Perempuan Teduh

Jadilah perempuan yang unik, mampu meneduhkan mata yang memandang dan menyejukkan hati yang gersang.


Judul : Perempuan Teduh
Penulis : Harun Tasif
Editor : Akmal Nurdwiyan
Penerbit : nunbooks
Tahun Terbit : 2021
Cetakan ke : 7
Tebal Buku : 212 halaman
Peresensi: Dhini Islamuddin

NarasiPost.Com-Bicara tentang perempuan, sejatinya kita bicara tentang masa depan peradaban. Hampir di setiap sejarah, perempuan selalu berperan penting dalam melahirkan serta menumbuh kembangkan generasi cerdas bakal pemimpin ulung.

Sebut saja, misalnya Muhammad Al Fatih bin Murad II yang lahir dari seorang ibu bertakwa lagi taat. Juga, Nabi Muhammad Saw yang diutus Allah Swt sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, lahir dari rahim seorang ibu yang lembut lagi tulus.

Buku ini memaparkan pentingnya peran perempuan dalam membangun peradaban, perempuan yang berilmu, selalu dekat dengan Rabb-Nya, serta ia memahami fitrahnya yang hakiki. Realita dunia hari ini di tengah sistem sekuler kapitalistik telah menggerus secara perlahan fitrah perempuan yang hakiki.

Tak sedikit perempuan yang mengejar kesetaraan dengan laki-laki. Gaung feminisme sudah menjadi opini umum di tengah masyarakat saat ini. Ide-ide kesetaraan gender yang dipelopori oleh tokoh-tokoh perempuan Indonesia seakan menjadi permasalahan urgent dan harus segera diatasi. Namun, di buku ini penulis sangat piawai dalam meluruskan kekeliruan yang digaungkan oleh kaum feminisme dengan bahasa yang sederhana dan ringan.

Tak cukup itu, perempuan hari ini sangat menyukai dunia kecantikan. Berbagai ajang fashion show memberikan ruang bagi perempuan untuk bersaing hanya untuk diakui siapa yang paling cantik. Berbusana dengan gaya kekinian, dihiasi pernak pernik yang menarik, berdandan dengan penuh pesona hingga dirinya layak disebut sebagai primadona dalam sehari. Ada kutipan kalimat yang cukup apik dalam buku ini (kecantikan tak pernah bertahta sepanjang masa. Semua memiliki batas. Kalau ada kecantikan yang hakiki, maka itu terletak pada kemuliaan hati).

Memang, banyak perempuan yang berlomba-lomba untuk tampil cantik hingga rela membayar berapa pun asal dirinya bisa membuat semua mata terpesona. Rela melakukan operasi plastik, asalkan ada uang. Kecantikan diburu bak sesuatu yang berharga, bahkan letaknya sama seperti kehormatan. Jadi, bila tidak cantik berarti tidak mulia, tidak terhormat, tidak terpandang, bahkan tidak memiliki teman.

Padahal sejatinya kemuliaan perempuan bukan pada anggun parasnya, namun dari akhlak yang senantiasa terjaga, dan hati yang selalu memahami. (Jadilah perempuan yang senantiasa menenangkan ketika dipandang serta meneguhkan saat membersamai. Semua itu tidak dapat dimiliki ketika jauh dari ilahi). Kutipan quotes halaman 59.

(Jadilah perempuan yang unik, mampu meneduhkan mata yang memandang dan menyejukkan hati yang gersang). Kutipan kalimat yang mengajak kita sebagai perempuan agar tetap meneduhkan, enak dipandang, dan kehadirannya selalu dirindukan.

(Perempuan teduh kerap kali mendinginkan suasana dengan canda tawa yang tetap lembut, mengingatkan dengan sedikit cubitan namun halus, kadang marah karena sayang). Kutipan kalimat halaman 156.

(Jadilah perempuan yang meneduhkan dengan berdekatan pada-Nya. Sebab ketenangan bersumber dari sisi-Nya. Jadilah perempuan yang meneduhkan untuk orang tua, suami, dan anak). Kutipan kalimat halaman 156.

Buku ini bagus dibaca oleh remaja dan orang tua. Bahasanya ringan dan mudah dipahami. Isinya menjadi reminder terbaik kita kala diri ini sudah mulai tergoda oleh dunia. Perlahan mulai menggoyahkan fitrah kita yang sejati, yakni menjadi perempuan yang selalu berpegang teguh pada syariat-Nya. Uraian kalimatnya menyentuh kalbu dan mengingatkan kita agar menjadi perempuan teduh di tanah yang gersang. Siap ya, menjadi perempuan teduh yang menyejukkan!

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Islam yang Terasingkan
Next
Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah
bubblemenu-circle linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram