Tes Kehamilan Bukan Solusi Pencegahan Pergaulan Bebas

Tes Kehamilan Bukan Solusi Pencegahan Pergaulan Bebas

Maraknya pergaulan bebas adalah tanggung jawab semua pihak. Baik itu keluarga, sekolah, maupun negara. Hanya negara yang bisa menerapkan sistem Islam yang akan mencetak generasi muda berakhlak mulia.

Oleh. Rita Yusnita
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Beredarnya sebuah video di media sosial sontak menjadi viral. Dalam tayangannya, terlihat beberapa siswi mengantre untuk menjalani tes urine untuk kehamilan. Satu per satu dari mereka memasuki toilet dengan didampingi seorang pendidik perempuan untuk dites kehamilan dengan menggunakan alat tes kehamilan. Kemudian hasilnya langsung dibawa pendidik tanpa diumumkan. (detik.com, 22-01-2025)

Hal ini terjadi di SMA Sulthan Baruna, Cianjur. Menurut Kepala SMA Sulthan Baruna Sarman bahwa tes kehamilan tersebut merupakan program yang sudah berjalan sejak dua tahun lalu. Pengetesan tersebut dilakukan sebanyak dua kali, setiap selesai libur semester dan di tahun ajaran baru.

Hal itu sudah berjalan dua tahun di sekolah tersebut. Program tersebut mulai dijalankan setelah ada seorang siswa yang hamil setelah masa libur semester dan akhirnya keluar dari sekolah. Kejadian ini terjadi tiga tahun yang lalu sehingga pihak sekolah mengeklaim kebijakan tersebut diharapkan dapat mencegah kenakalan remaja.

Pro Kontra di Masyarakat

Viralnya video di atas memunculkan pendapat pro dan kontra di masyarakat. Sebagian masyarakat menilai bahwa hal tersebut baik dilakukan untuk mengantisipasi perilaku bebas siswa. Namun, sebagian lagi menilai bahwa tindakan ini berlebihan. Seperti diungkapkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong winarni. “Jika kebijakan itu merupakan bagian dari program sekolah, silakan. Namun, pelaksanaannya harus dilakukan secara tertutup, selektif, dan tidak mengganggu hak privasi siswa," ujarnya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (22-01-2024).

Hal senada disampaikan Anggota Komisi V DPRD Jabar Zaini Shofari pada Jumat (24-01-2025) kepada detik.com. Menurutnya, tes kehamilan bagi siswa akan menjadi perhatian publik. Hal ini dapat berdampak negatif bagi siswa. “Apakah efektif cara melakukan tes itu atau justru ini malah menjadi diskriminatif, gitu. Karena biar bagaimana pun perempuan mempunyai hak-hak reproduksi sehingga melahirkan, menyusui, dan menstruasi, itu tidak bisa dibantah karena sifatnya ilahiah,” tuturnya.

Mengapa Pergaulan Bebas Marak Terjadi?

Tidak dimungkiri bahwa meski Indonesia termasuk negeri mayoritas muslim tetapi pergaulan bebas para remajanya sudah sangat mengkhawatirkan. Pergaulan bebas yang berujung pada seks bebas mengakibatkan kehamilan di luar nikah. Problem ini menjadikan banyak dari mereka yang akhirnya mengajukan dispensasi nikah karena sudah telanjur hamil sebelum mereka lulus sekolah. Menurut data pada tahun 2022 dispensasi nikah yang dikabulkan hakim mencapai 52.338 dengan angka tertinggi berasal dari Jawa Timur, sebanyak 29,4% atau 15 ribu (Kumparan.com, 24-07-2023).

Di sisi lain, pemeriksaan tes kehamilan untuk mencegah kenakalan remaja yang dilakukan oleh salah satu sekolah di atas menunjukkan bahwa ada sesat berpikir dalam menghadapi rusaknya pergaulan remaja saat ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa seks bebas tidak selalu berujung pada kehamilan. Apalagi hanya perempuan yang diperiksa, padahal remaja laki-laki pun punya andil yang sama dalam pergaulan bebas ini.

Baca juga: Pergaulan Rusak Buah Liberalisme

Banyak faktor yang memengaruhi pergaulan bebas di kalangan remaja saat ini, di antaranya adalah:

Pertama, informasi sesat seputar pergaulan remaja. Remaja saat ini dicekoki dengan gaya hidup pergaulan yang bebas. Interaksi tanpa batas antara laki-laki dan perempuan dianggap gaya hidup yang modern. Jalan bareng, belajar bareng, nonton bareng, hingga akhirnya tidur bareng sudah dianggap suatu kewajaran.

Kedua, lingkungan pergaulan yang jauh dari aturan Islam. Masyarakat pada umumnya menganggap pacaran adalah sesuatu yang wajar. Mereka tidak risi, bahkan enggan untuk menasihati ketika melihat gaya pacaran mereka. Juga banyaknya tayangan kisah cinta para idola remaja di media menjadi “makanan” keseharian mereka sehingga jadi ikut-ikutan berperilaku seperti idolanya.

Ketiga, benteng akidah yang rapuh. Hidup di lingkungan masyarakat yang jauh dari nilai-nilai Islam adalah sebuah tantangan bagi remaja saat ini. Bagaimana tidak, ketika teman-teman sebayanya yang berpenampilan modis tanpa menutup aurat.

Interaksi bebas dengan lawan jenis dengan berbagai alasan, padahal hanya akal-akalan saja, hanya untuk berduaan hingga berujung melakukan kemaksiatan. Akibatnya para remaja muslim merasakan dilema yang luar biasa. Tidak ikutan akan dijauhi teman, dianggap tidak setia kawan. Kalau bertahan maka hati akan gelisah tidak tenang. Akhirnya, karena selalu dicekoki dengan berbagai hasutan, keimanan mulai goyah hingga berujung menyerah kalah terjerumus dalam pergaulan bebas.

Tanggung Jawab Semua Pihak

Pergaulan bebas di kalangan remaja bukan lagi perihal sederhana. Apalagi para pelajar yang menjadi korbannya sudah mencapai ratusan. Usia puber bukan menjadi alasan pembiaran mereka merasakan semua hal termasuk pacaran. Apalagi banyak dijumpai orang tua yang merasa cemas jika anaknya tidak kunjung punya pasangan. Seharusnya orang tua merasa bangga ketika putra-putrinya memilih untuk tidak pacaran. Karena memang hal itu sudah semestinya dilakukan oleh generasi remaja kita.

Sebagaimana diingatkan oleh Imam Ibnul Qayyim, “Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan kerusakan, bahkan ini termasuk penyebab (utama) terjadinya berbagai malapetaka yang merata. Sebagaimana ini juga termasuk penyebab (timbulnya) kerusakan dalam semua perkara yang umum maupun khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab berkembang pesatnya perbuatan keji dan zina, yang ini termasuk sebab kebinasaan massal (umat manusia) dan wabah penyakit-penyakit menular yang berkepanjangan.”

Seharusnya kita merasa prihatin ketika pergaulan bebas semakin merajalela. Masalahnya, bukan cuma mereka yang notabenenya pelaku. Namun, semua generasi muda saleh pun akan terkena getahnya seperti wabah HIV/AIDS, penyakit menular seksual (PMS), maraknya prostitusi dan aborsi hingga akhirnya Allah akan menegur kita dengan cara-Nya. Abdullah Bin Mas’ud ra., berkata; “Jika perbuatan zina telah tampak (tersebar) di suatu negeri, Allah akan membinasakan negeri tersebut.” (HR. Ibnu Majah)

Alhasil, maraknya pergaulan bebas adalah tanggung jawab semua pihak. Baik itu keluarga, sekolah, maupun negara. Hanya negara yang bisa menerapkan sistem Islam, di mana syariat Islam diterapkan untuk mengatur semua aspek kehidupan termasuk sistem pendidikan islami yang akan mencetak generasi muda berakhlak mulia. Juga dalam perihal tata pergaulan antarlawan jenis yang hukum asalnya adalah terpisah.

Negara juga mampu mencegah merajalelanya tayangan-tayangan remaja yang erat kaitannya dengan pergaulan bebas. Dalam masalah sanksi pun negara harus bertindak tegas terhadap para pelaku zina dengan sanksi hukum yang menjerakan supaya masyarakat tercegah untuk berbuat hal yang sama. Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Logo NaLi website-
Rita Yusnita Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Hipertrofi Konka Pemicu Sulit Bernapas
Next
Berharganya Ibrah Peristiwa Isra Mikraj
3.9 9 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Iin linti kurnia
Iin linti kurnia
5 months ago

Miris banget...tes kehamilan, berarti memang sangat rawan remaja hamil.Itu krn kebebasan dijungjung tinggi.. Aturan semau manusia bukan diserahkan kepada Aturan Pencipta Allah SWT..

Solusi back to islam kaffah.

leni
leni
5 months ago

Hanya aturan Islam yg dapat mencegah pergaulan bebas

Imas yulianti
Imas yulianti
5 months ago

Kebebasan yg terjadi pada saat ini adalah kebebasan yg kebablasan dan menyesatkan,butuh aturan dan sistem yg membuat umat kembali pada aturan dan hidup yg benar.

trackback

[…] Baca juga: Tes Kehamilan Bukan Solusi Pencegahan Pergaulan Bebas […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram