Uighur: Simbol Penderitaan Kaum Muslim

Uighur simbol penderitaan kaum muslim

Runtuhnya Khilafah menjadi akar permasalahan atas penderitaan muslim Uighur. Alhasil, umat tidak memiliki perisai (junnah) untuk melindungi nyawa dan kehormatannya.

Oleh. Siska Juliana
(Kontributor Narasiliterasi.id)

NarasiLiterasi.Id-Sebanyak 40 warga Uighur dideportasi oleh Thailand ke Cina pada Kamis (27-2). Peristiwa ini mendapat kecaman keras dari berbagai pihak. Sebelumnya, hal ini telah menjadi sorotan kelompok hak asasi manusia. Mereka memperingatkan soal rencana Bangkok yang akan mendeportasi 40 warga etnis Uighur yang ditahan di pusat-pusat imigrasi seluruh Thailand.

Para aktivis mengatakan bahwa puluhan warga Cina ini melarikan diri lebih dari satu dekade yang lalu. Mereka menghindari persekusi dan diskriminasi sistematis dari negaranya. Kepala Kepolisian Thailand Kitrat Phanphet menjelaskan bahwa Beijing meminta pemulangan 40 warga tersebut. Mereka berjanji akan menjaga warganya dengan baik, termasuk akomodasi dan keselamatannya.

Selain itu, Thailand juga berdalih tidak ada negara ketiga yang mau menerima. Turki sebagai negara yang memberikan suaka kepada mereka di masa lalu, saat ini juga menolak. (cnnindonesia.com, 03-03-2025)

Berulang Kali

Hal yang sama pernah terjadi pada tahun 2015. Kala itu, Thailand mendeportasi 109 warga Uighur ke Cina yang juga memicu kecaman internasional, termasuk Amerika dan PBB. Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk mengatakan bahwa deportasi tidak boleh dilakukan jika ada risiko nyata penyiksaan, perlakuan buruk, dan bahaya lain yang tidak dapat diperbaiki.

Kecaman juga datang dari Jerman dan Inggris. Mereka menentang kebijakan Thailand karena dikhawatirkan para deportan akan mengalami pelanggaran hak asasi manusia yang berat.

Sikap Cina terhadap Uighur

Cina mengeklaim tindakannya pada muslim Uighur untuk memberantas kekuatan kriminal dan keamanan politik, serta kontrol sosial di seluruh negeri. Akan tetapi, hal itu tidak dapat dibenarkan karena menimbulkan penderitaan yang berkepanjangan bagi muslim Uighur.

PBB memperkirakan ada sekitar satu juta warga Uighur yang ditahan paksa di Xinjiang sejak 2017. Pada awalnya, Beijing menyanggah adanya “kamp pendidikan ulang”. Namun, kemudian Beijing membenarkan adanya tempat tersebut dan menyebutnya sebagai pusat pelatihan kejuruan, serta menyangkal semua tuduhan pada mereka.

Dalam laporan Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) setidaknya ada delapan dosa Cina terhadap muslim Uighur, yaitu penahanan yang sewenang-wenang, penyiksaan, pemerkosaan, pemaksaan ideologi, penghancuran makam dan masjid, pemaksaan sterilisasi, aborsi, serta pemaksaan menelan pil misterius.

Penjajahan pada Muslim Uighur

Setelah runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, Cina dan Rusia terlibat dalam pembunuhan penguasa Turkistan. Hal ini memungkinkan mereka membagi Turkistan Timur yang kaya minyak menjadi dua kelompok. Cina dan Rusia mengambil alih Turkistan Barat atau Republik Asia Tengah. Turkistan Timur merupakan tanah air bagi muslim Uighur.

Cina telah menindas mereka. Mereka dilarang melakukan ritual Islam untuk menghapus identitasnya. Anak-anak dipisahkan dari ayahnya di pusat pendidikan ulang dan rehabilitasi. Mereka juga memaksa perempuan untuk menerima laki-laki suku Han di rumahnya sebagai bagian proyek "Being Family". Mereka terus melakukan kekerasan pada muslim Uighur dengan dalih tidak jelas, menjelek-jelekkan Islam dengan alasan memerangi "terorisme".

Segala bentuk penyiksaan ini merupakan cara Cina untuk mengukuhkan penjajahannya di Turkistan Timur. Penyiksaan ini jelas mendapatkan perlawanan dari umat Islam di sana sebab Islam tidak memperbolehkan adanya kezaliman, penindasan, dan perampasan kekayaan.

Cina yang memiliki ideologi komunis sangat mengetahui kekuatan Islam. Oleh karena itu, mereka membangun kamp-kamp ideologis yang bertujuan untuk menjauhkan umat Islam dari ajarannya.

Nasionalisme Menambah Derita Uighur

Sikap penguasa negeri muslim yang diam tidak membantu saudaranya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu paham nasionalisme yang membelenggu negeri-negeri muslim. Sekat nasionalisme telah memisahkan kaum muslim yang hakikatnya satu tubuh. Alhasil, sekat ini menghalangi pembebasan negeri muslim yang terjajah karena mereka disibukkan dengan urusan dalam negerinya.

Atas nama kepentingan politik dan ekonomi, mereka berpihak pada Cina. Bahkan dengan alasan stabilitas dalam negeri, mereka tega mendeportasi pengungsi Uighur.

Selain itu, adanya pengkhianatan penguasa negeri-negeri muslim yang lebih melayani kepentingan penjajah dibandingkan urusan kaumnya. Sudah menjadi rahasia umum jika pemimpin negeri muslim adalah antek Barat. Mereka berkuasa atas bantuan asing sehingga siap melindungi hegemoni negara adidaya.

Runtuhnya Khilafah menjadi akar permasalahan atas penderitaan muslim Uighur. Alhasil, umat tidak memiliki perisai (junnah) untuk melindungi nyawa dan kehormatannya. Penyiksaan terhadap jutaan muslim Uighur di kamp pemerintahan Cina menjadi salah satu bukti hilangnya junnah kaum muslim.

Penderitaan Umat Akibat Ketiadaan Junnah

Penderitaan yang menimpa saudara-saudara kita, baik di Palestina, Rohingya, Uighur, dan yang lainnya sudah berlangsung lama. Namun, kondisinya tidak berubah bahkan makin menderita. Negeri-negeri muslim diam tidak membantu saudaranya. Muslim Uighur meminta bantuan dan perlindungan, tetapi mereka tidak mendapatkannya.

Jelaslah, sesungguhnya yang terjadi adalah ketiadaan pelindung dan perisai bagi umat. Akhirnya, umat Islam menderita, tidak ada yang menolong dan membelanya. Allah Swt. memerintahkan untuk membela sesama muslim yang teraniaya. Sebagaimana firman-Nya, “(Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan, kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Anfal: 72)

Umat Butuh Junnah

Sudah semestinya umat Islam di seluruh dunia memberikan perhatian terhadap permasalahan yang menimpa kaum muslim di mana pun, salah satunya Uighur. Umat Islam harus bersatu membebaskan kaumnya dari segala bentuk penjajahan. Oleh karena itu, solusi tuntas permasalahan ini bukan hanya dengan donasi, boikot, atau doa.

Dibutuhkan usaha yang lebih keras untuk mewujudkan persatuan hakiki dengan menghilangkan sekat-sekat wilayah antarnegara. Umat Islam harus bersatu di bawah satu kepemimpinan, satu bendera, dan satu komando. Itulah Khilafah Islam yang mengikuti manhaj kenabian. Khalifah yang akan menjadi pelindung bagi umat di mana pun mereka berada.

Khatimah

Pangkal malapetaka yang menimpa kaum muslim di dunia adalah kondisi yang berpecah belah sehingga musuh-musuh Islam dengan mudah memeranginya. Mereka memang tidak menghendaki umat Islam bersatu di bawah Khilafah Islamiah karena akan memengaruhi kedigdayaan mereka.

Di bawah sistem kapitalisme, kemalangan bukan hanya menimpa kaum muslim, tetapi juga umat manusia seluruhnya. Dengan demikian, perjuangan mewujudkan kesatuan umat melalui penegakan Khilafah adalah perkara yang sangat penting dilakukan oleh umat Islam seluruh dunia. Wallahu a’lam bishawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Siska Juliana
Siska Juliana Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Trump, Zelenskyy, dan Konstelasi Politik Internasional
Next
Perubahan Membutuhkan Kesadaran Politik
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram