
Secercah harap anak-anak Gaza hanya bisa diraih apabila zionis telah berhasil dipukul mundur dan dilenyapkan. Namun, mustahil zionis akan dilenyapkan bila masih disokong oleh negara kafir lainnya.
Oleh. Arda Sya'roni
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-"Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu. Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu. Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu. Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal."
Lirik lagu yang dibawakan oleh penyanyi legendaris Iwan Fals ini sangat tepat menggambarkan kondisi anak-anak di Gaza. Bagaimana tidak, anak sekecil itu harus bertarung dengan kerasnya kehidupan. Bila anak lain dunianya diwarnai dengan permainan seru, mereka justru harus bergelut bertarung nyawa. Jika anak lain dihibur dengan nyanyian ataupun dongeng, maka mereka hanya mendengarkan dentuman bom dan senapan sebagai musik yang bersenandung setiap saat.
Adapun ketika anak lain bercerita tentang liburan yang menyenangkan, maka mereka dengan lantang berani menyuarakan keadilan. Di saat anak lain bersenda gurau dan bermain dengan kedua orang tuanya, mereka harus kehilangan orang tuanya, bahkan seluruh keluarganya. Dengan tubuh kecil, mereka dipaksa kuat untuk menanggung beban kehidupan seorang diri, berebut seteguk air dan secuil roti untuk perutnya yang melilit, bahkan menggendong dan mengasuh adiknya yang masih bayi.
Tak hanya itu, mereka juga kehilangan masa depan mereka karena sekolah-sekolah mereka telah dihancurkan. Tak ada lagi tempat menimba ilmu yang layak. Dikutip dari Antaranews.com (10-01-2025), sekolah darurat pun dibuat di tenda-tenda pengungsian yang penuh sesak dan sederhana. Sekolah darurat ini dibuat karena infrastruktur fisik untuk pendidikan telah hancur. Setidaknya ada 352 sekolah di Jalur Gaza yang rusak dan tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Sedang sebagian besar bangunan yang tersisa dialihfungsikan menjadi tempat penampungan sementara bagi para pengungsi yang telah kehilangan tempat tinggalnya. Bahkan, menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza, serangan udara Israel ke sekolah yang menjadi tempat penampungan menewaskan delapan orang, termasuk dua anak-anak pada Sabtu (11-01-2025).
Secercah Harap yang Dinanti
Secercah harap dinanti anak-anak Gaza. Perang telah merenggut asa mereka. Asa yang telah mereka gantungkan setinggi langit pupus dalam sekejap. Perang telah memutus kesempatan anak-anak Gaza mengenyam pendidikan sebagai modal untuk membangun peradaban. Padahal mereka adalah anak-anak yang berpotensi untuk menjadi generasi gemilang. Dengan hafalan Al-Qur'an mereka yang begitu kuat, karakter yang berani dan tegas, serta intelegensi mereka yang luar biasa tentu akan menjadi modal besar dalam membangun peradaban gemilang.
Namun sayang, dunia dan lembaga internasional seakan membisu meski mengetahui kondisi mereka. Para pemimpin dunia terbungkam, meskipun menyadari bahwa hak anak-anak Palestina telah terenggut. Dunia abai terhadap masa depan peradaban Palestina dan Islam. Dunia seakan lupa bahwa Islam pernah menorehkan tinta emas sejarah selama tiga belas abad lamanya.
Baca juga: Nasib Tragis Anak-Anak Gaza
Ibarat Satu Tubuh
Islam memandang bahwa sesama muslim ibarat satu tubuh. Bila satu anggota tubuh merasakan sakit maka organ tubuh yang lainnya pun merasakan sakit. Oleh karena itu, semestinya derita anak-anak Gaza juga merupakan derita kita umat muslim di seluruh penjuru dunia. Runtuhnya kekhilafahan menjadikan umat Islam tersekat dengan batas negara sehingga tak lagi peduli dengan muslim di belahan bumi yang lain.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra., Rasulullah saw. bersabda, “Thalabul 'ilmi faridhatun 'ala kulli muslim.” Hal ini menandakan bahwa menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim. Artinya, tidak ada pengecualian dalam kewajiban menuntut ilmu. Lalu, tidakkah penguasa muslim lainnya tidak memperhatikan hadis ini? Bukankah anak-anak Gaza itu juga diwajibkan untuk menuntut ilmu?
Menggapai Secercah Harap
Secercah harap anak-anak Gaza hanya bisa diraih apabila zionis telah berhasil dipukul mundur dan dilenyapkan. Namun, mustahil zionis akan dilenyapkan bila masih disokong oleh negara kafir lainnya. Zionis tidak mengenal kata damai. Sudah berapa kali perjanjian perdamaian mereka langgar.
Zionis hanya mengenal kata perang, karenanya hanya jihad yang mampu melawan mereka. Jihad pun tak bisa bila dilakukan oleh satu atau dua negara. Umat Islam di seluruh dunia harus bersatu padu, berjihad untuk membebaskan derita berkepanjangan di Palestina. Bila umat Islam bersatu untuk jihad fisabilillah, maka kekuatan zionis beserta kroninya akan mudah dikalahkan.
Persatuan umat Islam hanya akan terwujud bila Khilafah tegak. Khalifah, sang pemimpin Daulah Islam akan menyeru negeri muslim untuk mengirimkan tentara mereka dalam rangka berjihad membebaskan Palestina. Khalifah juga akan menerapkan syariat Islam dalam pemerintahannya di setiap lini kehidupan, termasuk pendidikan. Secercah harap anak-anak Gaza, pun anak-anak di seluruh penjuru dunia akan tergapai. Khilafah akan menjamin pendidikan berkualitas dan gratis bagi generasi. Sesudahnya akan lahir generasi berkepribadian Islam yang dengan kiprah mereka peradaban Islam akan terus terjaga kemuliaannya. Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

[…] Baca juga: Secercah Harap Anak Gaza […]