Indonesia, 80 Tahun Merdeka Rakyat masih Terjajah

indonesia masih terjajah

Sistem ini telah menyebabkan masyarakat terjajah dalam berbagai aspek kehidupan, yaitu sistem ekonomi, politik, sosial, dan sampai ke dalam pemikiran masyarakat.

Oleh. Titi Raudhatul Jannah
Kontributor NarasiLiterasi.Id

NarasiLiterasi.Id--Tahun 2025, Indonesia memasuki usia 80 tahun kemerdekaan. Kemerdekaan Indonesia selalu dirayakan setiap tahunnya. Namun, di balik perayaan kemerdekaan negeri ini, justru rakyat tidak merasakan kemerdekaan itu sendiri. Rakyat Indonesia justru merasa terjajah melihat kondisi negeri yang makin jauh dari kata sejahtera. Kemiskinan dan kesulitan ekonomi masih menjadi beban yang berat bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Tentunya problematika kehidupan masyarakat kian hari tidak kunjung terselesaikan.

Dikutip dari tirto.id (07-08-2025) kondisi rakyat yang berada di kelas menengah ke bawah makin sulit untuk sejahtera dan cenderung rentan terhadap kemiskinan. Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan drastis dalam lima tahun terakhir, yaitu sekitar 9,48 juta jiwa. Penurunan ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan barang-barang kebutuhan pokok, pengurangan daya beli, ketidakpastian ekonomi, dan sebagainya. Rakyat kelas menengah ke bawah dihadapkan dengan tantangan dalam mempertahankan gaya hidup mereka, karena semakin meningkat tekanan ekonomi yang dihadapi.

Selain itu, hampir 1 juta pekerja Indonesia terkena PHK pada 2024, terutama di industri tekstil. Diperkirakan ada 14 perusahaan tekstil melakukan PHK terhadap 13.061 tenaga kerja dan 34 pabrik tekstil gulung tikar. Pemerintah berdiskusi untuk menciptakan langkah mitigasi. Faktor-faktor yang mendorong PHK massal meliputi melemahnya kondisi ekonomi global, dampak yang masih berlanjut dari pandemi Covid-19, serta meningkatnya produk impor (metronews.com, 08-08-2025).

Tentunya problematika yang terjadi tidak hanya dari segi ekonomi saja. Namun, dari segi pemikiran generasi muda dihadapkan dengan program dan narasi yang makin mengokohkan pemahaman kapitalisme dan deradikalisasi terorisme (rri.co.id, 17-06-2025).

Sistem Salah, Masyarakat Indonesia masih Terjajah

Kondisi ini merupakan realitas yang masih kita rasakan hingga hari ini. Meskipun negeri kita telah merdeka selama 80 tahun, tetapi sistem yang diterapkan belum mampu menuntaskan permasalahan dari berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sistem ini telah menyebabkan masyarakat terjajah dalam berbagai aspek kehidupan, yaitu sistem ekonomi, politik, sosial, dan sampai ke dalam pemikiran masyarakat.

Masyarakat kecil terjajah oleh sistem ekonomi yang hanya menguntungkan para pemilik modal, para pengusaha dan penguasa. Akhirnya, masyarakat yang terjajah terpaksa hidup dalam kemiskinan dan kekurangan, sementara para pemilik modal dan para pengusaha semakin kaya.

Masyarakat juga terjajah oleh sistem politik yang korup. Para pemimpin yang korup hanya memikirkan kepentingan pribadi mereka, bukan kepentingan rakyat. Ini telah menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah. Masyarakat yang bersuara menyatakan kebenaran pun diabaikan dan dibungkam pendapatnya.

Sistem sosial yang diskriminatif juga telah menyebabkan masyarakat terjajah. Diskriminasi minoritas, dan kelompok marginal lainnya masih sangat umum. Ini telah menyebabkan masyarakat kehilangan kesempatan dan hak-hak mereka dalam mendapatkan pekerjaan yang layak.

Selain itu, masyarakat secara tidak sadar telah terjajah pemikirannya. Melalui kebijakan pemerintah, kurikulum, bahkan sampai media pun disusupi dengan ide-ide kapitalis sekuler, yang telah memisahkan pemahaman Islam kaffah di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Islam tidak dijadikan dijadikan solusi, sehingga seluruh problematika yang dihadapi masyarakat tidak dapat terpecahkan.

Baca juga: Indonesia Gelap, Butuh Cahaya Islam

Terapkan Syariat Islam

Oleh karena itu, agar masyarakat tidak terjajah oleh negeri sendiri, tentunya sistem dan aturan yang diterapkan harus diubah. Negeri ini haruslah memiliki sistem dan aturan yang sesuai dengan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan.
Tidak hanya itu saja, pemimpinnya haruslah memiliki pola pemikiran Islam begitupula dengan pola sikapnya. Pemimpin yang bertanggung jawab, adil, bijaksana dalam menetapkan kebijakan, dan mendahulukan kepentingan rakyatnya itulah yang sangat dibutuhkan oleh rakyat.

Kemerdekaan Sejati dengan Sistem Islam

Kemerdekaan sejatinya adalah kebebasan dari segala bentuk penindasan, tekanan, dan belenggu yang menghalangi kemajuan bangsa. Kita sebagai masyarakat haruslah memiliki pandangan bahwa Islam dapat dijadikan sebagai solusi dari segala problematika kehidupan. Dengan memiliki pandangan Islam, mengembalikan sistem dan aturan (hukum) Islam di tengah-tengah kehidupan, masyarakat pun dapat terbebaskan dari segala bentuk penjajahan.

Dengan diterapkan sistem Islam secara kaffah, negara akan menjadi pengatur dan pelindung bagi rakyatnya. Kepemilikan umum seperti sumber daya alam yaitu air, api, dan padang rumput) dikelola oleh negara demi kepentingan rakyat. Dan hasil yang telah dikelola oleh negara akan diberikan kepada rakyat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dimulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan.

Dalam negeri Islam, masyarakat akan difasilitasi dengan diberikan lapangan pekerjaan yang layak melalui industrialisasi. Negara memfasilitasi pendidikan yang layak bagi generasi, dimulai dari sarana prasarana, kurikulum, materi, sampai kepada pendidik. Dengan pendidikan yang menanam akidah Islam dalam diri generasi sejak dini, mereka tidak akan goyah jika disusupi oleh ide-ide yang merusak.

Inilah yang dinamakan kemerdekaan sejati yang sangat dinantikan oleh masyarakat. Tentunya kita butuh perjuangan yang ekstra dalam mengembalikan kehidupan Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Titi Raudhatul Jannah
Titi Raudhatul Jannah Kontributor Narasilterasi.id
Previous
Kelaparan Gaza dan Kewajiban Iman Kita
Next
Ketakutan Kafir Barat Akan Kebangkitan Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca: Indonesia, 80 Tahun Merdeka Rakyat masih Terjajah […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram