Kekerasan terhadap Anak

Kekerasan Terhadap Anak

Kekerasan terhadap anak terjadi karena sistem kapitalisme sekuler menjunjung tinggi kebebasan individu untuk melakukan apa saja tanpa berfondasi pada agama.

Oleh. Tami Faid
(Kontributor Narasiliterasi.id)

NarasiLiterasi.id-Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak sering terjadi di lingkungan keluarga dan sekitar. Kekerasan terhadap anak kerap kali dilakukan oleh orang dewasa, baik orang tuanya, saudaranya, dan orang lain. Seperti kejadian di Riau. Suami-istri menyiksa bayi yang baru berusia 2 tahun hingga meninggal dunia. AYS (28) suaminya dan istrinya YG (24) mengasuh bayi temannya karena bayi tersebut rewel terus lalu mereka menganiaya dengan menampar mulut, mencubit seluruh tubuh, dan memukul pantat. (Kompas.com, 15-6-2025) Kejadian ini bisa kita ambil hikmahnya agar sebagai orang tua tidak sembarangan untuk mempercayakan putra-putrinya diasuh orang lain. Kejadian ini tidak akan terjadi jika negara menyejahterakan rakyatnya dengan mencukupi kebutuhan hidup tiap warganya.

Perekonomian yang Sulit

Fenomena kekerasan terhadap anak yang melibatkan orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi, faktor emosi yang tidak terkendali, kerusakan moral, iman yang lemah, dan faktor banyak orang tua yang memiliki pemahaman yang lemah terhadap fungsi kedudukan dan peran sebagai orang tua. Faktor yang sering terjadi adanya kekerasan terhadap anak yaitu perekonomian yang sulit. Perekonomian yang sulit membuat orang tua harus bekerja dan banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga orang tua melakukan tindakan dengan meninggalkan anak-anak mereka untuk diasuh ke orang lain, menelantarkan karena orang tua tidak sanggup merawatnya, melakukan penyiksaan karena tekanan hidup dan bahkan melakukan kekerasan seksual. Semua alasan ini karena masyarakat mengalami impitan ekonomi.

Sekuler Kapitalisme Penyebab Kekerasan

Sistem sekuler kapitalisme mendorong terjadinya impitan ekonomi sebab negara tidak bisa mengontrol jalannya perekonomian. Kondisi ini mengakibatkan harga barang naik. Imbas dari lonjakan harga barang membuat para konsumen menghemat uang sehingga hal ini memengaruhi penjualan produk sebuah perusahaan. Dan ini mendorong perusahaan mau tidak mau harus mengurangi tenaga kerja sehingga banyak masyarakat terkena PHK. Impitan ekonomi terjadi juga akibat pemerintah sedikit menyediakan lapangan pekerjaan sehingga banyak pengangguran.

Selain itu, di tengah sulitnya perekonomian, negara justru menaikkan pajak. Negara dalam hal ini tidak mampu memberikan kontribusi untuk menstabilkan perekonomian. Negara lebih mementingkan keuntungan pengusaha daripada memberikan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, para orang tua memutar otak bagaimana mencukupi kebutuhan hidup keluarganya serta bagaimana memberikan pendidikan dan mengasuh anak-anak mereka dengan kondisi yang sulit. Kondisi ini membuat orang tua jadi stres dan akhirnya melakukan tindakan yang di luar hati nurani.

Selain akibat impitan ekonomi, sistem sekuler kapitalisme juga mendorong terjadinya kekerasan seksual pada anak. Sistem ini menjunjung tinggi kebebasan individu untuk melakukan apa saja tanpa berfondasi pada agama. Agama dijauhkan dari kehidupan. Halal dan haram tidak distandarkan sehingga banyak media menayangkan drama, permainan, dan mempromosikan aplikasi-aplikasi yang berbau pornografi dan kekerasan. Dan memudahkan masyarakat tua maupun muda bisa mengakses aplikasi pornografi sehingga hal ini memicu orang untuk berbuat zina dengan melakukan kekerasan seksual terhadap anak. Akhirnya yang menjadi korban adalah anak.

Hukum Mengenai Kekerasan terhadap Anak

Untuk mencegah sering terjadinya kekerasan seksual pada anak, negara sudah merancang undang-undang tentang perlindungan anak dan perlindungan kekerasan seksual pada anak. Namun, pada kenyataannya undang-undang tersebut tidak mampu menuntaskan persoalan kekerasan pada anak. Sebab undang-undang tersebut dibangun berdasarkan ruh sekuler kapitalisme sehingga hal ini tidak bisa menuntaskan segala permasalahan. Hukum berasaskan sekuler kapitalisme tidak bisa membuat pelaku jera dan hukum bisa dibeli dengan uang. Hal ini berbeda dengan hukum yang berasaskan dengan hukum syarak (aturan Islam).

Baca juga: Kekerasan di Sekolah, Salah Siapa?

Solusi Islam

Islam dapat menyelesaikan segala persoalan umat. Dengan penerapan aturan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan, masyarakat akan merasakan kesejahteraan, keamanan, serta kedamaian sehingga anak tidak akan mengalami kekerasan dan pelecehan seksual dari orang dewasa.

Islam sangat melindungi anak sehingga jika ada yang melanggar atau melakukan kekerasan terhadap anak, negara akan memberi sanksi atau hukuman terhadap pelaku. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah An-Nur ayat 33 yang berbunyi, “Janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, jika mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan di dunia. Siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa”.

Negara tidak akan membiarkan masyarakat berbuat yang dilarang oleh Allah. Oleh karena itu, negara akan memberikan pendidikan yang memiliki integrasi tinggi dan komprehensif dalam sistem pendidikan maupun melalui berbagai media. Tidak akan ada celah orang yang mengambil keuntungan dan menyebarkan aplikasi-aplikasi yang berbau pornografi di media sosial. Negara akan menyediakan orang-orang yang ahli teknologi untuk memblokir situs-situs yang masuk dari dalam maupun dari luar negeri. Bagi yang melanggar aturan, akan langsung diberikan sanksi yang membuat orang jera. Islam memberikan sanksi atau hukuman di segala aspek kehidupan agar ketahanan keluarga menjadi kuat dan mampu mencegah terjadinya kekerasan dalam keluarga sehingga anak hidup aman dan nyaman.

Selain memberikan perlindungan kepada anak, negara juga akan memenuhi kebutuhan tiap keluarga agar tiap keluarga terhindar dari impitan ekonomi. Sehingga keluarga bisa merawat anak-anak dengan penuh kasih tanpa terbebani ekonomi. Anak-anak akan menjadi generasi yang berakhlak mulia dan memiliki pemikiran yang cemerlang.

Hikmah

Islam mewujudkan perlindungan anak dari kekerasan orang dewasa dan kekerasan seksual sehingga tidak akan ada anak jadi korban yang ditelantarkan oleh orang tua dan korban kekerasan seksual. Anak akan menjadi insan generasi yang berguna bagi bangsa.

Wallahu a’lam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tami Faid
Tami Faid Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Global March to Gaza dan Diamnya Penguasa Muslim
Next
Kerusakan Alam di Balik Bisnis Wisata
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
nurul suaida
nurul suaida
7 days ago

Astaqfirullah...
memang nyata pelakunya adalah orang2 terdekat.mestinya memberikan kasih sayang justru sebaliknya

trackback

[…] Baca juga: Kekerasan terhadap Anak […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram