
Penerapan sistem kapitalis sekuler membuka potensi terjadi pergaulan bebas karena sistem pendidikan dalam keluarga, masyarakat, dan negara tidak didasari penguatan akidah yang serius.
Oleh. Wiratmi Anitasari, S.Pd.
(Kontributor Narasiliterasi.id)
Narasiliterasi.id-Berakhirnya masa liburan panjang akhir semester biasanya diwarnai banyak cerita-cerita dari para pelajar tentang aktivitasnya selama liburan. Masa liburan menjadi sesuatu yang dinantikan para pelajar untuk sejenak menanggalkan penat dan padatnya aktivitas sekolah. Hal yang wajar jika hari pertama masuk sekolah menjadi ajang saling tukar cerita dan pengalaman di antara pelajar.
Berbeda halnya dengan aktivitas di salah satu sekolah di Cianjur Jawa Barat. Awal masuk sekolah justru diisi dengan kegiatan pregnacy test bagi para pelajar perempuan setelah liburan panjang. Dilansir dari suara.com (24-1-2025) ditunjukkan sebuah video siswi SMA melakukan Pregnancy Test dengan didampingi para pendidiknya.
Kepala Sekolah SMA tersebut menyatakan bahwa aktivitas ini sudah dua tahun terakhir ini dilakukan secara rutin setiap memulai awal semester. Beliau menyatakan aktvitas ini sebagai langkah pencegahan siswinya agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas sebagaimana pernah terjadi di tahun sebelumnya. (detik.com, 22-1-2025)
Pregnancy Test, Cegah Pergaulan Bebas?
Namun, apakah upaya yang dilakukan pihak sekolah berupa pregnancy test ini merupakan solusi yang tepat untuk mencegah pergaulan bebas? Jawabannya tentu saja tidak, karena pergaulan bebas pada remaja tidak semuanya terjadi kehamilan. Solusi ini justru mengesankan bahwa pergaulan bebas itu berbahaya hanya jika terjadi kehamilan dan hanya ditujukan kepada pihak perempuan saja. Sementara kenyataan di masyarakat pelaku pergaulan bebas juga dilakukan para remaja laki-laki.
Baca juga: Tes Kehamilan Bukan Solusi Pencegahan Pergaulan Bebas
Faktanya, betapa saat ini pergaulan bebas seolah-olah bukan hal yang harus segera untuk diatasi. Yang ada justru dianggap masih aman selama tidak terjadi kehamilan. Pihak keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah yang mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mendidik dan membina generasi yang tangguh sebagai calon-calon pemimpin masa mendatang tampak tidak menunjukkan keseriusan untuk mewujudkannya.
Bukan pemandangan aneh di negeri ini dalam mengatasi persoalan rakyatnya dilakukan dengan solusi praktis yang tidak tuntas. Solusi yang tidak mampu menyelesaikan masalah sampai ke akarnya dan memungkinkan munculnya permasalahan lain dari penyelesaian yang diambil. Hal ini terlihat dari masih banyak kasus yang terjadi di masyarakat akibat pergaulan bebas dari tahun ke tahun.
Pergaulan Bebas Potensial Terjadi di Sistem Kapitalis Sekuler
Hal ini dikarenakan sistem yang diterapkan negeri ini untuk mengatur dan mengatasi segala persoalan kehidupan rakyatnya adalah sistem sekuler. Sistem yang meniadakan peran Allah Swt. Pencipta bumi seisinya. Sistem sekuler dibuat manusia dengan segala keterbatasan dan kelemahannya. Dasar pembuatan aturan sistem sekuler hanya didorong oleh asas manfaat dan kepentingan manusia itu sendiri. Maka tak ayal, jika penerapan sistem ini tidak membawa kebaikan dan solusi yang benar untuk permasalahan umat.
Penerapan sistem kapitalis sekuler membuka potensi terjadi pergaulan bebas karena sistem pendidikan dalam keluarga, masyarakat, dan negara tidak didasari penguatan akidah yang serius. Peran kedua orang tua pun sangat minim karena disibukkan bagaimana bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Peran masyarakat sebagai kontrol norma dan etika juga sudah mengalami pergeseran sikap. Masyarakat lebih memilih diam dan tidak peduli dengan tindakan-tindakan pergaulan bebas walaupun melihat di depan mata. Masyarakat yang berani menegur dan mengingatkan tindakan tidak benar justru dianggap ikut campur urusan orang lain.
Adapun sistem pendidikan yang diterapkan negara saat ini hanya berorientasi kepada kebahagiaan dunia yang semu. Pendidikan hanya manyiapkan generasi bagaimana bisa memperoleh materi sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan kesenangan tanpa dilandasi akidah yang benar sehingga wajar jika perilaku para remaja saat ini hanya berorientasi dunia saja.
Sistem Islam, Garda Pencegah Pergaulan Bebas
Sangat berbeda jika sistem yang diterapkan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia adalah sistem Islam. Allah Swt. menciptakan manusia dan seisinya lengkap dengan peraturannya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunah. Islam adalah satu-satunya agama yang benar, sempurna, dan mampu memberikan solusi tuntas semua permasalahan kehidupan manusia.
Akidah Islam sebagai dasar sistem pendidikan Islam akan menjauhkan generasi bangsa dari pergaulan bebas. Sistem pendidikan Islam tidak berorientasi kepada kesenangan dunia, melainkan bagaimana terwujudnya generasi yang sadar tugas dan tanggungjawabnya sebagai manusia di muka bumi ini.
Pilar keluarga, masyarakat, dan negara dengan penuh kesadaran dan keimanan akan bertanggungjawab sepenuhnya dalam menjalankan peran sebaik-baiknya.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw., Abu Hurairah meriwayatkan, "Masing-masing kalian adalah pemimpin dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi manusia dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya." (HR. Bukhari)
Generasi Cemerlang dalam Sistem Islam
Sistem pendidikan Islam sudah nyata mampu melahirkan generasi-generasi cemerlang yang berkualitas, mempunyai kepribadian, dan tata pergaulan yang berlandaskan Islam. Penanaman akidah Islam sejak dini dalam keluarga, didukung masyarakat yang mempunyai pemikiran dan aturan yang sama dalam legalisasi negara telah mampu menjaga generasi dari perbuatan mungkar termasuk pergaulan bebas.
Negara dengan penerapan sistem Islam secara menyeluruh menjaga umatnya dari perbuatan haram. Dalam hal ini negara akan menindak tegas kepada siapa pun pelaku maksiat, tak terkecuali yang melakukan zina/pergaulan bebas. Sanksi diberlakukan setimpal dan memberikan efek jera.
Pemahaman Islam dengan landasan keimanan pada generasi muda akan menumbuhkan ketaatan pada aturan Allah Swt. Hal demikian hanya bisa dijalankan dalam institusi negara dengan menerapkan Islam secara kaffah. Wallahualam bissawab.[]
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
Mencegah kehamilan bukan dengan tes kehamilan tapi dengan memahamkan siswa agar takut berbuat dosa, faham halal haram, menutup aurat tidak ikhtilat apalagi pacaran