#KaburAjaDulu: Realita Pahit Kapitalisme

#KaburAjaDulu Realita Pahit Kapitalisme

Jika sistem Islam diterapkan, tidak akan ada lagi fenomena #KaburAjaDulu. Pemuda tidak perlu mencari kehidupan lebih baik di negeri orang karena negara sudah memberikan jaminan kesejahteraan.

Oleh. Fatimah
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Belakangan ini tagar #KaburAjaDulu ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya di platform X (Twitter). Fenomena ini bukan sekadar keluhan iseng, tetapi gambaran nyata dari keputusasaan generasi muda terhadap kondisi negeri. Banyak anak muda yang lebih memilih pergi ke luar negeri untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Entah berangkatnya melalui jalur beasiswa atau meraih pekerjaan dengan gaji yang jauh lebih tinggi dibandingkan di dalam negeri.

Mengapa ini terjadi? Jawabannya ada pada kegagalan sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Kapitalisme telah menciptakan kesenjangan yang begitu lebar, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga secara global. Negara berkembang seperti Indonesia terus tertinggal, sementara negara maju semakin mendominasi. Akibatnya, banyak anak muda berbakat lebih memilih meninggalkan negeri ini daripada berjuang dalam sistem yang tidak memberikan mereka kesempatan berkembang.

Ketika Negeri Kehilangan Aset Berharga

Fenomena brain drain atau migrasi tenaga kerja terampil ke luar negeri menjadi isu serius. Kondisi ini makin diperparah oleh sistem ekonomi yang gagal menciptakan kesejahteraan. Sulitnya mencari pekerjaan dengan gaji layak di dalam negeri bertemu dengan banyaknya tawaran kerja di luar negeri. Ini tentu menggoda banyak orang untuk pergi meninggalkan tanah air demi masa depan yang lebih cerah.

Baca juga: #KaburAjaDulu ke Sistem Islam

Namun, apakah ini solusi? Jika semua tenaga terampil pergi, siapa yang akan membangun negeri ini? Jika semua pemuda berbakat lebih memilih kabur, bagaimana Indonesia bisa maju? Ini bukan hanya soal individu yang ingin kehidupan lebih baik, tetapi juga soal kebijakan negara yang tidak mampu menjaga aset berharga berupa SDM unggul.

Rasulullah saw. bersabda, "Imam (pemimpin) adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus." (HR. Bukhari dan Muslim)

Negara harusnya hadir sebagai pengurus rakyatnya, bukan malah membiarkan mereka mencari solusi sendiri dengan "kabur".

Tak Perlu #KaburAjaDulu

Dalam Islam, kesejahteraan rakyat adalah tanggung jawab negara. Negara wajib memastikan bahwa setiap individu mendapatkan kebutuhan dasar seperti: pangan, sandang, dan papan, serta akses pendidikan dan pekerjaan yang layak.

Allah Swt. berfirman: "Dan janganlah kamu berikan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang Allah telah menjadikannya sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka rezeki dari harta itu, dan pakaian, serta ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik." (QS. An-Nisa: 5)

Ayat ini menunjukkan bahwa harta kekayaan yang diberikan Allah harus dikelola untuk kesejahteraan umat, bukan untuk kepentingan segelintir elit. Islam mengajarkan bahwa negara harus menyediakan lapangan kerja bagi setiap laki-laki balig, baik di sektor pertanian, perdagangan, industri, maupun jasa. Sumber daya alam yang melimpah harus dikelola negara untuk kepentingan rakyat, bukan diserahkan ke tangan asing atau swasta.

Selain itu, pendidikan dalam Islam bukan hanya bertujuan mencetak tenaga kerja, tetapi membangun manusia beriman yang siap membangun negeri. Dengan sistem pendidikan berbasis Islam, generasi muda tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki visi untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan dalam masyarakat.

Tegaknya Khilafah: Rahmat Seluruh Alam

Islam bukan sekadar agama, tetapi juga sistem yang mengatur kehidupan, termasuk ekonomi dan politik yang dinamakan Khilafah. Dalam sistem Khilafah, negara wajib menjamin kesejahteraan rakyat dengan mekanisme yang adil dan berbasis syariat. Bukan seperti kapitalisme yang hanya menguntungkan segelintir orang kaya, tetapi menyejahterakan semua warga negara.

Jika sistem Islam diterapkan, tidak akan ada lagi fenomena #KaburAjaDulu. Pemuda tidak perlu mencari kehidupan lebih baik di negeri orang karena negara sudah memberikan jaminan kesejahteraan.

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits, "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian." (HR. Muslim)

Khilafah bukan sekadar konsep utopis, tetapi telah terbukti selama lebih dari 1300 tahun sebagai sistem yang membawa keadilan dan kesejahteraan. Inilah solusi nyata untuk menghentikan gelombang migrasi SDM unggul dan membangun negeri yang benar-benar makmur.

Saatnya generasi berhenti kabur dan mulai memperjuangkan perubahan ke arah Islam yang sudah terbukti mampu menyejahterakan. Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Narasiliterasi.id
Fatimah Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Tatapan Terakhir
Next
Danantara, Akankah Rakyat Sejahtera?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Een Aenirahmah
Een Aenirahmah
5 months ago

Sangat disayangkan Indonesia yang kaya raya sumberdaya alam, tetapi tidak mampu menyejahterakan rakyatnya.

Semoga makin banyak orang-orang yang tersadarkan. Hanya Islam yang berani menawarkan solusi secara tuntas.
Saatnya kembali menjadi Islam sebagai pengaturan kehidupan

trackback

[…] Baca juga: #KaburAjaDulu: Realita Pahit Kapitalisme […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram