
Perang dagang ini dimulai sejak tahun 2018 hingga sekarang. hal ini tentu berimbas pada ekonomi global dan negara-negara yang juga melakukan kerja sama dengan AS dan Cina.
Oleh. Maftucha
(Kontributor Narasiliterasi.Id)
NarasiLiterasi.Id-Perang dagang yang dimainkan AS menunjukkan bahwa negara-negara di dunia saat ini dalam kendali Amerika. Hanya negara yang memiliki sikap politik yang tegas yang bisa melawannya dan itu adalah Khilafah"
Assalamualaikum, Guys, coba jawab, ya! Perang apa yang gak pakai senjata? Nyerah! Jawabannya perang dagang. He he. Di televisi lagi ramai berita perang nih! perang dagang AS dengan Cina yang akhirnya merembet ke Indonesia.
Sebagaimana yang kita lihat dan dengar, Guys, Presiden AS Donald Trump sedang marah ke Indonesia hingga akhirnya Trump mengeluarkan kebijakan mengenakan bea tarif impor ke Indonesia sebesar 32 persen, bahkan bisa ditambah lagi 10 persen menjadi 42 persen karena keanggotaan Indonesia di BRICS.
Ngomong-ngomong soal perang dagang nih, Guys, kalian sudah tahu gak sih, apa perang dagang itu? Terus apa pengaruhnya bagi kita dan bagaimana solusinya? Yuk, check it out .
Perang Dagang
Perang dagang ini awal mulanya terjadi antara AS dan Cina. AS merasa kalau kerja samanya dengan Cina selama ini tidak malah membuat AS untung tapi justru defisit. Banyak produk Cina yang membanjiri Amerika karena harganya yang murah, sedangkan impor Cina terhadap barang AS minim, jadilah produk dalam negeri AS kalah bersaing dan tidak menambah pemasukan bagi AS.
Nah! Guys, untuk proteksi produk dalam negeri dan menutup defisit tersebut, AS akhirnya menetapkan bea masuk produk Cina berupa panel surya sebesar 30 persen dan mesin cuci sebesar 20 persen. Tidak terima diperlakukan demikian, Cina membalas balik kebijakan AS tersebut dengan bea tarif mulai 15 persen hingga 25 persen.
Saling balas tarif inilah yang disebut Perang dagang, Guys. Perang ini dimulai sejak tahun 2018 hingga sekarang. hal ini tentu berimbas pada ekonomi global dan negara-negara yang juga melakukan kerja sama dengan AS dan Cina.
Dalam perkembangannya AS juga memberlakukan tarif bea ini kepada Malaysia, Bangladesh, Vietnam, Suriah, dan Indonesia. Oleh Trump Indonesia dipukul dengan tarif sebesar 32 persen. AS pun mengancam akan lebih keras lagi jika ada yang bernai menentang kebijakan tersebut.
Efek Perang Dagang
Ah! Biarin saja, 'kan yang perang AS dan Cina, kita nyantai saja! Eit! Jangan dikira perang dagang Ini korbannya hanya AS dan Cina saja, Guys. Pada 7 Juli 2025 lalu Presiden AS secara langsung mengirimkan surat kepada Presiden Prabowo terkait tarif impor sebesar 32 persen.
Meskipun masih berlaku tanggal 1 Agustus 2025 mendatang. Namun, pemerintah terus melakukan lobi-lobi agar tarif ini bisa turun, diantaranya Indonesia siap impor produk pangan hingga minyak mentah, LPG, dan BBM dengan nilai Rp309 triliun.
Namun, agaknya rayuan maut ini belum membuahkan hasil, Guys. Presiden AS masih jual mahal dengan Indonesia. Jika tarif ini benar-benar berlaku maka akan ada beberapa efek bagi kondisi perekonomian dalam negeri.
Coba bayangkan, Guys. Ketika kita akan mengimpor suatu barang dengan tarif bea yang cukup tinggi pasti pihak pengimpor bakal mikir dua kali untuk membeli barang kita, akibatnya lambat laun produk kita akan kalah bersaing dengan negara lain. Jika ini terjadi dalam jangka panjang maka dampak berikutnya adalah terjadinya PHK, dan inilah yang ditakutkan masyarakat.
Pengangguran akan makin banyak, persaingan kerja tak terelakkan dan pastinya pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan. So ! What can we do?
Negosiasi yang Merugikan
Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian terus melakukan lobi agar pemerintah AS tidak memberlakukan tarif bea impor sebesar 32 persen. Sejumlah tawaran diberikan untuk meluluhkan hati Paman Sam. Mulai dari memborong produk pangan seperti gandum, energi hingga kerjasama pengelolaan energi kritis.
Walaupun nilai ekspor Indonesia hanya sebesar 10 persen. Namun, agaknya pemerintah Kita masih sangat khawatir dengan kondisi ini. Indonesia dinilai masih sangat bergantung kepada AS akibat hutang luar negeri yang cukup tinggi. Indonesia membutuhkan dolar karena utang kita bayarnya gak pakai rupiah, Guys, tapi pakai dolar.
Untuk itu nilai ekspor Indonesia ke AS harus tinggi, supaya dolar selalu masuk ke kantong. Padahal Impor yang tinggi juga akan berefek pada produk dalam negeri, kerjasama energi kritis juga dinilai akan lebih menguntungkan asing.
Solusi Islam Paling Benar
Kalian harus tahu, Guys! Bahwa Islam juga punya aturan, lo, terkait hubungan politik luar negeri. Bahkan cara pandang Islam ini jangkauannya sangat efektif. Setidaknya ada beberapa hal yang harus kalian tahu bagaimana mekanisme Islam dalam menjalin hubungannya kepada negara-negara di luar Khilafah.
Pertama, asas Islam dalam membangun hubungan politik luar negerinya adalah dakwah dan jihad. Negara di luar Khilafah statusnya sudah jelas, yakni tidak menerapkan syariat Islam, maka mereka adalah sasaran dakwah.
Sedangkan perdagangan hanyalah wasilah saja.
Kedua, Khilafah akan menentukan kepada negara mana dia bisa bekerjasama dan tidak. Negara Islam atau Khilafah tidak akan menjalin kerjasama apa pun dengan negara yang jelas-jelas memusuhi Islam, seperti AS, Israel, dan seterusnya.
Jika negara tersebut tidak memusuhi Islam, maka akan diikat dengan perjanjian. Ketika sebuah negara mengenakan tarif perdagangan maka Khilafah juga akan memberlakukan hal yang sama.
Hal ini sebagaimana apa yang disampaikan oleh Khalifah Umar bin Khattab ketika ditanya oleh Abu Ubaid tentang pungutan yang diambil oleh ahlul harbi kepada pedagang muslim.
Ketiga, Khilafah adalah sebuah negara yang besar, dalam sejarahnya wilayah Khilafah cukup luas, hampir tiga perempat dunia telah dikuasai oleh Islam. Dengan demikian pangsa pasar negara Islam juga sangat besar, sehingga tidak bergantung pada ekspor ke luar negeri. Hal inilah yang menjadikan Khilafah tidak bergantung pada negara lain.
Baca: Kebijakan Tarif AS, Bukti Lemahnya Kapitalisme
Keempat, Khilafah tidak bergantung pada mata uang dolar sebagaimana dunia saat ini. Mata uang dinar dan dirham adalah mata uang resmi Khilafah, mata uang ini kuat dari terpaan badai krisis. Islam akan menghindari utang dari luar negeri, Jika pun terpaksa maka kebutuhan tersebut akan dipenuhi dari daribah atau pajak yang dipungut dari para aghniya atau rakyat yang terkategori kaya, itupun hanya sementara saja.
Khatimah
Demikian, Guys, mekanisme Islam dalam mengatur politik luar negerinya, jadi, kalian sudah paham 'kan! betapa kerennya aturan Islam. Yuk, Guys, tingkatkan terus pemahaman kita terhadap syariat Islam. Wallahu a'lam bishawab. []
Disclaimer
www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com
