perasaan sedih tidak pernah hilang? Mengapa selalu mencari hal-hal yang membuat diri bahagia? Mengapa pula selalu merasa tersiksa dan tidak mampu berbuat apa-apa? Bahkan kita sering kali menuntut keadaan dengan menuntut ini dan itu. Seolah kita tidak penah merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan.

Adakalanya pikiran dan hati kita terbelenggu sehingga jauh dari Allah. Kita tidak yakin akan pertolongan Allah sehingga rahmat dan kasih sayang Allah jauh dari kita. Sejatinya, kunci keberkahan dalam hidup ini adalah sikap yakin dan mengimani ketentuan takdir Allah. Tidak selalu menyendiri, menjauhi lingkungan, dan memendam semua luka seorang diri tanpa mau berjuang untuk sembuh.

Jika hari ini Anda sedang tidak baik-baik saja dan fisik mulai marah, Anda harus bisa mengubah mindset untuk pulih. Anda perlu istirahat, bukan pura-pura melupakan semua. Sayangi diri sendiri. Hari ini tidak akan bisa terulang lagi, bukankah kita harus bangkit dan bertekad agar cepat pulih? Kita memang bisa menyembunyikan suatu hal, tetapi batin kita tidak. Jadi, cobalah sejenak menarik diri dari keramaian lalu berpikir.

Saat Iman Kendur, Sulit Bersyukur

Kenapa kita sering kali sulit menerima kenyataan dan merasa diri tidak berguna? Kita pun sering merasa tidak dipedulikan dan terluka oleh orang lain. Pernahkah kita bertanya tentang hal tersebut di dalam hati? Keresahan hati terkadang membuat kita rapuh. Syukuri hal-hal kecil yang saat ini kita rasakan mulai dari melihat diri sendiri.

Makan dan minum yang masih bisa kita nikmati, mata yang bisa menatap hal yang indah, dan kaki yang bisa kita gunakan untuk melangkah. Lihat ke jalan, apa yang bisa kita resapi dari semua ini? Bukan hanya kita yang merasakan luka, banyak orang di luar sana juga sama. Mereka para pejuang mental yang tak lelah untuk bangkit juga sedang berproses menuju pulih.

Mereka juga butuh pecutan semangat untuk meraih harapan. Hari ini dan esok lebih berharga, tidak ada cara lain selain berdamai dengan keadaan. Memaafkan adalah satu-satunya cara untukmu. Nikmati hari-hari yang tersisa. Bukankah kita tidak tahu, apakah hari ini atau esok masih bisa bernapas?

Coba renungkan bila hati kita patah, bagaimana caranya agar bisa menyatukan potongan yang patah itu? Bukankah dengan terus-terusan menjaga jarak, pintu memaafkan akan makin jauh? Ya, nyatanya kita hanya perlu melalui proses ini. Tetap bergerak dengan kesibukan lain agar bisa melupakan apa yang sedang terjadi. Sadari bahwa kamu sedang futur saat iman mulai kendur.

Futur adalah keadaan ketika seseorang awalnya bersemangat, tetapi tiba-tiba lemah, malas, lambat, diam dan tidak punya harapan. Futur termasuk salah satu penyakit hati yang dapat mengalangi seseorang untuk beribadah pada Allah Swt. Dengan demikian, kita semua harus menghindari penyakit berbahaya ini.

Akibat jika larut dalam futur, yaitu dapat menjadi manusia yang lemah, tidak percaya dengan agama, bahkan murtad. Tanpa disadari, kita mulai lengah dari mengingat Allah. Sayangnya, semua yang terjadi saat kita sedang dalam masa-masa rapuh secara mental, malah membuat kita jauh dari Allah Swt. Semangat pun makin kendur alias futur.

Saat Iman Kendur, Mudah Mengeluh

Bukan hanya itu, jangankan menerima dengan jujur kondisi mental yang terpuruk, ada pula orang-orang yang berubah seolah-olah munafik. Ya, orang-orang yang menyembunyikan air matanya begitu banyak mengakui hal yang tidak semestinya. Misalnya, bicara di depan dan di belakang orang lain berbeda-beda.

Kita sering mengeluh tentang kondisi hidup, nyatanya banyak orang yang hidupnya lebih sulit daripada kita. Bahkan mereka banyak yang terlilit utang dan mengalami gangguan kejiwaan. Semua itu bukan tanpa sebab. Saat iman yang sedang turun ditambah dengan badai hidup yang mengguncang tentu akan membuat seorang muslim mudah futur.

Saya juga mengamati masalah depresi orang-orang kalangan atas. Orang kaya yang terlibat kasus hukum, pejabat korup, artis yang viral, dan publik figur yang dikenal banyak orang. Sejatinya mereka juga manusia yang juga merasakan masalah, utamanya saat iman mulai kendur. Hanya saja, ada yang pandai menutupinya sehingga tidak banyak orang yang tahu.

Baca juga: membuang-kemalasan/

Tidak bisa dimungkiri bahwa kita butuh Allah sebab hanya Dia yang dapat membuat hati kita menjadi tenang. Jadi, ketika Anda merasa futur, jangan bergaul dengan orang-orang yang menjerumuskan Anda pada kesesatan. Namun, dekatkan diri dengan banyak beribadah pada Allah. Di saat kita butuh Allah maka harus mencari cara agar selalu mengingat-Nya.

Jadikan sabar dan salat sebagai penolong, bukan malah mengeluh dengan keadaan. Kita juga butuh memotivasi diri sendiri dan harus belajar tentang sebuah penerimaan. Diakui atau tidak, proses menerima realitas dari takdir yang terjadi terkadang tidak mudah. Ya, orang-orang yang jiwanya mudah terluka, belajar memaafkan dan membangun kepercayaan pada orang lain itu cukup sulit.

Akar masalah memang telah lama berlalu, tetapi rasa trauma masih mengganjal dan saya memahami bagaimana rasanya begitu sulit bagi Anda untuk bisa berdamai dengan keadaan. Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Mintalah pada Allah dengan salat. Jika Tuhan mengizinkan untuk mampu memaafkan, saya yakin semua akan indah pada waktunya.

Buka Hati dan Berdoa

Buka hati untuk menjawab tantangan ke depan. Lewati setiap fase getirnya. Anda hanya perlu berdamai dengan keadaan, bukan bertengkar dengan batin sendiri sehingga membuat diri makin terluka. Terimalah bahwa ini bagian dari perjalanan hidup kita untuk menemukan titik penerimaan.

Hidup bukanlah untuk menangisi semua beban, tetapi untuk menikmati prosesnya. Bersama semua kejenuhan ini, saya berharap Anda segera pulih. Meski butuh waktu, tidak apa jalani dengan ikhlas. Tidak apa apabila tidak semua orang menerima Anda karena yang paling penting adalah kita harus menyayangi diri sendiri.

Dikutip dari laman muslim.or.id, ketika futur melanda maka berdoalah memohon pertolongan kepada Allah agar diberikan hidayah. Dengan begitu, kita tidak mudah terseret arus futur. Inilah makna bahwa hidayah memang harus dijemput dengan doa.

Segala urusan yang kita ikhtiarkan untuk pulih dari luka batin misalnya, sudah seharusnya kita gantungkan pertolongan pada Allah Swt. Sebagaimana doa zikir pagi yang diajarkan oleh Nabi sallallahu alaihi wasallam kepada Fatimah radhiyallahu anha berikut:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْ

Artinya: “Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu). (HR. Ibnu As-Sunni No. 46)

Setelah kita berdoa dan memantapkan niat untuk pulih agar terbebas dari futur, kita harus berikhtiar untuk selalu konsisten dalam mempertahankan keimanan. Meski futur melanda, setidaknya untuk amalan wajib tidak kita tinggalkan. Rutinkan zikrullah di setiap waktu. Meski melakukan amalan ringan, tetapi timbangannya berat dengan cara berzikir. Allah taala berfirman:

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)

Kita Butuh Allah

Sahabat NarasiPost.Com, tidak ada yang kita butuhkan selain Allah taala. Oleh karena itu, biasakanlah untuk berzikir sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi sallallahu alaihi wasallam. Berzikir dalam setiap aktivitas, mulai dari bangun pagi dengan membaca zikir dan doa, salat fajar dengan rawatibnya, zikir pagi, dan berbagai amalan zikir sesuai sunah dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.

Demikianlah di antara kalimat zikir yang ringan diucapkan, tetapi berat dalam timbangan dan dicintai oleh Allah. Semoga kita bisa mempraktikkannya dan keluar dari zona futur serta dapat semangat menjalani kehidupan.
Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Mahyra Senja Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Garam Bermanfaat bagi Kehidupan Manusia
Next
Rakyat Sejahtera dengan Program Quick Win?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
26 days ago

Masyaallah barakallah naskah keren Mb Mahyra. Sepakat, jangan pernah jauh dari Allah sedetik pun. Perkuat ibadah dan zikir. Semoga selalu dlm perlindungan Allah. Aamiin

Mahyra senja
Mahyra senja
22 days ago

Terima kasih mba mimi

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram